(27) Menjadi Bukan Pilihan

480 72 17
                                    

Leon menunduk sedih menatap surat pemindahannya. Disebelahnya, berdiri Hermione yang juga menatap bingung sekaligus sedih pada surat yang beberapa menit lalu baru saja diterima oleh Leon. 

"Gimana bisa? Harusnya malah kamu naik jabatan karena promosi itu kan?"

Leon menghela napasnya, "Aku juga nggak tahu, Herm." katanya seraya tertunduk. Padahal dia sudah memiliki banyak rencana di sini. Khususnya rencana untuk kembali memiliki Hermione. Namun semuanya bisa saja gagal hanya karena dia secara tiba-tiba kembali dipindahkan ke Singapura. "Padahal kontrakku di sini aja masih dua tahun lagi. Tapi nggak tahu kenapa langsung dibatalkan pihak atas."

Dahi Hermione mengernyit. Seperti ada yang tidak beres. Dia mengecek surat Leon, lalu berkas-berkas kepindahannya. Dan disana Ia menemukan sebuah perusahaan yang tak asing di matanya. Perusahaan itu yang sudah merekrut Leon dan memindahkannya kembali ke Singapura.

Ya, sebuah perusahaan yang sebulan lalu baru diakuisisi oleh Malfoy Corp. 

...

Langkah kaki panjangnya dengan cepat memalui orang-orang yang berlalu lalang. Sepatu heelsnya tidak membuatnya sulit untuk berjalan setengah berlari ini. Tujuannya cuma satu. Bertemu seseorang yang Ia yakin menjadi dalang kepindahan Leon. 

Hermione menuju meja resepsionis, "Saya mau bertemu Mr. Draco Malfoy."

"Apa sudah ada janji sebelumnya, mbak?"

"Belum, tapi tolong katakan padanya, Hermione Granger di sini. Dia pasti mengizinkan."

"Maaf, tapi sesuai prosedur kalau belum ada janji berarti tidak bisa bertemu, mbak. Sebaiknya mbak buat janji dulu."

Hermione menghela napasnya. Dia tidak mungkin memaksa masuk. Dia bukan lagi istri Draco. Dia tidak punya hak lagi. 

Baru saja wanita itu akan berbalik, tiba-tiba saja ada yang memanggil namanya. Hermione menoleh dan mendapatkan wajah tenang Draco. Seakan dia sudah tahu kalau Hermione akan ketempatnya. 

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."

"Aku tahu. Kita kekantorku sekarang."

Draco memimpin jalan. Saat sudah sampai, Draco mempersilahkan Hermione untuk duduk. Tadinya dia ingin membuatkan kopi, tapi wanita itu menolak. 

"To the point saja." kata Hermione.

Draco mengangguk sekilas lalu mempersilakan Hermione bicara.

"Apa yang kamu lakukan pada Leon?"

Alis Draco naik sebelah, "Memang aku melakukan apa?"

Hermione mengeram pelan, "Jangan pura-pura nggak tahu Draco. Kamu menyuruh bawahanmu untuk memindahkan Leon kembali ke Singapura kan?"

Draco menghela napasnya, "Memang apa masalahnya? Harusnya kamu bersyukur. Dia akan mendapat posisi yang bagus di Singapura sana."

Hermione menggeleng tak percaya, "Aku tahu maksudmu, Draco. Kamu hanya ingin Leon pergi 'kan? Kamu ingin dia jauh dariku."

Draco diam saja. Tidak menatap Hermione atau apapun. Matanya menatap jauh menembus jendela kaca yang menyuguhkan pemandangan ibu kota.

"Tempat Leon bukan di sana, Draco. Dia hanya nyaman berada di sini. Walaupun dia mendapat jabatan bagus, dia nggak akan senang di sana."

Kini pandangan Draco menajam. Tangannya terkepal kuat. 

"Tolonglah profesional. Jangan bawa-bawa masalah pribadimu ke tempat kerja." lirih Hermione.

Pelangi Rindu (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang