Cooperative Love - 13 - Langsumnes

3.3K 554 302
                                    


"Hanya saja, gue gak ngira bakalan ketemu sama Pak Javas di sini." pria itu berucap dengan tenang. Sedangkan hatinya seperti dihantam badai begitu ia mendengar ucapan Leo. "Is that bother you?"

"Not that much. Tapi, gue sadar kalau Pak Javas satu paket dengan Kata. Gak ada yang misahin hubungan orangtua-anak kan? Kata yang gak keberatan kenalan sama gue, merupakan awal yang bagus." Leo mengangguk dua kali, Farras tidak mendengar keraguan sama sekali di kalimatnya. "Malah, kayaknya lebih berat buat deketin lo deh dibanding deketin Kata." kalimat terakhir Leo membuatnya tersedak air liurnya sendiri.

Farras terbatuk-batuk dengan heboh di sisi Leo yang tertawa sambil mengusap punggungnya. "Lebay banget, sih, batuk-batuk gara-gara gue bilang gitu doang." ujarnya setelah tawanya berhenti. "I'm not giving up, Ras. As long as you giving me a chance and you willing to try."

Seperti ikan mas koki yang menjadi peliharaan Kata, ia membuka dan menutup mulutnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. "You look cute like that. Kalau ini di kamar gue sudah nyumpal mulut lo dengan--"

Farras mencubit bibir Leo sebelum ia melanjutkan mulut kotornya di tengah-tengah kerumunan anak-anak yang berlari ke sana ke mari dengan polosnya. Ia lupa mereka satu frekuensi makanya dapat berteman baik. "Jangan ngomong aneh-aneh dekat anak-anak. Dua mama bear di belakang bisa ngamuk kalau telinga suci anak-anak ternodai." tegurnya.

Leo menggerakan kepalanya agar bibirnya terlepas dari jemari Farras. "Kayak lo gak aja. Lo berperilaku baik banget di sekitar mereka." dagunya menunjuk pada anak-anak. Farras menyengir, memperlihatkan giginya. "Gue udah pernah bikin mereka ngamuk dan belajar kalau mereka menyeramkan."

"Hei, kayaknya kita harus berangkat sekarang, deh. Biar bisa makan siang dulu sebelum ke hotel." Nadira membuka pintu dan melongokkan kepalanya untuk berbicara pada mereka yang berdiri di teras. "Gue sudah reservasi tambahan buat dua orang lagi, Leo ikut makan siang bareng kan?"

Dan hanya dengan ucapan ragu-ragu dari Nadira serta tatapannya yang ketakutan untuk digoda, membuat hasrat menggoda Nadira tidak dapat dibendung. "Dua? Satu lagi siapa?"

"Ganendra. Gak enak dia udah bantu jaga Sapri, tapi gak diajak makan siang bareng." jawab Nadira dengan polos. Ia berdecih, menggoda Nadira saat ia sedang tidak peka sama sekali tidak menarik.

"Kalian bawa mobil atau bisa di satu mobil sama gue?" Leo menawarkan diri menjadi supir mereka.

"Lo bukannya bawa sedan? Gak cukup buat kita semua, Le."

Leo menggeleng, "Gak, gue pinjem family car punya Abang gue. I figure it will be more comfortable for Kata." dan hanya dengan satu kalimat di akhir sudah membuat dua wanita yang berbicara dengannya berubah menjadi genangan air di tempatnya. "Gue siapin mobil dulu kalau gitu." segera setelah pria itu berlalu, dua orang sahabatnya keluar dari persembunyian, belakang tembok dekat dengan Nadira berdiri.

"Is it weird that I turn on just because he said that?" Ketiganya menggeleng dengan cepat.

"No, showing affection is the new sexy and a major turn on, Ras." Damayanti bersuara.

Rhea menggeleng begitu mendengar Janu berdeham sebelum ia dapat menyuarakan isi kepalanya, ia memberikan senyumannya pada tunangannya itu dengan kedipan mata. "Omong-omong, gue sama Aksa naik mobil Anu." ucapnya sejurus kemudian.

"Okay, kalau gitu Dam-dam bisa sama gue naik mobilnya Leo."

"Terus gue dan Hime sama siapa?" Nadira mengajukan protesnya karena tidak dimasukkan ke dalam kelompok mana pun. "Lo sama Ganendra lah. Lo yang ajak dia makan siang bareng, ya lo temenin dia selama perjalanan dan tunjukin dia mau makan di mana." Farras tersenyum dengan manis sedangkan Nadira mengerutkan dahinya. Ingin protes terhadap keputusan sepihak itu, tetapi sadar apa yang diucapkan oleh Farras benar adanya.

Farras yang yakin tidak akan menerima penolakan pun memanggil anak-anak. "Kiddos, kita akan pergi makan siang. Ayo, bawa barang-barang kalian!" Ia mendengar sorak sorai dari Kata dan Aksa yang secepat kilat langsung memasuki rumah, mengenakan tas yang berisikan pakaian dan keperluan mereka.

Ganendra meraih Himeka ke dalam gendongannya, bocah itu kemudian meletakkan kepalanya di bahu Ganendra dengan kelopak mata yang terlihat berat. "Nen, ikutan makan siang bareng, ya. Terus titip Nadira dan Hime juga, tolong dianter sampai selamat sampai ke restoran." Ia memberikan kedipan pada Ganendra yang terkekeh setelah menyanggupi ucapannya.

Akhirnya, mereka punya waktu juga untuk berlibur bersama meskipun di dalam kota dan hanya di hotel.

19/7/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 🌟

 Thank you :) 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cooperative Love (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang