Matahari baru saja terbenam. Meninggalkan gelap bersama dengan seseorang yang kini berteman dengan kesendirian. Dulu, Ia paling tidak bisa sendiri. Dia membutuhkan sosok yang bisa dia jandikan sandaran. Sampai dia tega merebut milik orang lain. Namun, kini dia sadar. Apapun yang menjadi milik kita, pasti akan kita dapatkan. Tapi jika bukan, sekuat apapun kita berusaha, tetap tidak akan berhasil.
Pansy menunduk seraya memijat keningnya. Apa yang Ia lakukan ini benar? Atau dia telah mengulangi kesalahannya lagi?
Memisahkan kedua orang yang saling mencintai?
Tapi...
Apa Draco mencintai Hermione?
Tak banyak berpikir lagi, Pansy mengambil jaketnya lalu keluar dari apartemennya. Dia harus memastikan itu.
...
"Ngapain sih, kesini?" kesal Draco. Ia membalikkan kursi putarnya agar tidak melihat wajah sahabatnya itu. "Aku sebentar lagi juga mau pulang. Kamu pergi aja."
"Draco, please temui Tory sekali aja. Mungkin setelah lihat dia, kamu sadar kalau kamu masih mencintai dia."
Draco langsung memutar kursinya menghadap Pansy, "Kamu gila, ya? Aku ini udah punya istri! Mikir!"
pansy meringis, "Aku tahu, aku minta maaf. Tapi aku yakin, kamu pasti masih mencintai Tory. Gimana bisa kamu lupain cinta pertama kamu yang udah kamu cintai selama 13 tahun lebih? Sedangkan Hermione? Kamu baru kenal dia 5 bulan, Draco."
Draco mengepalkan tangannya, giginya menggeretak, "Kamu pikir hatiku ini mainan? Yang bisa kamu ubah gitu aja? Kamu yang udah buat aku benci Astoria. Kamu yang udah buat aku terbiasa benci sama dia. Sekarang? Kamu minta aku buat balik mencintai dia?"
Draco menatap Pansy, lelah. "Pans, terlepas aku masih mencintai dia atau enggak, Ini nggak bener. Aku punya istri. Aku punya kehidupan baru."
Pansy menunduk, "Aku minta maaf.." Lirihnya. Tak lama terdengar suara isakan. "Aku nggak tahu harus gimana. Aku nggak bisa maafin diri aku sendiri kalau Tory sampai pergi dengan hati yang patah. Aku tahu, selama ini dia selalu rindu sama kamu. Aku tahu selama ini nggak pernah sedikitpun perasaannya berubah. Dia masih dan akan selalu mencintai kamu."
Pansy terisak-isak, "Ngeliat dia kesakitan, ngeliat hidupnya yang berantakan karena aku, ngebuat aku nggak bisa napas, Draco." katanya seraya memukul-mukul dadanya sendiri. "Aku ngerasa, aku nggak mungkin bisa bahagia kalau Tory nggak bahagia. Dan kebahagian dia cuma kamu. Aku minta tolong."
Setetes air mata lolos dari mata kelabu Draco, "Kalau gitu terus hidup kaya gini, Pans. Terus ngerasa nggak bahagia. Itu hukuman buat kamu. Jangan ngebuat orang lain terlihat jahat hanya untuk membenarkan kesalahan diri kamu sendiri." katanya pelan namun menusuk. Berhasil menembus hati Pansy yang paling dalam. Membuatnya seakan mati ditempat.
Draco pun berdiri. Hendak meninggalkan Pansy yang makin terisak. Namun, langkahnya terhenti ketika suara serak Pansy mengatakan satu hal yang langsung membuatnya ingin terjatuh saat itu juga.
"Kanker Pankreas. 1 bulan. Waktunya tersisa satu bulan."
...
5 Januari 2010
Halo Tory, duh aku ngerasa aneh nulis surat. Bukan aku banget kan?
Tory, kamu inget nggak minggu besok ada pameran lukisan. Kita kesana yuk? Aku nggak nerima penolakan. Kamu kenal aku kan?
D.M
*
13 April 2010
Dear, Draco...
Makasih ya udah jadi seseorang yang selalu ada buatku. Walaupun sikap kamu kadang nyebelin, tapi aku tau kamu itu baik. Makasih karna udah mau jadi sahabat aku. Padahal aku cuma perempuan biasa yang nggak punya apa-apa. Beda banget sama kamu dan Pansy. Aku bahagia punya kalian ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Rindu (DRAMIONE)
Fanfiction[COMPLETED] Aku memang tidak mengenalmu dengan baik. Tapi yang aku tahu, ternyata mencintaimu bisa sangat menyakitkan - HJG