(7) - Berubah dalam satu waktu

1.1K 164 35
                                    


Hermione terus menangis di ruang tamu rumah Draco. Sedangkan pria yang sedari tadi bersamanya tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya duduk di sofa yang berhadapan dengan Hermione. Menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa.

Beda lagi dengan Dion yang menatap keduanya dengan bingung. Pasalnya kedua orang ini tiba-tiba pulang dengan keadaan yang sudah seperti ini.

"Kak, jelasin ke gue. Lo apain kak Hermione sampe dia kaya gitu?" Dion menatap Draco tajam. Ya, bukannya dia menuduh kakaknya yang tidak-tidak. Tapi dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi!

Sedangkan Hermione tidak bisa ditanyakan. Ia sibuk menangis layaknya bocah lima tahun yang kehilangan permen.

Saat keadaan mencekam sekaligus membingungkan itu, tiba-tiba masuk seorang anak seusia Dion dan langsung menghampiri Hermione dengan terburu-buru.

Hermione yang melihat kedatangan Alex langsung melebarkan tangannya dan memeluk adiknya itu erat.

"Kakak kenapa, kak? Bilang Alex!"

Hermione hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tangannya mencengkeram jaket Alex kuat-kuat.

Alex yang memang mudah emosi, menatap kedua laki-laki di ruangan itu dengan wajah siap tempur. Dengan sekali gerakan, dia melepas pelukan Hermione dan berdiri menantang Dion.

"Lo apain kakak gue?!" Katanya pelan namun dinginnya mengalahkan es balok.

Dion merotasikan matanya, "Mana gue tahu. Tiba-tiba kakak gue sama kakak lo pulang, terus udah kaya gini."

Kini Alex menatap Draco dengan nyalang. Ia berjalan mendekat penuh emosi lalu menarik kerah Draco sampai laki-laki itu berdiri.

"Eh! Yang sopan dong lu kalo di rumah orang! Santai, Man!" Dion mencoba melepas tangan Alex dari kerah baju kakaknya. Sedangkan Draco hanya diam. Membuat Alex makin berpikir macam-macam.

"Lo apain kakak gue?" Desis Alex. Ia menatap tepat ke dalam bola mata keabuan Draco. Tidak peduli perbedaan umur mereka.

Karena siapapun yang menyakiti kakaknya, akan habis di tangannya.

Siapapun itu.

Dengan masih sesenggukan, Hermione berdiri dan melepas cengkeraman Alex pada Draco lalu menyuruh anak itu untuk duduk.

"Bilang Alex, kak! Kakak kenapa?! Kalau emang beneran mereka yang nyakitin kakak, biarin Alex bunuh mereka sekarang juga!"

"Weitss.. mainnya bunuh-bunuhan, cuy." Dion meledek.

Hermione menyeka air matanya, lalu menatap Alex. "Kakak.. kakak udah nikah, Lex."

"APA?!" Alex langsung berdiri. Dan ekpresinya sama dengan Dion yang menampilkan ekspresi serupa.

"Kakak dinikahin paksa sama orang-orang di kelurahan."

Hening.

Dion kini beralih lagi pada kakaknya, "Jangan bilang orang yang dinikahin sama Kak Hermione itu, lo kak?!"

Draco tak menjawab. Ia meraup wajah dan rambutnya yang berantakan, lalu pergi begitu saja.

Dion mengernyitkan dahi. Tak lama ekspresi cengo nya berganti dengan senyum lebar. Ia menatap Alex dan Hermione dengan mata melotot.

"Akhirnya kakak gue nikah!!"

...

Walaupun tangisnya sudah berhenti, tapi bukan berarti dia sudah baik-baik saja. Hatinya masih sakit dan sesak. Memang bagaimana rasanya dinikahkan paksa oleh orang yang baru kamu kenal selama satu minggu?!

Pelangi Rindu (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang