🔮Love Bubble

131 18 17
                                    

Happy reading~

Awas typo!

-
-
-

Pagi ini, Yena sudah rapi dengan sweater kuning serta celana kulot hitam. Rambutnya ia kuncir ekor kuda. Setelah memoleskan lipbalm di bibirnya, Yena segera meraih sling bag-nya kemudian keluar dari kamar.

"Tumben hari libur begini kau mandi. Mau kemana?" tanya Choi Sungmin, kakak laki-laki Yena yang kebetulan hendak ke dapur untuk minum.

"Mau tahu saja. Lagipula setiap pagi aku juga mandi entah itu libur atau tidak. Kau pikir aku seperti dirimu? Sudah bangun kesiangan, tidak mandi pula," sahut Yena yang membuat Sungmin kesal.

"Yaa, ini baru jam 8 lebih, masih pagi. Jadi aku tidak bangun kesiangan," balas Sungmin. Yena tak menghiraukan kakak laki-lakinya itu. Ia berjalan menuju rak sepatu dekat pintu dan mengambil sepatunya lalu memakainya.

"Oh, ya Oppa. Eomma kemana?" tanya Yena yang masih fokus memakai sepatu.

Bukannya menjawab, Sungmin malah membuka kulkas lalu mengambil botol berisi air. Merasa tak ada respon dari kakaknya, Yena pun menoleh.

"Yaa, Oppa! Aku bertanya padamu!"

"Mana ku tahu. Aku saja baru bangun," kata Sungmin setelah menenggak habis air dari dalam botol.

"Hanya begitu saja lama sekali jawabnya," cibir Yena. Kemudian ia berdiri karena sudah selesai memakai sepatu. "Aku pergi dulu. Nanti kalau Eomma bertanya, bilang saja aku pergi jalan-jalan bersama temanku," ujar Yena berpesan pada Sungmin. Sungmin hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban. Merasa sudah mendapat jawaban, Yena pun keluar dari unit apartemennya dan segera pergi ke tempat pacuan kuda untuk menepati janjinya pada Mark beberapa hari lalu.

Yena berangkat satu jam lebih awal karena perjalanan ke sana membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Ia juga ingin melihat-lihat kuda di sana dulu sebelum menungganginya.

Sesampainya di sana, Yena segera menuju ke kandang kuda ditemani salah seorang petugas laki-laki paruh baya untuk melihat-lihat kuda.

"Joesonghaeyo, Agassi." Yena menoleh pada petugas itu. "Bisakah kau melihat-lihat kudanya sendiri dulu? Ada yang harus saya urus. Nanti jika sudah selesai memilih, silahkan panggil saya," ujar petugas itu.

"Oh, ne Ahjussi," sahut Yena. Kemudian petugas itu berlalu pergi. Yena pun kembali melihat-lihat kuda yang ada di sana.

"Eoh? Bukankah itu kuda yang waktu itu ditunggangi Haknyeon?" tanya Yena pada diri sendiri saat melihat kuda warna cokelat yang cukup familiar baginya berada di ujung kandang. Gadis itu kemudian berjalan mendekati kuda tersebut.

"Annyeong," sapa Yena pada kuda itu sembari mengusap kepala kuda itu.

"Kau lucu sekali. Aku ingin menunggangimu, tapi bagaimana kalau hari ini Si Tukang Makan itu datang? Pasti dia akan memilihmu," ujar Yena masih dengan mengusap kepala sang kuda. Setelah mengatakan itu, tiba-tiba kuda berwarna hitam bercorak putih yang ada tepat disebelah kuda cokelat itu berbunyi. Yena mengalihkan perhatiannya pada kuda itu.

"Oh, annyeong. Apa kau ingin ku tunggangi?" tanya Yena. Kuda itu bersuara lagi seakan menjawab pertanyaan Yena.

"Baiklah, aku akan menunggangimu. Tunggu sebentar ya, aku panggil petugas dulu," kata Yena. Ia pun bersiap untuk pergi memanggil petugas.

"Tidak boleh."

Yena menghentikan langkahnya setelah mendengar sebuah suara yang melarangnya. Lalu ia menoleh ke sumber suara. Wah, feeling-nya benar. Ju Haknyeon datang ke tempat pacuan kuda.

Nothing Without You [IZ*ONE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang