Hermione terus saja melirik arlojinya yang bertengger di lengan kirinya. Jam sudah menunjukkan pukul 05.40 pagi. Bayangan wajah si tuan es batu menghantuinya. Pasti wajah datar majikannya itu akan berubah menjadi wajah monster saat melihat keterlambatan Hermione. Ah, baru hari kedua kerja Ia sudah membuat masalah.Hermione terus menggas motornya, tanpa mengurangi kecepatan sedikit pun. Beberapa motor dan mobil berhasil Ia salip dengan mudahnya. Ia tahu, ini berbahaya. Tapi mau bagaimana lagi? Dari pada Ia di pecat lagi.
Ia mengutuk dirinya sendiri yang keasyikan membaca buku tadi malam. Karna tidur terlalu larut, Ia jadi terlambat bangun.
Ckiitt!
Hermione mendesah lega. Ia segera memasukkan motornya ke dalam garasi di rumah tuan es batu, lalu melepas helm serta jaketnya dan segera berlari masuk ke dalam.
Namun na'as, baru saja Ia hendak mengetuk pintu, wajah dingin majikannya sudah terpampang nyata di depannya.
"Terlambat dua menit."
Hermione menghela napasnya. Ia hanya terlambat dua menit, tapi berasa dua jam.
"Saya paling nggak bisa mentolerir orang yang tidak menghargai waktu."
Hermione menunduk. "Maaf, pak."
"Saya bukan bapak kamu!"
Lagi-lagi terdengar helaan napas dari bibir ranum seorang Hermione Granger yang nelangsa.
"Yasudah, cepat masuk! Buatkan sarapan."
Hermione mengangguk, lalu ikut masuk ketika Draco sudah meninggalkan pintu itu.
Ia langsung masuk ke bagian dapur dan membuka kulkas untuk melihat bahan-bahan makanan yang ada.
"Katanya orang kaya. Tapi kok cuma ada cabe, bawang, sama telor doang?" cibir Hermione.
"Yaudah, aku buat nasi goreng aja, deh!"
Dengan cekatan, Hermione mengupas bawang merah dan bawang putih. Ia lalu mengulek semua bumbu. Ibunya pernah mengajarkannya memasak. Katanya bumbu dapur akan terasa lebih nikmat jika diulek, bukan diblender. Dan sampai sekarang Hermione selalu mengamalkan ajaran itu.
Setelah selesai mengulek, Hermione menggoreng bumbu itu. Lalu memasukkan dua butir telor. Setelahnya tiga centong nasi Ia masukkan kedalam penggorengan. Tak lupa Ia memasukkan bumbu penyedap ke dalamnya.
Aroma nasi goreng sudah tercium di mana-mana. Gadis itu segera menata piring di meja makan. Setelah itu, Ia melihat Draco dan seorang remaja laki-laki dengan seragam sekolahnya yang mendekat ke arah meja makan.
Draco duduk dengan tenang, beda lagi dengan Dion yang menatap Hermione dengan terkagum-kagum.
"Ssst.. kak? Dia siapa?" Bisik Dion.
"Pembantu." Jawab Draco singkat.
Dion melotot, "Buset, pembantu?! Bening banget, gila!"
Draco memutar bola matanya, "Cepet makan! Nanti telat."
"Namanya siapa kak? Umurnya berapa? Rumahnya dimana? Dapet dia dari mana?" Tanya Dion tak kenal jeda. Ia tidak menghiraukan perkataan Draco barusan.
Draco melirik Hermione sekilas. Gadis itu sedang membersihkan peralatan masak di wastafel. Lalu pandangan Draco beralih pada Dion yang masih menatap Hermione tanpa berkedip.
"Tanya aja langsung sama orangnya."
Dion tersenyum lebar. "Ekhem. Nama kamu siapa?" Tanya Dion dengan suara di lembut-lembutkan. Membuat Draco mual saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Rindu (DRAMIONE)
Fanfiction[COMPLETED] Aku memang tidak mengenalmu dengan baik. Tapi yang aku tahu, ternyata mencintaimu bisa sangat menyakitkan - HJG