Happy reading~
Awas typo!
-
-
-Hitomi sedari tadi hanya cemberut. Hari ini mood-nya sedang buruk. Di hari Minggu yang harusnya ia habiskan untuk bersantai-santai di kamar sambil menonton drama ditemani camilan kesukaannya, malah harus mencari tanah liat di sawah. Bukannya ia jijik atau apa, tapi hari ini sangat panas, walau masih terbilang pagi. Ditambah lagi Hitomi satu kelompok dengan Haechan yang notabene-nya adalah musuh Hitomi.
"Ayo berangkat sekarang," ajak Sunwoo.
Saat ini, kelompok satu sedang berkumpul di rumah Sunwoo karena rumah Sunwoo dekat dengan sawah. Jadi mereka bisa mencari tanah liat di sawah lalu membuatnya di rumah Sunwoo.
"Aku disini saja, ya? Panas sekali diluar," pinta Hitomi.
"Tidak, tidak, tidak. Kamu harus ikut. Enak saja kamu diam disini sedangkan kami kepanasan dan kotor," sergah Haechan.
"Iya. Kau manja sekali. Ini masih jam 10, matahari belum terlalu terik," sahut Lia.
Hitomi berdecak kesal. "Ya sudah, deh. Ayo!"
Kemudian mereka berenam berjalan bersama menuju sawah yang tidak terlalu jauh dari rumah Sunwoo.
"Sunwoo, kita mau ambil tanah liat di sawahnya siapa? Sudah izin belum?" tanya Yeji.
"Punyanya kakekku. Tenang saja, aku sudah izin, kok. Lagi pula Haraboeji ada disana bersama Halmoeni," jawab Sunwoo. Yeji mengangguk paham.
"Kamu jalannya bisa cepat sedikit tidak? Lama sekali, sih kamu!" sentak Haechan yang berjalan dibelakang Hitomi.
Saat ini mereka sedang berjalan di jalan setapak kecil yang ada di sawah. Jadi mereka harus berjalan satu per satu.
"Aku sudah cepat ini jalannya! Kamu juga jangan menginjak sandalku, dong!" balas Hitomi.
"Kamu, sih jalannya kurang cepat. Jadi ya terinjak sandal kamu. Makanya punya kaki itu yang panjang," sahut Haechan.
"Terserah aku dong mau punya kaki panjang atau pendek. Kenapa jadi kamu yang repot?!"
"Yaa! Kalian berdua bisa diam tidak?! Aku akan menceburkan kalian ke sawah kalau tidak bisa diam!" ancam Lia yang sudah jengkel mendengar pertengkaran Hitomi dan Haechan. Setelah ditegur, barulah Hitomi dan Haechan diam.
Tak lama, mereka akhirnya sampai di sawah milik kakeknya Sunwoo.
"Harabeoji, tanah liatnya ada dimana?" tanya Sunwoo.
Sang kakek yang sedang sibuk menanam padi mendongak melihat cucunya. "Di ujung sana ada banyak. Ambil disana, tapi jangan rusak tanaman Haraboeji," ujar kakek.
"Siap, Haraboeji!"
Kemudian Sunwoo dan teman-temannya menuju ke tempat yang tadi ditunjuk oleh sang kakek. Mereka pun sibuk mengambil tanah liat basah dari sawah yang kemudian mereka letakkan di plastik yang tadi sudah dibawa.
"Eh, kita main disini saja dulu. Lagi pula baju kita sudah kotor," ajak Haechan setelah selesai mengambil tanah liat.
"Tapi aku tidak membawa baju ganti," ucap Hyunjoon.
"Alah, nanti pinjam bajunya Sunwoo." Haechan mengalihkan pandangannya pada Sunwoo. "Iya, 'kan Sunwoo?" tanyanya yang langsung dijawab oleh anggukan kepala dari Sunwoo.
"Ayo! Aku sama Lia bawa baju ganti karena aku yakin kalau kita akan kotor-kotoran," ujar Yeji. Gadis bermata sipit itu mengarahkan pandangannya pada Hitomi. "Hitomi, kamu ikut tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You [IZ*ONE]✔️
Fanfiction°•°Tanpamu, aku kosong°•° "Kenapa mencintaimu bisa sesakit ini?" ~ Choi Yena. "Maaf, aku sudah tidak sanggup lagi. Aku menyerah," ~ Kim Chaewon. "Mengapa takdir cintaku begitu rumit?" ~ Kwon Eunbi. "Harusnya aku tidak mencintaimu sejak awal," ~ Lee...