Let's play this beautiful piano instrumental 👆
'Wild Flower' for Sean🌸 Happy Reading 🌸
Selagi pucuk-pucuk lavender berganti ke warna keemasan sepuhan dari matahari senja, keheningan yang aneh mengepung rumah Sean.
Tak ada bunyi dengung serangga di taman, atau pekik burung di kejauhan. Bahkan gemerisik dedaunan pun seakan sungkan memecah kesunyian.
Sean sudah terbiasa dengan kekosongan dan keheningan yang dia sebut sebagai kedamaian. Di tengah-tengah kekosongan itu, ia berjalan perlahan-lahan menuju pianonya. Mengisi sepanjang sore dengan lantunan irama lambat yang memancarkan kesedihan akibat pantulan dari kesunyian hati.
Mengenakan kemeja putih sederhana dan celana santai hitam, Sean menunduk dalam menekuni tuts piano. Mengamati kelenturan jemarinya sendiri, kacamata berbingkai logam tergantung anggun di pucuk hidungnya.
Dia merindukan Wina, aroma udaranya, teater Musikverein,dia mengenang bagaimana dulu hidupnya begitu damai dan bahagia.
Sampai malam pembunuhan itu.
Darah!
Hmmftt....
Nafas Sean sesak seketika. Dia mengangkat jemari dari piano, menyentuh leher dan dadanya.
Sepasang mata ayahnya yang terbuka dalam kematian.
Sosok-sosok berbaju hitam.
Mengapa?!
Sean terengah-engah. Serasa ada sepasang tangan mencekik lehernya, ada hawa dingin yang menggigilkan membungkus tubuhnya.
Dia mendongak cepat, membelalak ke langit-langit ruangan. Secara perlahan menghirup udara, meredakan guncangan trauma yang mengerikan.
Sean perlahan bangun dari duduknya, berjalan menuju meja di sisi lain ruangan, mengambil gelas dan mengisinya dengan air dari teko porselin.
Semakin lama ia terkurung dalam kesunyian rumah ini, ia merasa semakin terperangkap. Baik itu dalam dinding-dinding rumah yang membisu, seakan bergerak maju nyaris memghimpitnya, mau pun terperangkap kegelapan pikirannya sendiri yang menciptakan satu lubang hitam tak berdasar di mana ia terus terhisap dan terhisap.
Detak jam tiba-tiba mengusiknya, Sean melihat waktu sudah pukul lima sore. Wang Yibo belum pulang dari tempat kerjanya, mungkin dia juga memiliki agenda keluar kota, sampai saat ini dia belum mengontaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐚𝐯𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫'𝐬 𝐁𝐥𝐮𝐞 (𝐘𝐢𝐳𝐡𝐚𝐧)
FanfictionDemi menciptakan satu simfoni yang indah, seorang pianis bernama Sean memutuskan menyepi di sebuah rumah musim panas di kota kecil Seefeld yang dibelinya setahun lalu. Dikawal keheningan dan suasana damai padang lavender, Sean menemukan satu simfon...