Cooperative Love - 11 - Bánloca 2/2

3.8K 546 302
                                    

"Ada yang sensi." ejek Rhea yang dihadiahinya pelototan. "Zip it, Rhe." tukasnya galak.

Ketukan pintu menarik perhatian mereka berempat, Janu melongokkan kepalanya. "Ada yang datang. Namanya Ganendra dan Leo." ucapnya setelah membuka lebar pintu.

"Wow, ini menarik." Rhea berjalan mendahului mereka dengan menarik Janu yang tampak bingung. Nadira menyusulnya dengan Hime di gendongan, bersamaan dengan Damayanti. Dan yang terakhir dirinya yang harus menarik napas lalu mengembuskannya berkali-kali selama berjalan menuju ruang tengah. Aksa menempelkan wajahnya di french door menuju halaman belakang. Memerhatikan Kata dan juga Javas, sementara Janu berdiri di sebelahnya dengan tangan terlipat di dada, memerhatikan para wanita yang seperti serigala kelaparan.

Ruang tengahnya tampak penuh dengan orang-orang, terutama tambahan dua orang pria yang sudah duduk di sofa. Dikelilingi oleh tiga wanita dewasa yang siap mengajukan pertanyaan, atau lebih tepatnya interogasi pada satu tersangka. She should have seen this coming, karena ia selalu mengusili pria yang ingin mendekati sahabatnya dan kini mereka membalasnya sama seperti pada Javas dulu.

"Leo, ya?" Tanya Damayanti, Leo mengangsurkan tangannya dan dibalas langsung oleh wanita itu. "Leo, ini pasti Damayanti dan di sebelah Rhea itu Nadira." tebaknya dengan senyuman. Pria yang menggunakan kemeja denim itu kemudian melakukan hal serupa pada Nadira. Himeka mengangsurkan kedua tangannya pada Leo saat disapa, membuat ibunya mau tidak mau membiarkan Himeka kini duduk di pangkuan Leo.

"Yep, itu Hime yang digendongan Nadi dan itu Janu serta Aksa, tunangan dan anaknya Rhea." ia menyela sebelum salah satu di antara mereka memberikan komentar aneh. "Nen, ditungguin sama Sapri." katanya melihat pria lain yang mengenakan hoodie berwarna abu dilapisi jaket kulit berwarna hitam. Perawakannya tidak jauh berbeda dari Janu. Sedikit lebih pendek beberapa senti tetapi dengan tubuh yang lebih besar.

Pria itu tertawa, berdiri kemudian menjabat tangannya. "Nyari kunci motor dulu tadi." katanya dengan mengeratkan jabatan kemudian melakukan hal serupa pada Damayanti dan juga Rhea. Ia melambai pada Janu dan juga Aksa. Kesan pertama yang didapatnya adalah pria itu ramah dan mudah berbaur. "Kamu naik motor?" Tanya setelah melihat penampilan pria itu lebih jelas, celana berwarna hitam dan juga sneakers putih. "Mau bawa anjing sambil naik motor?" ia tidak dapat menghentikan pertanyaan yang diajukannya.

"Kamu? Tumben banget pakai aku-kamu." ejek Leo.

"Namanya juga baru kenal, jaim dulu dikit." ocehnya yang membuat Ganendra terkekeh sedangkan para sahabatnya hendak muntah.

"Iya, aku niatan bawa mobil Nadi, karena barang-barang Sapri lumayan." jawaban pria itu membuatnya menoleh pada Nadira yang menolak melihatnya. Wanita itu pura-pura menggoda Himeka yang berada di pangkuan Leo. Ia mendengkus, niatannya untuk menanyai Nadira semenjak wanita itu menginap di sini terhalang karena pekerjaannya dan kini ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.

"Ta! Lo keren banget!" Seru Aksa dengan bersemangat setelah ia mendengar french doornya dibuka. Anaknya muncul dengan keringat yang membanjiri sekujur tubuhnya, dogi-nya sudah terlepas dan kini ia hanya mengenakan kaos oblong yang basah.

"Minggu depan ikutan latihan dong, Sa." ujar anaknya itu yang disambut gegap gempita oleh Rhea. "Iya! Aksa ikut latihan minggu depan! Iya kan, Sa?"

Setali tiga uang dengan maminya, bocah itu juga bersemangat dan mengiakan ajakan Kata. "Okay!"

Farras hanya dapat mengesah sedangkan Janu yang memperhatikan tunangannya itu dengan satu alis terangkat.

"Tante juga dateng, Ta. Buat nyemangatin kalian." imbuh Damayanti terlalu bersemangat.

Javas kemudian masuk dengan perlengkapan yang dibawanya di kedua tangan. Doginya tampak berantakan dan karena pria itu tidak menggunakan kaos, dada bidangnya yang dipenuhi keringat terpampang dengan jelas. "Om Jav!" Panggil Aksa bersemangat.

"Hei, Champ! Lama gak lihat, kamu tambah tinggi sekarang." kedua orang itu terlibat percakapan sementara Janu terlihat melipat bibirnya ke dalam mulut, tatapannya terarah pada Rhea yang hanya meletakkan satu jari di depan bibirnya. Matanya kini tertuju pada Leo yang juga menahan tawa sambil berpura-pura fokus pada Himeka yang sudah berpindah ke pangkuan Ganendra.

Great, ejekan tidak akan berhenti di rumahnya saja kalau begini caranya.

"Hei Rhe, Dam-dam dan Nadi." sapa Javas setelah Aksa melepaskannya dari pertanyaan-pertanyaan. Lebih tepatnya setelah Janu memiting bocah itu dan mengajaknya main dengan Sapri. Ketiga sahabatnya itu membalas sapaan dengan padu dan senyum lebar. "Hei Leo. Dan ini siapa?" ia menowel pipi Himeka. "Ah, lupa belum cuci tangan." bisik pria itu pelan.

"Himeka." jawab Nadira.

"Dan ini..." Javas menggantung kalimatnya saat melihat yang memangku Himeka.

"Ganendra" lanjut pria itu. "Temannya Hime."

26/6/2

Hayolho kumpul semua, dipilih dipilih dipilih wkwkwk

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 🌟

 Thank you :) 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cooperative Love (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang