Happy reading...
Awas typo!
-
-
-Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Artinya pelajaran hari ini telah usai. Seluruh siswa langsung membereskan peralatan tulisnya kemudian segera pulang.
"Kim Minju! Choi Lia! Hwang Hyunjin! Lee Juyeon! Bang Chan! Jangan lupa piket sore!" teriak Sangyeon si ketua kelas mengingatkan kelima siswa 2-2 untuk piket sore. Yang dipanggil namanya mengiyakan perintah Sangyeon.
"Mau ku tunggu?" tanya Hitomi pada Minju yang memang biasanya pulang bersama Minju.
"Tidak usah. Kau pulanglah lebih dulu," jawab Minju. Hitomi mengangguk kemudian beranjak pergi. Minju sendiri langsung mengambil sapu di pojok kelas kemudian menyapu lantai kelas bersama Lia. Sedangkan Juyeon, Chan, dan Hyunjin mengangkat kursi untuk diletakkan diatas meja.
Sekitar 15 menit kemudian, mereka berlima sudah selesai membersihkan kelas. Kemudian mereka pun keluar kelas. Sebelum pulang, Minju mengambil beberapa buku yang kemarin ia tinggal di loker yang ada di depan kelas.
"Oh, Lee Juyeon. Menunggu Yujin?" tanya Minju pada Juyeon yang sedang bersandar di dekat pintu kelas 2-1.
Juyeon menoleh ke arah Minju kemudian tersenyum. "Ne, aku menunggu Yujin. Kau tidak pulang?"
"Tentu saja pulang. Aku hanya ingin mengambil buku di loker," kata Minju. Juyeon tersenyum kemudian mengangguk mengerti.
Minju pun membuka lokernya. Hal pertama yang dilihat Minju saat membuka lokernya adalah ada banyak amplop kecil dan juga bunga mawar yang berjatuhan karena terlalu penuh. Minju tidak terkejut melihatnya karena ia memang sering mendapatkan benda-benda seperti ini.
Kim Minju. Siapa yang tidak kenal dengan gadis cantik dari kelas 2-2 ini? Minju begitu dikagumi banyak pemuda di sekolah karena visualnya yang luar biasa. Banyak yang menyukai Minju dan ingin menjadi kekasihnya. Banyak cara yang digunakan pemuda-pemuda itu untuk mendapatkan Minju. Salah satunya dengan memberinya surat cinta dan bunga seperti saat ini. Namun, dari sekian banyak pemuda yang sudah menyatakan perasaan padanya, tak satupun diantara mereka yang menarik perhatian sang primadona sekolah. Karena Minju hanya menyukai satu orang pemuda yang sayangnya sudah memiliki kekasih. Minju bukan tipe gadis yang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Jadi, sampai sekarang Minju hanya bisa menunggu pemuda yang disukainya itu beralih padanya walau itu mungkin sangat sulit. Tapi Minju akan sabar menunggu.
Minju mendengus pelan sebelum berjongkok dan memungut benda-benda tersebut untuk nanti dibuang.
"Kau mendapatkan banyak surat hari ini?"
Minju mendongak, kemudian tersenyum saat melihat Hyunjin disana yang sedang berdiri di depannya. "Hm... Juga beberapa bunga mawar," sahut Minju.
Hyunjin ikut berjongkok, membantu Minju mengumpulkan surat-surat dan mawar yang jatuh dari loker. "Kenapa kamu tidak meminta kunci loker lagi? Setelah kunci lokermu hilang, banyak sekali yang menaruh sampah disitu," tanya Hyunjin. Ya, Minju kehilangan kunci lokernya dua minggu setelah masuk ke kelas 2. Oleh sebab itu, lokernya tidak pernah dikunci. Untung saat kuncinya hilang, keadaan lokernya sedang terbuka.
Minju berdiri dengan tangan penuh surat dan mawar. Hyunjin ikut berdiri dan menyusul Minju yang sudah berjalan lebih dulu mendekati tempat sampah.
"Hhh... Biarkan saja. Lama-lama pasti mereka bosan juga karena tidak ku tanggapi," kata Minju seraya memasukkan benda-benda di tangannya ke dalam tempat sampah.
"Kau bisa melaporkan mereka pada guru jika perbuatan mereka menganggumu," kata Hyunjin memberi saran. Minju tersenyum lalu mengangguk sebagai tanggapan atas saran dari Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You [IZ*ONE]✔️
Fanfiction°•°Tanpamu, aku kosong°•° "Kenapa mencintaimu bisa sesakit ini?" ~ Choi Yena. "Maaf, aku sudah tidak sanggup lagi. Aku menyerah," ~ Kim Chaewon. "Mengapa takdir cintaku begitu rumit?" ~ Kwon Eunbi. "Harusnya aku tidak mencintaimu sejak awal," ~ Lee...