(31) Pelangi Rindu - end

1.2K 92 35
                                    

Dear Hermione,

Saat kamu baca ini, aku pasti lagi lagi buat kamu nangis ya? Jangan nangis, Hermione. Aku selalu sedih saat kamu menangis. Aku minta maaf, sekali lagi aku benar-benar minta maaf. Aku nggak pernah bisa memaafkan diriku karena pernah meninggalkan kamu dulu. Itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku.

Tapi sekarang aku bahagia. Karena dengan hatiku yang berada di tubuh Draco, aku nggak akan ninggalin kamu lagi. Aku akan selalu berada di dekatmu. Aku sangat bahagia karena itu. Aku akan berada di sisimu bahkan sampai kamu menua.

Terimakasih, Hermione. Kamu adalah salah satu bagian dari hidupku yang paling aku syukuri. Aku berharap, kamu nggak akan lupain aku ya. Nggak perlu selalu ingat, tapi aku mohon untuk sesekali mengingatku. Dan aku juga berharap, kamu akan selalu bahagia.

Tertanda,

Leon.

...

Langit mendung seakan ikut merasakan kehampaan hati seseorang. Sambil mendekap sebuah bingkai foto, Hermione melihat peti mati Leon yang perlahan di turunkan ke liang lahat.

Beberapa saat setelah Leon dinyatakan meninggal saat itu, dokter memberitahukan kalau ternyata dua hari sebelumnya laki-laki itu telah menandatangi surat pernyataan yang berisi kalau dirinya akan mendonorkan hatinya untuk Draco.

Seketika kenangan bersama orang yang kini fotonya Ia dekap mulai berlarian di kepalanya. Perlahan air mata kembali mengaliri wajah pucatnya. Ia sudah tidak bisa menangis meraung lagi. Tenaganya sudah habis.

Sekarang Ia sudah tidak bisa melihat senyum manis Leon. Tidak bisa mendengar suaranya lagi. Tidak bisa merasakan lembut genggaman tangannya lagi.

Hatinya sungguh sakit. Walaupun cintanya sudah berpindah, namun Leon tetap punya tempat tersendiri di hatinya.

Aku nggak akan lupain kamu, Leon. Terimakasih, karena sudah mencintaiku.

Masih memandangi liang lahat yang kini seutuhnya tertimbun tanah, tiba-tiba handphone Hermione bergetar.

"Halo?"

"Kak, Kak Draco udah sadar!"

Hermione langsung berpegangan dengan Alex. Tubuhnya terasa amat ringan. Ia kembali menangis sesenggukan. Alex membantunya untuk duduk setelah proses pemakaman selesai.

Wanita itu memegangi kepalanya. Ia lega akhirnya Draco sudah melewati masa kritis pasca operasi. Dipeluknya bingkai foto Leon dengan erat. Ia menunduk dan menangis tersedu.

Lelah, sedih, hancur, dan.. Lega. Rasanya sesak sekali.

"Kak? Kita kerumah sakit sekarang? Kakak pasti mau lihat kak Draco kan?"

Dengan mata sendu yang menghitam, Hermione menatap Alex. Ia pun mengangguk cepat lalu berdiri dibantu oleh adiknya itu.

Sesampainya di rumah sakit, kaki ringkihnya langsung berlari menuju ruang rawat Draco. Setelah sampai dan membuka pintu ruangan itu, ingin rasanya Hermione terjatuh di lantai saking leganya. Ia dapat melihat mata Draco terbuka dan sekarang sedang melihat ke arahnya.

Dengan tertatih, Hermione menghampiri laki-laki itu. Semua orang yang ada di sana langsung keluar dari ruangan untuk memberi keduanya privasi.

Hermione duduk di samping ranjang Draco. Mereka hanya saling tatap tanpa bicara apapun. Tiba-tiba Hermione meraih tangan Draco. Menggenggamnya erat lalu mencium tangan itu seraya menangis tersedu.

Pelangi Rindu (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang