"Hermione, tolong ambilkan saya handuk!""Makanya kalau mandi handuk tuh dibawa."
"Lupa!"
Duk! Draco langsung membanting pintu kamar mandi sebelum Hermione bisa berkata apa-apa lagi. Lupa katanya? Sudah lebih dari seminggu mereka menjadi suami istri, dan selama itu juga Draco selalu lupa membawa handuk kalau mandi.
Hermione menuruni anak tangga dan menyapa mertuanya yang sedang duduk di ruang tengah sambil menikmati teh di pagi hari.
Ya, Hermione sudah pindah sepenuhnya ke rumah Draco.
"Kenapa? Draco lupa bawa handuk lagi, ya?" tanya Narcissa sambil terkikik geli.
"Ya, gitu deh, Ma." jawab Hermione. "Oh, iya Mama udah minum obat?"
Narcissa menggeleng.
"Yah, kok belum Ma? Kan Mama nggak boleh telat minum obat. Yaudah, Mione ambilin ya? Mama udah makan?"
Kini Narcissa mengangguk.
"Yaudah tunggu, ya. Mione ambil obat Mama dulu." katanya sebelum beranjak menuju dapur.
Narcissa tersenyum mengiringi langkah Hermione. Begitupun dengan seseorang yang berdiri di anak tangga paling atas.
Itu, Draco. Dia menghampiri Mamanya dan duduk di sofa sembari membaca koran seperti kebiasaannya.
"Kamu nggak salah pilih istri." ujar Narcissa bersemangat.
"Aku nggak milih. Mama nggak ingat kalau aku sama dia dinikahin paksa?" jawab Draco dengan kekehan geli. Mengingat kejadian itu entah kenapa menjadi suatu hal yang lucu sekarang. Padahal waktu itu dia mengira hidupnya akan berakhir. Namun nyatanya mereka baik-baik saja.
Baru Narcissa hendak menyela perkataan Draco, Hermione sudah datang. Dia membawa segelas air dan beberapa obat Narcissa.
"Ini, Ma."
"Makasih, Ya sayang. Kamu itu menantu paliiiing baik."
"Ah, Mama bisa aja gombalnya."
Kedua wanita itu tertawa. Diam-diam Draco memperhatikan mereka dari balik korannya. Ia tidak pernah melihat Mamanya tertawa lepas lagi setelah kepergian ayahnya satu tahun yang lalu. Dan sekarang rasanya begitu lega ketika melihat Mama yang sangat di sayanginya itu bisa bahagia lagi.
"Draco, kamu sama Hermione kemana kek gitu? Nggak bosan pengantin baru di rumah terus?"
Draco dan Hermione saling pandang.
"Pergi kemana?" tanya Draco dengan alis mengkerut.
"Gini, nih yang jomblo dari lahir." ejek Dion yang tiba-tiba sudah ikut nimbrung di tengah-tengah mereka. "Ya, kencan lah kak! Makanya ilangin tuh kebiasaan jomblonya. Sekarang kakak tuh udah punya istri. Peka sedikit, kek!"
Narcissa tersenyum kemenangan. Dia mengelus kepala Dion lalu mereka ber-tos riang.
"Emm, nggak apa-apa gak usah. Draco pasti sibuk." kata Hermione sambil tersenyum ke arah Draco. Namun senyum itu malah terlihat seperti ringisan. Dia bukannya tidak mau pergi berdua dengan suaminya itu, tapi Ia tahu kalau nanti suasananya akan canggung. Tahu sendiri 'kan betapa dinginnya si tuan es Batu ini? Walaupun kadang dia bisa bersikap hangat, tapi kalau kedinginannya kambuh, Ia bisa membekukan siapapun yang bersamanya.
"Aduh, Kak Hermione ternyata sama aja, nih. Ayolah, kak. Atau jangan-jangan Kak Hermione sama kaya Kak Draco, ya? Jomblo dari lahir?" tuding Dion sembari menunjuk Hermione. Membuat wanita itu berkedip terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Rindu (DRAMIONE)
Fanfiction[COMPLETED] Aku memang tidak mengenalmu dengan baik. Tapi yang aku tahu, ternyata mencintaimu bisa sangat menyakitkan - HJG