Pansy tersenyum cerah ketika membuka pintu bangsal rumah sakit. Sambil membawa parsel aneka buah, Ia menghampiri seseorang yang juga tersenyum manis kearahnya.
"Hai, sistah! Pansy kembali lagi!!" serunya bersemangat.
Seseorang dengan wajah putih pucatnya tertawa renyah menanggapi sapaan sahabat yang sudah dia anggap adik sendiri itu.
"Aku senang akhirnya ada rumah sakit di kota ini yang bisa merawatku. Jadi aku nggak perlu jauh-jauh berobat ke luar negeri lagi." ujarnya lembut.
Pansy tersenyum. Dia mengambil posisi duduk di samping orang itu, dan membelai rambutnya dengan lembut.
"Aku akan selalu ngejaga kamu, Tory."
Astoria. Atau biasa dipanggil Tory. Perempuan dengan hati yang paling baik yang pernah Pansy temui. Perempuan paling tulus, seakan tidak ada cela sedikitpun di hatinya.
"Katamu, kamu mau melanjutkan S2 ke Jerman?"
"Nanti aja kalau kamu sudah sembuh."
Tory membelai tangan Pansy lembut, "Jangan pikirkan aku. Kejar impian kamu, Pans. Aku baik-baik aja di sini. Ada dokter dan suster yang akan menjagaku."
Pansy menunduk, "Nggak mau. Saat ini, hanya kamu yang aku punya. Aku nggak punya keluarga. Walaupun kamu bukan kakak kandungku, tapi tetap aja aku sudah menganggapmu sebagai saudara kandung. Jadi, aku nggak akan membiarkanmu sendirian."
Astoria tersenyum lembut. Ia benar-benar menyayangi Pansy. Apapun akan Ia lakukan. Termasuk mengikhlaskan orang yang paling dia cintai di dunia ini.
"Hmm, Tory. Aku bertemu Draco kemarin." ucap Pansy tiba-tiba. Astoria hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun.
Pansy ikut menatap Astoria dalam diam. Dia tahu, Astoria sangat mencintai Draco. Namun dia berpura-pura tidak peduli karena menghargai perasaan Pansy.
"Aku.. Aku sudah nggak suka lagi dengannya, Tory. Kamu bisa memilikinya."
Astoria tertawa. Ia mengelus kepala Pansy, lembut. "Jangan bohong."
Pansy menggeleng cepat. "Aku nggak bohong!" katanya lalu menunduk, "Lagipula, Draco cintanya itu sama kamu. Bukan aku. Gara-gara aku kalian jadi nggak bisa bersama." ujarnya menyesal.
"Pans, itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Mungkin perasaan Draco juga sudah berubah. Atau mungkin... Dia sudah menikah?"
Pansy terhenyak. Ia terkejut mendengar penuturan Astoria. Bagaimana dia bisa mengatakan itu? Apa dia sudah tau semuanya?
"Ah, apa katamu? Menikah? Mana mungkin. Draco itu hanya mencintai kamu. Mana mungkin dia menikah dengan perempuan lain."
"Pans, aku nggak apa-apa. Jika memang dia sudah menikah atau mencintai wanita lain, aku terima. Aku hanya masa lalu yang menyakitkan baginya."
Hati Pansy seakan teremas. Astoria pasti menjadi masa lalu terindah bagi Draco jika bukan karenanya. Sudah terlalu banyak yang Astoria lakukan untuk menjaga perasaan Pansy. Termasuk berpura-pura menikah dengan orang lain untuk membuat Draco membencinya. Dan dia juga rela tinggal di luar negeri hanya untuk menjauh dari Draco. Padahal Pansy tahu, mereka saling mencintai.
"Belum, kok. Dia belum menikah."
Maaf, Draco. Aku berbohong.
"Aku akan membawanya kesini untuk menjengukmu dan mengatakan kebenarannya."
Demi apapun aku akan membuat Draco dan Astoria bersama. Karna kebahagiaan Tory itu hanyalah Draco. Maaf Hermione, tapi kehadiranmulah yang menjadi masalah disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Rindu (DRAMIONE)
Fanfiction[COMPLETED] Aku memang tidak mengenalmu dengan baik. Tapi yang aku tahu, ternyata mencintaimu bisa sangat menyakitkan - HJG