May contain some mature convos & scenes.
Farras percaya hidupnya akan baik-baik saja selama ia memiliki Kata, putrinya. Hidupnya penuh dengan kesibukan, mencoba menjadi sosok ibu yang tidak pernah dimilikinya, pekerjaan yang dicintainya serta berte...
Apa pertanyaan paling menyebalkan yang orang tanyakan padamu?
Jawaban Farras pasti adalah pertanyaan basa-basi busuk yang seharusnya tidak perlu ditanyakan bila baru saja bertemu setelah sekian lama. Atau pertanyaan yang menyentuh ranah pribadi, seperti siapa pacarnya? Kapan menikah? Kapan memiliki anak? Kapan anak kedua dan seterusnya. Rasanya ia ingin berteriak sambil menjawab, "It's not your bloody business! Kalau lo gak tahu, ya berarti gue gak mau lo buat tahu. Stay. Out. Of. My. Life." dengan nada dramatis dan tatapan mata tajam nan menusuk di setiap pemenggalan katanya. Untuk menambah bumbu antagonis yang terlanjur melekat padanya jika bertemu dengan orang lain yang membuatnya kesal.
Farras akan dengan senang hati mengatakan, "Kapan rencananya mati?" pada orang yang menanyakan "Kapan rencananya memiliki anak kedua?" atau "Bacot." pada orang yang mengatakan ia terlalu sibuk bekerja sehingga melupakan Kata yang lebih sering dengan babysitter-nya, Kata sudah terlalu dewasa untuk babysitter dan lain sebagainya. Orang-orang tidak perlu tahu babysitter-nya itu adalah Bibi yang sudah bekerja dengannya dua tahun terakhir. Tidak perlu juga mereka tahu ia banyak menghabiskan waktunya dengan Kata saat libur dan malam hari sebelum tidur yang sudah menjadi kegiatan rutin semenjak putrinya itu lahir. See the point? Mereka tidak sepenting itu untuk ia kabari bagaimana hidupnya berjalan. Jika orang-orang merasa ia tidak sopan dan kasar, coba pikirkan bagaimana rasanya memiliki kehidupan yang terus saja diintervensi oleh orang lain. Kayak hidupnya sudah bagus saja.
Karena, dibalik setiap pertanyaan itu terselip satu atau dua hal yang didoakan seseorang setiap harinya. Bagi pasangan yang masih berjuang memiliki momongan, bagi seseorang yang belum memiliki pasangan, atau seseorang yang belum memiliki pekerjaan, atau seseorang dengan insecurities-nya. Atau hal lainnya yang masih mereka bawa dalam doa dan apa saja yang mereka lakukan sebagai usahanya. You. Don't. Know.
Lagian, ada apa sih dengan orang-orang yang selalu ingin tahu kehidupan orang lain? Ingin membandingkan dengan kehidupanmu yang menyedihkan? Mau merasa punya teman sepenanggungan? Atau mau merasa hidupmu lebih baik?
Dan ia sudah mendengar kata-kata itu dalam kumpul-kumpul kantornya sekaligus rekanan kantornya. Sehingga, ada rekan kerjanya yang berasal dari ahensi juga dan beberapa orang memang terlahir lebih kepo dibandingkan yang lainnya.
Apa mereka tidak punya pertanyaan basa-basi yang lebih baik? Seperti bagaimana hari ini? Cuacanya bagaimana? Lame, tapi tidak personal.
"Kamu kelihatan mau makan orang sekarang, Ras." Leo terkekeh di sampingnya. Pria itu menikmati bagaimana ia menyemprot orang-orang yang bertanya hal personal di kumpul kantor seperti ini. Bahkan, sesekali pria itu tampak menyembunyikan tawa dengan kepalan tangan dan menyamarkannya dengan dehaman. "Bukan kelihatannya, aku memang mau makan orang. Ini kita baru setengah jam dan pertanyaan macam lagi kumpul keluarga muncul terus dari orang-orang kepo." omelnya. Angin yang berembus pun tidak terasa lagi di kulitnya karena kini ia merasa sangat kegerahan karena emosi.
"Ngabisin energi marah-marah sama mereka. Kalau gak suka, tinggalin aja." Leo menemaninya di balkon. Acara berlangsung di salah satu ruangan yang berada di lantai ini. Satu ruangan disulap menjadi berwarna putih dan emas dengan berbagai spot yang instagramable. Untungnya, lantai ini memiliki balkon, ditujukan bagi mereka yang ingin merokok agar tidak perlu turun ke bawah atau merokok di tangga darurat saat bekerja. Terakhir kali ada yang merokok di sana, alaram kebakaran berbunyi dan membuat kerusuhan di satu gedung. "Kamu sih enak ngomong gitu. Aku paling sebel kumpul-kumpul gini karena ini. Kepo banget sama hidup orang lain."
"Mau pulang?" Tawar pria itu, ia melihat jam di ponselnya, "Jam sembilan. Bisa aku anterin pulang, terus balik ke sini buat ambil mobilku." imbuhnya.
Mata Farras kali ini menyipit dengan penuh curiga pada tawaran Leo, "Kamu masih usaha mau dikenalin sama Kata ya? Ini upaya biar kamu bisa masuk rumah dengan alasan kebelet pipis terus celingukan cari Kata?" pertanyaannya membuat Leo tertawa hingga tubuhnya terbungkuk-bungkuk dengan satu tangan memeganggi perutnya. "You got me."
14/5/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 🌟
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.