May contain some mature convos & scenes.
Farras percaya hidupnya akan baik-baik saja selama ia memiliki Kata, putrinya. Hidupnya penuh dengan kesibukan, mencoba menjadi sosok ibu yang tidak pernah dimilikinya, pekerjaan yang dicintainya serta berte...
"Seengaknya nama gue gak ada kandungan unsur pornonya." balas Leo tidak mau kalah.
Farras memajukan tubuhnya, bertopang dagu, "Kayak lo gak doyan aja dulu. JAV itu pasti ada di folder HP, disembunyiin terus lo tonton rame-rame atau buat malem-malem di kamar. Tapi, Iya ya, lo juga beneran punya patil." ia menggoda Leo dengan menaik turunkan alisnya yang on fleek, membuat pria itu mendengkus, "Gak ada jatah sampai lo kenalin Kata ke gue dengan proper."
Ia tidak paham dengan permintaan Leo beberapa bulan terakhir ini. Mengenalkan seorang pria pada Kata bukan hal yang akan dilakukannya. Pria yang dikenal Kata ada dalam hidupnya hanyalah si mantan suaminya itu dan juga Wira. Para pria-pria yang berkencan dan hanya singgah sesaat tidak masuk dalam kategori akan dikenalkan. "Mau ngapain sih memangnya? Lo deketin gue buat ngincer Kata, ya?" Tanyanya dengan skeptis. Setengah bercanda, setengah ngeri juga jika itu benar-benar terjadi. Farras tidak akan segan untuk memotong kemaluan Leo hingga habis jika itu memang niatannya.
Leo menoyor kepalanya dengan pelan, "Ngapain gue jadi pedho? Ya, kenalan aja." ujarnya kikuk. Farras menjadi gemas sendiri dan menarik pipi pria itu. Mengalihkan pembicaraan mereka, "Gue balik ke ruangan dulu deh kalau gitu. Makan siang bareng?" Topik mengenalkan Kata dengan pria-pria lain sangat tidak ingin dibicarakannya.
Leo menggelengkan kepalanya, "Gue harus ke Whole Food. Harus mulai ngelobi."
"Gue penasaran deh, bukannya Whole Food eksklusif ya sama bank tetangga? Baru ini dia buka buat bank lain." Farras baru ingat hal yang dipikirkannya saat tadi di ruangan bosnya. Sepengetahuannya, perusahaan satu itu memiliki hubungan yang erat dengan bank tempat Damayanti bekerja.
Leo menggedikkan bahunya, "Cari pangsa pasar baru kali. Kita juga lagi banyak banget promo untuk food and beverages 'kan? Plus pengguna transaksi kartu kredit, debit dan digital kita tahun ini bertambah pesat." ia memutar pulpen yang berada di antara ibu jari dan jari telunjuknya. Mata Farras terfokus ke sana.
"Gue balik ruangan dulu deh. Bye." Farras berjalan keluar dari ruangan itu namun melongokkan kepalanya saat teringat sesuatu, "Materi promosi lo udah di-acc Ibu semua. Nanti gue emailin ke PJ masing-masing dan kalian bisa jalanin."
Leo memberikan jempolnya sebagai jawaban tanpa melihat Farras. Ia sudah terlarut kembali ke dokumennya dan Farras melihat itu dengan kedua sudut bibir tertarik. Leo memang gila kerja, tapi justru itu yang membuatnya terlihat tampan bagi Farras.
Euh, memang dasarnya sudah tampan juga sih. Dan pekerjaannya yang mengisi pundi-pundi menjadi nilai plus. Sedikit realistis saja, jika pekerjaan Leo bukan seperti sekarang, rasanya tidak banyak juga yang akan mengantre untuk berkencan dengannya. Bisa dikatakan, dompet tebalnya membuat pria itu berkali-kali lipat lebih tampan. Jika dilihat dari banyaknya perempuan muda yang ingin menjadi sugar baby-nya.
Ia membuka aplikasi pesan singkat dan mengirimi pesan ke sahabat-sahabatnya untuk mengalihkan perhatian.
Me The Jandas! Malam ini mau di mana?
Rhea Di rumah lo?
Me Boleh, gimana Dam-dam dan Nadi?
Ia menunggu jawaban dari kedua orang itu tetapi tidak kunjung datang.
Rhea Mereka sibuk kali, Nadi lagi ngerjain rumah kliennya kan sekarang? Siapa itu yang gammer itu.
Me Oh, Ganendra. Rumah gue kalau gitu. Bawa kiddos dan nginep aja mumpung besok libur. See you!
27/4/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 🌟
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.