(29) Penguat Hati

490 73 19
                                    

Hermione lagi-lagi berlarian di dalam rumah sakit. Ia baru mendapat kabar kalau Leon jatuh pingsan dan langsung dimasukan ke ruang ICU. Laki-laki itu niatnya ingin menjenguk Draco sekaligus membawakan sarapan dan baju-baju Hermione. Namun tiba-tiba kepalanya tiba-tiba terasa berputar, dan dalam sekejab pandangannya menghitam.

Dengan wajah kuyu akibat kelelahan dan khawatir, Hermione langsung menerebos masuk ruang ICU. Ia menemukan Leon yang sudah tersadar di ranjangnya. Walaupun wajahnya sangat pucat, tapi senyum manis tidak pernah lepas dari wajah laki-laki itu.

"Kamu kenapa?" Hermione langsung mendekat dan menatap Leon lekat.

"Aku nggak apa-apa." katanya pelan.

Hermione mengerutkan keningnya. Ia tahu Leon. Laki-laki itu tidak pernah memberitahukan rasa sakitnya. Dari dulu seperti itu. Sampai dia harus meninggalkan Hermione diam-diam beberapa tahun yang lalu. Alasannya karena dia tidak mau orang lain tahu kalai dirinya sedang tidak baik-baik saja. 

Hermione meraih kursi dan duduk di samping ranjang Leon.

"Draco gimana? Dia nggak apa-apa?"

Wanita itu terkekeh pedih. Kenapa orang-orang ini sangat baik? Kenapa selalu saja memikirkan orang lain? Tidak Leon, tidak Draco. Mereka sama saja. 

"Draco nggak baik-baik aja." Hermione tertunduk, "Keadaannya makin buruk semalam. Dan sekarang kamu juga."

Leon meraih tangan Hermione, "Kamu yang kuat, ya? Aku yakin dia akan baik-baik aja."

Hermione menatap Leon lirih, "Terus kamu gimana?"

Leon tersenyum, "Aku nggak apa-apa. Kamu nggak usah mikirin aku."

"Gimana bisa sih nggak mikirin?!" sentak Hermione. "Bisa nggak stop pura-pura kalau kamu baik-baik aja?! Kamu sakit kan? Sakit apa? Kenapa sih dari dulu kamu itu nggak pernah ngomong kalau lagi sakit? Kamu kira kamu jagoan bisa nahan semuanya sendiri?! Enggak Le! Kamu bukan jagoan! Kenapa sih pura-pura kuat terus?!" napas Hermione memburu.

Leon terdiam. Ia menunduk sekilas lalu kembali menatap Hermione dengan senyum lirihnya.

"Iya, aku sakit. Maaf, ya?"

Kini Hermione yang menunduk. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan tangisnya. Tangannya pun terkepal kuat di atas lututnya.

Leon menghela napas lalu menyibakkan rambut Hermione yang menutupi wajahnya, "Jangan nangis, Hermione. Aku nggak apa-apa, kok."

Hermione makin menunduk, "Maafin aku, ya?"

"Kenapa minta maaf?"

"Kayanya.. Kayanya aku bawa sial." katanya dengan linangan air mata. Leon makin tak mengerti. Ia menarik dagu Hermione pelan agar wanita itu tidak terus menunduk.

"Bawa sial gimana, sih? Kamu ini kalau ngomong suka ngaco."

"Dulu.. Dulu pas kamu sama aku masih pacaran, kamu sakit. Terus pas aku sama Draco, dia juga jadi sakit. Sekarang pas kamu dekat denganku lagi, kamu jadi sakit lagi. Semua yang didekat aku pasti jadi sakit. Maaf, ya Le. Aku bener-bener minta maaf."

Leon mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menatap Hermione yang masih saja menunduk lalu memeluk wanita itu, lembut. "Kamu bukan pembawa sial, Mione. Aku kan udah bilang berulang kali. Kamu itu penyemangat aku buat sembuh. Bukan kamu yang bikin aku sakit. Begitu juga Draco. Dia pasti marah banget kalau denger kamu ngomong gini."

Hermione tak membalas ucapan Leon. Ia hanya terus menangis dibalik rengkuhan laki-laki manis berlesung pipi itu. 

Leon menumpukan dagunya di atas kepala Hermione. Mengusap lembut punggung wanita yang sangat dia cintai ini. 

Pelangi Rindu (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang