20th Petal

542 111 10
                                    

Let's play this 'L for Love'
Very romantic song
I love it ❤

🌸 Happy Reading 🌸

Sedan abu abu metalik itu memasuki halaman rumah Sean yang senantiasa terbuka menyambut siapapun datang. Hari masih cukup pagi dan Yibo bisa menyaksikan tetesan embun meluncur dari pucuk daun dan rerumputan.

Pemuda itu memarkir mobil, membuka kaca, membiarkan aroma bunga-bunga gardenia yang bermekaran di taman memenuhi mobilnya. Kemudian dia membunyikan klakson sebanyak tiga kali.

Lima menit kemudian Sean muncul dari balik pintu.

"Kupikir siapa yang membuat keributan pagi-pagi begini," pemuda manis berkacamata itu membungkuk di depan kaca mobil Yibo, mengintip si pengemudi yang sudah rapi, segar dan sangat tampan.

"Aku ingin memberimu kejutan," Yibo menoleh, tersenyum manis.

"Kau berhasil. Aku cukup terkejut."

"Bagaimana tidurmu semalam?"

Sean mengangkat alis, "Lumayan."

Dia mengetuk kaca mobil Yibo dan bertanya dengan nada memaksa.
"Bagaimana jika kita minum kopi di dalam?"

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke danau Kalt," Yibo nampaknya kurang setuju, dia memikirkan gagasan untuk sarapan di jalan, minum kopi di coffee shop yang ia pilih secara acak. Tetapi Sean sepertinya tidak terbiasa dengan ketidakteraturan itu. Dia terlihat kaku dan --

Wang Yibo mendesah.

Membosankan...

"Aku harus bersiap-siap. Masuklah sebentar. Lagipula kau tidak mengabariku sebelumnya. Jadi bukan salahku jika akhirnya kau harus menunggu," Sean berargumen.

Yibo mengangkat bahu, lantas tersenyum tipis.

"Baiklah."

Sean mundur dari kaca mobil dan menuju pintu rumah. Yibo melangkah turun dari mobil, menghirup udara segar sejenak sebelum mengikuti sang empunya rumah.

"Mengapa tiba-tiba mengajak aku ke danau Kalt?" Sean mengaduk kopi, menyajikannya di meja makan di mana Yibo duduk dan menyangga dagunya dengan telapak tangan.

"Hanya ingin memberimu suasana baru yang lebih menyenangkan, aku khawatir rumah ini membuatmu bosan."

Sean melangkah menuju jendela, tirainya sudah terbuka, dia menarik vitrase, menggerakkan dagunya ke luar sana.

"Padang lavender terbentang indah, bagaimana aku bisa bosan," ia tersenyum.

Yibo memandang ke luar jendela, di kejauhan sana hamparan biru keunguan terlihat menakjubkan seperti gambar-gambar di kartu pos semasa ia kecil dulu. Pemandangan itu sangat indah sehingga nyaris seperti lukisan buatan manusia. Tidak nyata, tetapi sebenarnya ada.

"Kau benar," Yibo mengalah.

"Tapi aku sudah berencana menikmati keindahan danau Kalt bersamamu, sebelum kau kembali ke Wina. Bahkan aku menyewa satu kamar di penginapan molek kawasan danau itu."

Mendengar penuturan Yibo, Sean melebarkan mata dan tertawa gugup.

"Wah Dr. Wang, kau memang penuh kejutan.."

"Jadi kau setuju?"

"Hmm--" Sean berlalu menuju kamarnya, tanpa memberikan jawaban pasti. Melihat tingkah Sean, Yibo hanya menggeleng perlahan.

"Pemuda ini bisa membuat siapapun penasaran," dia menggumam, bersimpati pada dirinya sendiri.

🥀🥀🥀

𝐋𝐚𝐯𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫'𝐬 𝐁𝐥𝐮𝐞 (𝐘𝐢𝐳𝐡𝐚𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang