Cooperative Love - 5 - Paradís 2/2

3.7K 541 107
                                    



"Cut! Cut! Ceritanya gak perlu detail! Too much information!" Damayanti menyela ceritanya dengan kedua jari telunjuk menyilang, membentuk X. Farras memajukan bibirnya, merajuk. "Itu baru mau ke bagian intinya, Dam!" Nadira hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan pasrah sementara Rhea dan Damayanti memasang tampang gemas ingin memutar lehernya.

"Intinya, setelah itu gue sama dia. Gak ada nama hubungan jelasnya. Lumayan gak perlu capek cari-cari laki." terangnya santai.  Ketiga sahabatnya saling berpandangan, Rhea memutuskan untuk membuka suara. "Gue kira itu yang lo suka. The hunting games. Suka ngejar orang yang gak tertarik dan gak berniat punya hubungan jangka panjang, apa lagi dengan yang serius."

Farras mengisi penuh gelasnya dengan wine hasil jarahan dari Wira. Menenggaknya sampai habis hingga tidak ada yang tersisa. Jangka panjang menakutkan baginya. Karena, di balik sisi waktu yang dapat menyembuhkan luka, waktu juga dapat mengubah perasaan seseorang dan membentangkan jarak tak kasat mata yang sulit untuk ditempuh. Dan Farras tidak tertarik untuk mengulang kisah itu lagi, setelah susah payah keluar dari lubang yang membuatnya terjerembab dan terseok-seok untuk melanjutkan hidup. Cukup satu kali. "You know I don't do forever. Forever is too damn long. Ini hanya sementara seperti yang sudah-sudah. Hanya rest area sebelum melanjutkan perjalanan panjang."

"What if Leo wants to be your forever?" Nadira menimbrung kali ini. Setelah ia lebih banyak diam dan memerhatikan. Dan jenis pertanyaan seperti ini memang khas Nadira. Dan sayangnya, jawabannya selalu sama seperti yang diulangnya di dalam kepala selama bertahun-tahun ini, "No one wants me to be their forever." hanya getir yang dapat dicecap lidahnya setelah mengeluarkan kalimat itu. Kalimat yang membuat suasana menjadi sangat muram seperti seseorang baru saja ada yabg meninggal dan itu menyesakkan dada.

Farras buru-buru mengenyahkan seluruh perasaan itu dari dalam hatinya. "Ih, apaan sih kok jadi mellow gini? Malam ini kita kan mau senang-senang. Udah lama banget kan kita gak ngumpul berempat yang nginep-nginep gitu. Terakhir pas Nadi kabur kan?" Ia memaksakan nada ceria di setiap ucapannya, namun tatapan matanya memohon agar mereka dapat lepas dari topik itu dan berpindah ke pembicaraan lain.

Mereka bertiga melepaskan pembicaraan itu dan mengikuti alur pembicaraannya. "Iya, apa kita mau rencanain liburan? Staycation di hotel gitu? Karena Dam-dam kan lagi hamil juga, ngeri gue bawa dia naik pesawat." Nadira memberikan ide yang langsung disetujui oleh mereka semua. "Tapi, anak-anak gimana?" Lanjutnya.

"Bawa aja. Minggu depan?" Kali ini dirinya yang memberikan usulan, ia perlu liburan agar perasaannya lebih baik. Sayangnya, usulannya itu ditolak mentah-mentah oleh ketiga sahabatnya.
"Gue masih ngerjain rumah klien." ini alasan Nadira dengan tampang bersalah. Mungkin karena ia yang mengusulkan tetapi malah menolak ajakannya.

"Gue kayaknya ada kerjaan deh. Lo tau kan soal Whole food dan anak usahanya? Bos gue ngincer itu juga." ini alasan Damayanti. Alasan yang membuatnya tersentak sesaat. Tetapi, para sahabatnya tidak membahas hal itu lebih jauh lagi karena kini Rhea memberikan ringisan, " Gue janji sama Anu. Kalau dua minggu lagi gimana? Gue bisa." kali ini tidak ada protes dan mereka memasukkan jadwal itu ke ponselnya.

12/5/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 🌟

 Thank you :) 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cooperative Love (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang