Cooperative Love - 8 - Dægian 2/2

3.2K 599 204
                                    


Gedung olahraga yang digunakan berada di tengah kota. Bersandingan dengan gedung-gedung pencakar langit yang mengisi pusat ekonomi dan menawarkan kehidupan ibu kota.

Untuk kali pertama, Farras tidak mendatangi Kata yang berada di ruang tunggu sebelum memasiki arena pertandingan. Memberikan ruang untuk anaknya menghabiskan waktu dengan orang yang lebih berpengalaman ketimbang dirinya. Medali-medali yang mengisi dinding kamar Javas dulu menjadi pengingat betapa berbakatnya pria itu dalam olahraga bela diri.

Riuh penonton pertanda para pemain sudah memasiki gedung, membuatnya berjalan ke pintu masuk. Duduk di seberang kata agar tidak perlu berhadapan dengan Javas atau melihatnya dari dekat dan berlagak tidak kenal atau pura-pura tidak tahu. Lucu rasanya membayangkan bagaimana ia bermula dari stranger dan berakhir pula menjadi stranger.

Farras menepukkan tangannya dengan semangat saat melihat bocah berambut pixie yang berjalan masuk dengan dogi dan sabuk hitam dipinggangnya. Putrinya terlihat sangat fokus bahkan saat membungkukkam tubuhnya untuk memberikan hormat pada lawan saat kakinya memasuki arena pertandingan. Kali ini, tangannya sudah terbalut gloves berwarna merah.

Urgh, ia selalu tidak suka perasaan was-was yang memayungi dirinya tiap kali Kata bertanding. Ia takut putrinya itu terluka parah atau mengalami patah tulang atau hal lainnya saat kumite seperti ini. Bagaimana, sih, ia bisa membiarkan Kata terjun ke olahraga ini awalnya? Seharusnya ia mengabaikan tatapan anak anjing yang diarahkan padanya saat bocah itu meminta izin.

Tempat duduk di sebelahnya berbunyi tanda seseorang duduk di sana. Ia tidak peduli karena Kata jauh lebih menarik ketimbang keadaan sekitarnya. Putrinya itu kini sudah berdiri dengan kuda-kuda, pergerakannya membuat apa yang dilakukan oleh Kata tampak mudah padahal sumpah mati Farras tidak akan mau dilatih lagi oleh anak itu. Lompatan-lompatan ringan tidak berhenti dilakukannya, mengikuti pergerakan lawannya hingga tiba-tiba ia meluncurkan tendangan ke wajah lawannya dan mendapatkan nilai.

Lawannya mendapatkan poin kala Kata menerima satu pukulan di wajah. Namun, kata menyerah hanya karena satu pukulan tidak pernah ada dalam kamus anaknya itu, ia masih dapat berdiri dengan tenang dan kali ini menyarangkan tendangan lainnya pada kepala lawannya. Kakinya yang panjang memang menjadi kelebihan anaknya itu saat mengincar poin pada pertandingan dua menit seperti sekarang.

Farras baru sadar ia kembali bernapas saat peluit berbunyi dan Kata membungkukkan badan untuk sikap hormat saat pertandingan selesai. Hembusan napas lega tidak dapat berhenti keluar dari mulutnya saat mendapati Kata hanya terluka sedikit di sudut bibirnya.

Ia menoleh ke samping tanpa disadarinya dan melihat seseorang yang duduk dengan santai di sisi kirinya. Butuh tiga kedipan mata hingga ia tersadar siapa yang duduk di sana dan berteriak dengan histeris dan terlonjak dari tempat duduknya hingga mendarat dengan sempurna di lantai. Tersadar ia masih berada di gedung olahraga dan di tengah pertandingan membuat Farras buru-buru menutup mulut dan melihat sekelilingnya. Riuh penonton meredam teriakannya tadi, ia bersyukur dalam hati.

"Kamu ngapain di sini?" Desisnya karena bokongnya baru terasa sakit, tidak separah malu yang tiba-tiba menyerangnya karena tersadar sudah jatuh dari tempat duduk.

"Nonton pertandingan Kata." jawab pria itu santai yang membuatnya sewot. "Ngapain duduk di sini?! Tempat duduk lain banyak dan kosong!"

"Karena tau kamu bakalan duduk di seberang Kata, takut ketemu aku." kali ini Farras mendengkus, the audacity of this prick. Celanya dalam hati. "Siapa juga yang takut ketemu kamu? Hanya gak mau hari baik aku keganggu." semburnya. Tasnya sudah tersampir di pundak, siap pindah ke mana pun yang berjarak ribuan kilometer dari pria ini.

"Sedari tadi, hari baik kamu gak keganggu kan? Jadi, gak ada alasan lain buat kamu pindah."

25/5/21

Halooo yang sudah gajiaan, jangan lupa beli ceritanya Rhea - Zero-Sum Love di Lontara.app atau di shopee wkwkw

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 🌟

 Thank you :) 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cooperative Love (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang