11th Petal

607 122 21
                                    


Jalan raya itu sesepi saat pertama Sean melewatinya walaupun sudah mendekati jam makan siang. Sean masih memikirkan kunjungan aneh barusan, terasa sesuatu mengganjal dalam hati. Rasanya ada potongan potongan yang tidak cocok pada tempatnya. Awalnya dia mengira Ms. Cynthia tidak setua itu, lalu kondisinya..

Kondisinya agak -- memilukan.

Mengatupkan bibir rapat-rapat mengatasi gundah yang melekat dan semakin pekat, Sean menekan tombol audio dan memutar satu lagu instrumental piano.

Alunan nada instrumen piano 'Romantico' yang mendayu membawa jiwanya seakan melayang, sejalan dengan laju putaran roda yang semakin kencang. Pepohonan di sepanjang tepian berlarian kala Sean menginjak pedal gas semakin dalam.

Saat itu tiba-tiba lagu berganti. Dentingan piano semakin asing, sesaat terdengar familiar, alunan nada semakin lama semakin mengguncang, membawa alam bawah sadarnya pada bayangan-bayangan mencekam, mengerikan. Sean mengernyit, isi kepalanya serasa diaduk. Dia mengangkat kaki dari pedal gas, melepas kemudi dan mencengkeram kepala yang seakan mau pecah.

Apa ini? Lagu ini?

Irama ini membuatku--

takut..

Mobil berhenti secepat dia menginjak rem. Tubuhnya terdorong ke depan bersamaan rasa mual mendesak di lambungnya.

Terengah-engah dan pucat pasi, Sean menatap nyalang pada audio mobil yang masih memutar lagu terkutuk itu.

Ini--

Ini -- Lavender's Blue

Lagi-lagi..

Setengah memberontak, Sean membuka seatbelt dan mendorong pintu. Dia melompat keluar dari mobil, terhuyung-huyung mundur. Ekspresinya masih berselimut teror.

Beberapa detik dalam kesunyian mengerikan, jalanan itu masih lengang. Sean berdiri linglung di tepi jalan sementara pintu mobilnya masih terbuka.

Derum mesin samar terdengar kemudian mendekat dan semakin dekat hingga akhirnya berhenti. Sean menoleh terkejut. Sebuah Mercedes hitam berhenti tepat di belakang mobil miliknya.

"Sean!"

Crystal Zhang menyembulkan kepala dari kaca mobil.

"Kau rupanya," Sean mendesah penuh kelegaan.

"Apa aku mengagetkanmu?" Crystal Zhang keluar dari mobil, berjalan menghampiri Sean yang masih merinding.

Sean memaksakan tawa parau dan kering.

"Apa semua baik-baik saja?" Crystal melirik ke pintu mobil yang terbuka.

Instrumental dari audio mobil telah berhenti mengalun. Tertunduk bingung, Sean menggigit bibir dan menjawab.

"Ya. Tidak ada apa-apa."

Crystal mengawasi pemuda tampan yang terlihat berbeda sejak kali pertama ia berjumpa satu pekan lalu.

Sean yang ia lihat terlihat pucat dan kacau, kehilangan ketegasan dan ketenangan dalam auranya.

"Kau pergi berjalan-jalan?" Crystal bertanya penasaran. Naluri wanita penggosip yang suka ingin tahu urusan orang lain mendesak dari dalam dirinya.

"Aku baru dari Munder Street, mengunjungi rumah Ms. Cynthia."

"Untuk apa?"

"Aku ingin menanyakan beberapa pertanyaan tentang rumah itu dan sejarahnya."

Crystal tersenyum misterius.

"Kau tidak tahu, wanita itu gila."

Bagaikan dihantam gelombang tak terduga, Sean merasa oleng dan nyaris kesulitan menangkap pesan.

𝐋𝐚𝐯𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫'𝐬 𝐁𝐥𝐮𝐞 (𝐘𝐢𝐳𝐡𝐚𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang