Happy reading :)
Awas typo!!!
-
-
-Pagi itu, Nako berangkat sendirian karena Sakura sudah berangkat dari tadi karena dia harus piket pagi. Nako berjalan sembari memainkan ponselnya. Jadi dia tidak terlalu fokus pada sekitarnya.
Hingga ada seseorang yang tiba-tiba saja merangkul pundak Nako. Karena terkejut, Nako sampai menjatuhkan ponselnya.
"Aigo, mian. Aku tidak tahu kalau kau sedang bermain ponsel," kata orang itu seraya mengambil ponsel Nako yang terjatuh lalu memberikannya pada Nako.
"Gomawo, Chanhee-ya," ucap Nako setelah menerima ponselnya kembali.
Choi Chanheeㅡpelaku yang membuat Nako terkejutㅡhanya tersenyum kemudian kembali merangkul Nako. Nako menghela napas panjang. Meski akhir-akhir ini dia dan Chanhee cukup dekat, tetap saja dia akan merasa canggung dan gugup jika diperlakukan manis seperti ini. Tapi Nako harus stay cool. Jangan sampai Chanhee sadar bahwa kini dia sedang gugup atau pemuda itu akan langsung meledeknya seharian penuh.
"Wae?"
"Mwo?"
Nako mendengus kesal. "Kenapa tiba-tiba kau bersikap seperti ini padaku? Orang itu belum memberikan apapun padaku untuk diberikan kepada mu," kata Nako.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Karena biasanya kau akan bersikap sok manis padaku saat ada maunya saja," jawab Nako seraya melirik Chanhee yang saat ini sedang tersenyum seperti tidak punya salah.
"Tapi hari ini aku memang benar-benar tulus, tidak ada niat yang lain," sahut Chanhee.
"Aku beritahu ya, aku itu sudah lama ingin adik, terutama perempuan. Kau tahu 'kan, aku hanya punya satu kakak itupun laki-laki," ujar Chanhee.
"Lalu apa hubungannya denganku?"
"Kau itu masih seperti anak kecil, pendek, suaramu juga seperti anak-anak. Jadi—"
"Maksudmu kau ingin aku jadi adikmu begitu?" tanya Nako dengan alis yang bertaut. Dengan senyuman dibibirnya, Chanhee mengangguk.
"Shireo!" tegas Nako. Kemudian gadis itu melepaskan lengan Chanhee dari pundaknya.
"Ayolah, Nako. Sepertinya lucu kalau kau memanggilku Oppa. Chanhee Oppa," ujar Chanhee yang membuat Nako menatapnya jijik.
"Dalam mimpimu saja," ucap Nako sebelum dia berjalan cepat mendahului Chanhee. Namun, langkahnya masih bisa disamai oleh Chanhee yang segera menyusul.
"Coba katakan sekali saja, Nako," pinta Chanhee.
Nako menghentikan langkahnya kemudian menatap Chanhee galak.
"Kau mau ku pukul?"
"Kau galak sekali, sih? Benar apa yang dikatakan Younghoon," kata Chanhee.
"Kalau tidak suka, ya sudah jauh-jauh sana," kata Nako sebelum kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah.
Saat tiba di dalam gedung sekolah, Nako bertemu dengan Gowon. Gowon tersenyum lalu berjalan mendekat ke arah Nako.
"Annyeong, Nako-ya," sapa Gowon dengan senyumannya yang manis.
"Annyeong, Gowon-ah," balas Nako.
"Apa yang akan kau berikan pada Chanhee hari ini?" tanya Nako seraya tersenyum menggoda.
"Aku—"
"Yaa, dongsaeng-ah. Kenapa kau meninggalkan Oppa?"
Mata Nako melebar sempurna saat Chanhee tiba-tiba datang dan mengatakan hal tersebut. Ia pun menatap Chanhee horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You [IZ*ONE]✔️
Fanfic°•°Tanpamu, aku kosong°•° "Kenapa mencintaimu bisa sesakit ini?" ~ Choi Yena. "Maaf, aku sudah tidak sanggup lagi. Aku menyerah," ~ Kim Chaewon. "Mengapa takdir cintaku begitu rumit?" ~ Kwon Eunbi. "Harusnya aku tidak mencintaimu sejak awal," ~ Lee...