Setelah dirawat selama kurang lebih dua minggu, akhirnya Mama Cissy sudah diperbolehkan untuk pulang. Ia sangat senang. Masih diberikan kesempatan untuk melihat anak-anaknya lagi.Hermione membantu mendorong kursi roda Mama Cissy. Di sebelahnya ada Draco, Dion, dan Alex yang sibuk mengangkut barang-barang.
"Welcome home!" seru Dion dengan semangat. Ia segera berlari keruang tengah dam melemparkan dirinya ke atas sofa. Dion memang selalu menemani mamanya selama di rumah sakit. Bahkan dia membawa semua bajunya ke rumah sakit agar tidak perlu pulang pergi ke rumahnya. Makanya sekarang dia sangat rindu istananya ini.
"Bocah gila." gerutu Alex. Hermione dan Mama Cissy hanya tertawa melihat kelakuan kedua anak remaja yang sangat bertolak belakang ini.
"Dion.. Itu kopernya diangkut kekamarmu, dong. Jangan ditinggal begitu aja." titah Mama Cissy.
"Lex, tolong bawain dong."
Alex mendelik. Baru saja Ia ingin mengeluarkan sumpah serapahnya, namun terhenti ketika Mama Cissy sudah menjewer telinga Dion.
"Bawa sendiri! Masa kamu nyuruh Alex?"
"Aaww! Iya iya Dion bawa sendiri. Tapi lepasin, Ma."
Setelah dilepaskan, akhirnya Dion beranjak dengan terpaksa.
Hermione tertawa sambil geleng-geleng kepala. Lalu tak sengaja atensinya melihat Draco di taman belakang. Pria itu sepertinya tengah sibuk. Matanya tak pernah lepas dari handphone sedetik pun.
"Kamu istirahat, gih. Jangan kerja terus. Nanti malah kamu yang sakit."
Draco menoleh. Ia tersenyum lembut ketika mendapati Hermione yang sudah ada di sebelahnya.
"Iya, nanti saya istirahat."
Hermione menghela napas. Ia segera mengambil ponsel Draco, "Kamu mandi dulu. Baru hape ini saya balikin."
Draco menunduk lemah. Ia mengangguk tanda tak berdaya, lalu mengacak rambut Hermione sekilas sebelum pergi ke kamarnya.
"Kalau nggak diambil, bisa sampai besok dia nggak mandi." Hermione geleng-geleng. Baru Ia akan menyimpan ponsel Draco, namun ada notifikasi yang masuk.
Pansy Park-inson
Besok kita harus ketemuan! Jangan alasan lagi kamu, ya. Awas kalau gak dtg! Cafe biasa jam tiga sore. Ada yang mau aku omongin, penting!!!
Hermione mengambil napas panjang lalu menghembuskannya. Katanya, tidak ada yang murni antara persahabatan laki-laki dan perempuan. Pasti ada saja yang menyimpan rasa. Berarti dalam kasus ini, siapakah yang menyimpan rasa?
Pansy?
Atau.. Draco?
Atau malah keduanya?
...
Draco keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang melilit kepalanya. Ia menghampiri Hermione dan menjawil hidung istrinya dengan jahil.
"Hape saya mana, Mione?"
"Di laci kedua."
Draco segera mengambil handphonenya, dan memeriksa. Siapa tahu ada pesan penting.
Diam-diam Hermione melirik suaminya itu. Ia tidak percaya Draco bisa mengkhianatinya. Tidak mungkin seorang Draco begitu.
"Mmm, Draco?"
"Hn?"
"Besok kan hari minggu. Temani saya, yuk ke toko buku?"
Draco menoleh, "Jam berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Rindu (DRAMIONE)
Fanfiction[COMPLETED] Aku memang tidak mengenalmu dengan baik. Tapi yang aku tahu, ternyata mencintaimu bisa sangat menyakitkan - HJG