Cooperative Love - 10 - Gada 1/2

3.5K 581 206
                                    

Matanya terfokus pada bagian bawah Kata yang mengenakan celan pendek berwarna hitam. "Celana siapa yang kamu pakai?"

Anak itu mengikuti pandangannya, "Celana Papa. Tadi dapet, Ma. Terus tembus jadinya aku dibeliin pembalut sama celana dalam disposable sama Papa." sedetik kemudian ekspresinya berubah saat menceritakan hal lain, "Aku nanti latihan lagi sama Papa. Setiap sabtu."

Farras mengernyit mendengar informasi baru itu, tetapi mengabaikannya karena ada hal lebih penting yang harus diajarkannya pada Kata. "Mana celana kamu yang kena darah?" Anaknya mengeluarkan satu kantong plastik hitam. "Ikut Mama ke kamar mandi."

Ia berjalan lebih dulu sedangkan Kata mengekorinya. Farras meletakkan ember dna mengisinya dengan air dan deterjen. "Itu direndam dulu sebentar, kamu kucek sampai bersih. Kata sudah besar sekarang, gak elok kalau darah menstruasi kamu dibersihin sama orang lain. Untuk pembalut yang kamu pakai, harus dibersihkan lalu digulung sebelum dimasukkan ke dalam plastik dan buang ke tempat sampah di luar rumah."

Kata langsung mengikuti perintah untuk celananya yang terkena noda." Tadi papa kamu bilang perut kamu sakit, masih?" Farras berjongkok di sebalah Kata yang kini tengah mengucek. Perasaan mellow menyergapnya saat menyadari ia sudah sampai di tahap ibu bagi seorang anak gadis.  Rasanya, baru kemarin ia melahirkan bayi dengan pipi gembil, menggandeng tangannya ke sekolah untuk yang pertama kalinya, menemaninya yang sedang sakit dan sekarang ia harus bersiap kedatangan anak lelaki ke rumah untuk mengajak putrinya berkencan dan mulai sibuk dengan kehidupannya sendiri.

The Days are long but the years are short, indeed. Baru kemarin ia berjuang dengan tantrum Kata di tengah pusat perbelanjaan, atau dengan putrinya yang lebih suka melemparkan makanan ketimbang memasukkannya ke dalam mulut. Diekori ke mana pun ia melangkah. Menjadi pusat dunia hanya kemudian menjadi kepinginan kecil dari dunianya.

Kata adalah penyeimbang di kehidupannya yang kacau. Jangkar di kapalnya yang terombang-ambing karena badai. Dan satu-satunya hal yang mengingat bahwa ia melakukannya dengan benar.

Farras berdecak, kayaknya gue mau dapet deh jadi mellow mulu bawaannya. "Kalau sudah selesai bilas, jemur ya, Ta. Terus mandi. Nanti kita ngobrol." ia keluar kamar mandi saat mendengar kata mengiakan ucapannya.

Ia membuka ponselnya, mengetikkan sesuatu di grup bersama sahabat-sahabatnya.

Me
Kata dapet, nih.

Nadira
Wow! Selamat Kata! Udah siapin ceramah soal sex education?

Damayanti
Lo bakalan terjungkal, Nadi. Kata paham banget. Buku bacaannya di rumah ada soal perbedaan gender laki-perempuan dengan ilustrasi yang jelas.

Me
Ntar gue beliin juga buat Aksa, Hime dan anak lo, Dam.

Rhea
Jadi, tadi dia baru dapet sama lo apa dari sekolah? Dia ada pertandingan bukan sih hari ini? Gue tau dari Aksa. Dia cerita hari ini.

Nah, ini yang ia belum menyiapkan jawaban atau siap menceritakannya pada sahabat-sahabatnya. Mau bohong juga tidak mungkin, ia tidak suka berbohong atau dibohongi.

Me
Tadi dia pulang sama Javas sehabis pertandingan.

Rhea
Wait a minute, Javas? Javas dan lo nonton pertandingan Kata? Kalian masuk sesi gencatan senjata atau gimana?

Me
Gak gitu, Rhe. Susah ceritanya.

Damayanti
Gue lagi gak bisa tidur kok, Ras.

Nadira
Gue juga. Hime juga udah tidur jadi I'm all ears. Oh, I'm all eyes kali ya kalau text gini.

Rhea
Gue kirim balik Anu ke apartemennya dulu.

Farras mengesah pasrah.

28/5/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 🌟

Zero-Sum Love Rhea 
Cooperative Love Farras
Lover's Dilemma Damayanti
Sequential Love Nadira

Zero-Sum Love Rhea Cooperative Love Farras Lover's Dilemma DamayantiSequential Love Nadira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cooperative Love (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang