Let's play the song that Sean heard tonight👆
Wang Yibo menuruni tangga mengikuti kemana Sean membawanya. Mereka beriringan menuju ruangan utama tempat radio bermasalah itu berada.
Sean menunjuk benda tua yang kini tidak mengeluarkan suara apa pun. Dia sempat tercekat beberapa saat, dia sangat yakin bahwa ia mendengar radio tua itu berpindah siaran dengan sendirinya serta mendengar bisikan misterius.
“Radio itu,” gumam Sean pelan.
“Tadi aku mendengar lagu itu ... lagu itu ...” ia terbata-bata.
Memejamkan mata sekilas, Sean menggoyangkan kepala mengusir lintasan gelap dalam benaknya.
“Lagu itu membuatku takut. Aku tidak tahu mengapa ....”
Ketika Yibo mengutak-ngatik radio tape, saluran yang memutar lagu sudah mati. Radio itu tidak mengeluarkan bunyi apa pun dan ruangan sunyi senyap.
“Jadi siarannya berubah sendiri?” ia menoleh pada Sean.
Pemuda berkacamata itu mengangguk, sedikit khawatir Yibo akan menganggap dirinya berbohong atau berhalusinasi.
“Sepertinya memang ada penyusup di propertimu.” Yibo bersandar pada salah satu rak, berdiri santai dengan kedua tangan di saku celana.
Sean mengatupkan bibir, menunduk sekilas dengan alis bertaut.
“Dan kau mendengar bisikan?”
Sekali lagi Sean hanya mengangguk.
Gema? Mustahil?
Suara itu sepertinya memanggilnya dan terdengar mendesak seperti ada sesuatu yang penting.
Suara itu datang dari luar. Sean yakin akan hal itu. Ada orang lain memanggil namanya dan orang itu berdiri di luar, entah pintu atau jendela.
Tetapi tak ada siapa pun di luar sana.
“Apakah itu hantu?” Sean bergumam ragu-ragu.
Wang Yibo mencibirkan bibirnya dalam ketidaksetujuan.
Ini jelas ulah iseng seseorang, suasana di rumah ini memang sepi tetapi tidak terlalu buruk. Taktik menakut-nakuti seperti ini terlalu mudah dan sederhana.
Untuk beberapa alasan, Yibo merasa memang ada aura tidak nyaman. Dia tertegun beberapa saat, kemudian beralih memeriksa pintu kamar tidur Sean.
Dia memutar knob dan mendorong pintu yang terbuka dengan mudah.
Kondisi dalam kamar tidak ada yang berubah, Sean mengintip dari balik bahu Yibo dan menghela nafas lega.Yibo menatap pada Sean, seakan-akan mencari tanda-tanda bahwa pemuda tampan itu memang hanya berkhayal atau hanya sedikit stress karena tekanan pada pikiran.
“Maaf Sean, tapi aku tidak menemukan apa-apa. Aku khawatir kau hanya lelah.”
Sean masih tidak bersuara, tapi deru nafasnya menunjukkan bahwa dia cukup gelisah.
“Aku akan memberimu hadiah seekor kucing lucu,” Yibo berkata sambil kembali menutup pintu kamar Sean setelah melirik nakal ke dalamnya.
“Kucing?” gumam Sean.
Keduanya kembali ke ruangan utama dan duduk di sofa berseberangan dengan piano.
“Yah, kau menyukai kucing?” Yibo mengerling manis.
“Mmmm …” Sean melemparkan senyum hambar.
“Atau kau membutuhkan seseorang untuk menemanimu di rumah ini?” usik Yibo lagi, dia menepuk-nepuk bagian bawah t-shirtnya yang terkena noda cat.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐚𝐯𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫'𝐬 𝐁𝐥𝐮𝐞 (𝐘𝐢𝐳𝐡𝐚𝐧)
FanficDemi menciptakan satu simfoni yang indah, seorang pianis bernama Sean memutuskan menyepi di sebuah rumah musim panas di kota kecil Seefeld yang dibelinya setahun lalu. Dikawal keheningan dan suasana damai padang lavender, Sean menemukan satu simfon...