Happy reading~
Awas typo!
-
-
-Sangyeon berjalan ke sebuah rumah dengan satu keranjang buah ditangannya. Ia ingin menjenguk seseorang.
Sesampainya di rumah itu, Sangyeon segera mengetuk pintunya. Tak lama kemudian pintu terbuka dan keluarlah seorang wanita cantik paruh baya.
"Annyeonghaseyo, Imo," ucap Sangyeon seraya menundukkan badannya 90 derajat.
"Ne, annyeonghaseyo," balas wanita itu.
"Saya Lee Sangyeon, temannya Eunbi. Saya ingin menjenguk Eunbi, Imo."
Ya, rumah yang didatangi Sangyeon adalah rumah Eunbi. Sangyeon ingin menjenguknya karena sudah dua hari Eunbi tidak masuk sekolah. Mumpung hari ini libur, Sangyeon pun memutuskan untuk menjenguk gadis itu.
"Ah, ne. Ayo masuk," ucap Ibu Eunbi.
Sangyeon tersenyum lalu mengikuti Ibu Eunbi yang berjalan terlebih dahulu. Ibu Eunbi menuntut Sangyeon menuju ke sebuah ruangan yang dipikir Sangyeon adalah kamar Eunbi. Ibu Eunbi pun membuka pintu kamar Eunbi yang langsung disambut oleh suara gonggongan anjing milik Eunbi yang bernama Geumbi. Sedangkan Eunbi meringkuk dibawah selimut.
"Eunbi-ya, ada temanmu datang," kata Ibu Eunbi.
"Siapa?" tanya Eunbi dari balik selimut.
"Lihatlah sendiri," ucap sang yang membuat Eunbi langsung menyingkap selimutnya.
"Oh, Banjang-nim. Kenapa kau kesini?" tanya Eunbi sambil memandang Sangyeon tanpa minat.
"Eunbi, jangan bicara seperti itu," ucap sang Ibu memperingatkan. Eunbi hanya mendengus mendengar hal itu.
Disisi lain, Sangyeon menatap Eunbi cukup prihatin karena kondisinya yang bisa dibilang mengenaskan. Rambutnya acak-acakan, wajahnya pucat, bibirnya pecah-pecah, hidungnya merah, dan juga ada lingkaran hitam disekitar matanya.
"Kalian mengobrol saja. Eomma tinggal, ya? Jangan macam-macam kalian berdua," ujar Ibu Eunbi memperingatkan tapi dengan tatapan jenaka.
"Geumbi, kalau mereka macam-macam, menggonggong saja, ya?" ucap Ibu Eunbi yang dibalas dengan gonggongan semangat dari Geumbi yang berada di kasurnya. Kemudian Ibu Eunbi pun keluar dari kamar Eunbi tanpa menutup pintunya.
Sangyeon berjalan mendekati Eunbi yang masih berbaring. Ia meletakkan buah yang ia bawa ke atas meja. Kemudian Sangyeon menarik kursi dari meja belajar Eunbi. Sedangkan Eunbi dari tadi hanya mengamati pergerakan Sangyeon dengan tatapan tidak suka.
"Mau apa kau kemari?" tanya Eunbi ketus.
"Yaa, aku sudah berbaik hati meluangkan waktu menjenguk mu dan membawakan buah untukmu. Kenapa kau malah bereaksi seperti ini?" sahut Sangyeon.
"Aku tidak menyuruhmu menjengukku," balas Eunbi. Sangyeon hanya bisa menghela napas panjang.
"Baiklah, lupakan. Sekarang aku tanya, kenapa kau bisa sakit? Kau tahu, aku jadi harus mengikuti penilaian susulan minggu depan karena kau tidak masuk," ujar Sangyeon.
"Mana aku tahu kalau aku akan sakit. Aku juga sebenarnya tidak mau mengikuti penilaian susulan. Tapi mau bagaimana lagi. Aku tidak tahu kalau minuman yang ku beli akan membuatku sakit seperti ini," sahut Eunbi tambah ketus.
"Makanya lain kali tidak usah jajan sembarangan. Kalau mau beli sesuatu harus yang sudah jelas kebersihannya. Jangan yang terlihat enak langsung kau beli," ujar Sangyeon menasehati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You [IZ*ONE]✔️
Fiksi Penggemar°•°Tanpamu, aku kosong°•° "Kenapa mencintaimu bisa sesakit ini?" ~ Choi Yena. "Maaf, aku sudah tidak sanggup lagi. Aku menyerah," ~ Kim Chaewon. "Mengapa takdir cintaku begitu rumit?" ~ Kwon Eunbi. "Harusnya aku tidak mencintaimu sejak awal," ~ Lee...