" I am come back......" Khanza berlari dengan riang memasuki rumah dan menuju keruang tamu.
Melihat tingkah laku anaknya seperti itu membuat umma sedikit khawatir, bisa-bisa nanti Khanza terjatuh karena kelalaiannya.
"Kalau pulang itu ya salam dulu,ini langsung aja nyelonong masuk." Tegur umma.
"Maaf umma....habisnya Khanza gak sabar, soalnya kata mas Habibi umma sama abi udah pulang!" Hanya semburat senyuman yang Khanza lontarkan.
"Mana mas Habibi?." Tanya umma masih fokus dengan koran yang ada di tangannya itu.
"Emm...tadi dia cuma ngantar Khanza cuma sampai depan pagar, terus katanya ada urusan lagi diluar. ya udah dia pergi lagi." Jelas Khanza.
"Umma..dimana mas Husain?." Sambung Khanza sambil celingak-celinguk mencari seseorang.
"Ada di kamar nya,mas mu lagi istirahat"
"Umma,Khanza samperin mas Husain dulu ya!."
Khanza meninggalkan umma yang ada diruang tamu dan langsung berjalan menuju kamar Husain.Kini Khanza sudah berada didepan pintu kamar Husain,Khaza grogi sekali karena sudah lama ia tak bertemu dengannya.Karena masnya yang satu ini memilih untuk kuliah di daerah Jember dan berbasis Pesantren.
Pintu kamarnya terlihat sedikit terbuka dan saat Khanza memutuskan untuk mengetuk pintu,laki-laki yang berada didalam kamar seolah tahu dirinya berada didepan pintu
"Masuk aja!" Seru Husain.
Khanza menghela nafas,karena tak habis pikir dengan masnya yang satu ini. Masih cuek,kata-katanya gak bisa disaring,dan yang paling Khanza nggak suka adalah beliau yang pendiam. Padahal sekolah berbasis pesantren yang mengajarkan public speaking.Khanza masuk ke kamar Husain dengan begitu lamban.
"Assalamualaikum....."
"Wa'alaikumussalam" Jawabnya yang masih sibuk dengan handphone yang ada di tangan besar nya itu.Hening, itu lah yang Khanza rasakan.
Khanza duduk disudut ranjang dan hanya memperhatikan masnya itu.
"Kenapa ngeliatin mas terus...? " Ucapnya datar.
"kangen??." Sambungnya lagi.
"Iihhh,,,,siapa juga yang ngeliatin mas Husain geer banget sih tapi kalo kangen emang iya sih." Ujar Khanza beriringan dengan cengiran dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Sini...!!".
Khanza masih terdiam ditempat.
"sini...!." Seru Husain sembari memberi kode untuk duduk lebih dekat dengannya.Detik itu juga Husain memeluk Khanza dengan hangat.Rasa rindu sedari dulu telah ia tumpahkan dengan pelukan hangat yang ia berikan kepada Khanza si adik bungsu kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Presiden Santri
Teen FictionKehidupan Khanza yang setiap hari selalu di isi dengan kebahagiaan dan keceriaan seperti pelangi yang menghiasi malam dan siang.Namun...... Sekejap berubah!! Berita itu datang Menghampiri bak petir di siang bolong.Dia lelaki yang selalu...