(6) Permohonan maaf berakhir mengejutkan

1.1K 173 21
                                    


Hermione masih saja menyapu lantai. Namun hatinya masih tidak tenang sejak kemarin. Ia tahu, perbuatannya terhadap Tuan es batu itu salah. Tidak seharusnya Ia membuka dompet itu. Ia saja akan sangat marah kalau barang pribadinya dilihat orang tanpa sepengetahuannya, pasti majikannya pun merasakan hal yang sama.

Hermione melirik Draco yang masih sibuk dengan laptopnya di atas meja makan. Ia sampai bingung, apa majikannya itu tidak lelah ya bekerja terus? Memang kurang apa lagi harta yang Ia miliki?

"Selamat pagi Kak Hermione!"

Gadis itu tersenyum tatkala melihat Dion yang berdiri di sampingnya dengan cengiran lebarnya.

"Pagi, Dion."

"Kak nanti weekend ada acara nggak?"

Hermione tersenyum geli. Baru beberapa hari Hermione kenal Dion, Ia merasa sudah mulai dekat dengan anak remaja tanggung ini.

"Memangnya kenapa?"

Dion mengusap tengkuknya, "Ya.. kalo kak Hermione ada waktu, bisa kali kita jalan-jalan."

Hermione tertawa kecil, "Nggak mau, ah! Nanti aku disangka tante kamu lagi, haha."

Dion pura-pura cemberut, "Yah, padahal kalo kak Mione mau, aku bakal kasih tips gimana caranya biar Kak Draco nggak marah lagi."

"Hah? Serius kamu? Emang ada tutorialnya?"

Dion tertawa, "Ya ada, lah! Ngadepin kak Draco itu sama aja kaya bikin alis biar simetris. Susah banget! Harus ada trik-trik tertentu."

Tawa renyah terdengar dari bibir ranum Hermione, "Ada-ada aja kamu, Dion."

"Yee, serius ini.. mau tau nggak?"

Hermione pura-pura berpikir. Ia melihat langit-langit ruangan dan mengusap-usap dagunya, "Boleh, deh."

"Yes!" Dion mengangkat kedua tangannya seakan sedang meninju udara.

"Yaudah cepetan, gimana caranya?"

Dion menyeringai, "Sini aku bisikin."

...

Perlahan namun pasti, Hermione mendekati majikannya itu. Dengan gemetar, Ia menaruh semangkuk cumi saos tiram di atas meja.

Draco mengernyit, bingung. Ia mendongak dan melihat ke arah Hermione yang hanya tersenyum kikuk.

"Apa-apaan ini?"

"Itu.. cumi, pak."

Draco memutar bola matanya, "Saya tahu! Tapi buat apa kamu taruh di sini?"

"Itu buat bapak."

"Buat saya? Saya kan nggak minta."

Hermione menggaruk-garuk lengannya dengan gelisah, "Mmm.. itu buat permohonan maaf saya, pak."

"Maaf? Maaf kenapa?"

Hermione melongo, "Bapak kan marah sama saya gara-gara saya buka dompet bapak."

Seakan baru ingat, Draco langsung menepuk jidatnya pelan, "Oh iya, saya lupa."

"Hah?!"

Draco berdiri, "Karna kamu sudah buat saya marah, jadi saya punya hukuman untuk kamu."

Hermione meringis. Kalau gitu tadi tidak usah dia ingatkan. Hah, nasibnya sungguh malang.

Draco kembali ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci mobil.

"Ayo, ikut saya."

"Kemana, pak?"

"Temani saya cari hadiah buat sahabat saya."

Pelangi Rindu (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang