Khanza tersenyum menatap pantulan dirinya dicermin.
Dengan sentuhan make up natural, perempuan itu tampak lebih anggun.Ditambah jilbab pashmina yang bertengger di kepalanya menutupi mahkotanya.Dirinya masih tak percaya sebentar lagi ia akan menjadi istri orang.Statusnya sebentar lagi akan berubah."Khanza....."
Tiba-tiba Habibi yang baru muncul dari balik pintu mengagetkan seisi ruangan.
"Mas.., jangan ngagetin adiknya," Tegur Umma.
"Hehe iya umma, maaf"
"Kenapa mas?" Tanya Khanza yang masih sibuk dengan cermin dihadapan dirinya.
"Rombongan mempelai pria udah datang,mas tadi disuruh Abi buat meriksa kamu udah siap atau belum".
Deg....
Hati Khanza berdesir.
Khanza terlihat gugup,ia meremas kedua ujung gaunnya."Sayang jangan terlalu gugup yaa,ada umma disini," Ucap Umma mencoba menenangkan putri bungsunya itu.
Khanza mengangguk tersenyum.Ia membuang nafas panjang, kemudian menggenggam tangan umma yang begitu ia sayangi.
"Sebentar lagi Khanza nggak bakal tinggal bareng lagi sama umma,Abi,mas Hussain,mas Habibi juga."Raut wajah Khanza berubah menjadi sedih.Ia semakin mengeratkan genggamannya.
"Khanza sayang umma karena Allah," Bisik Khanza kearah telinga umma dengan lembut.
"Umma juga sayang Khanza karena Allah."Balas Umma tersenyum.
****
Pagi hari ini,Masjid An-Nur akan menjadi saksi bisu dimana seorang lelaki akan mengikrarkan ijab qobul untuk menghalalkan perempuan yang ia temui disebuah taman bunga.Perempuan yang pernah menolong dirinya saat ia terjatuh dari sepeda, perempuan yang selalu menggangu pikirannya disaat dipesantren kilat, dan sebentar lagi ia akan menghalalkan perempuan itu, perempuan yang selalu ia harapkan diatas sajadah disepertiga malam.Afif sudah duduk dihadapan penghulu dan tentunya calon mertuanya.
"Afif silahkan jabat tangan calon abi mertuamu,nak.Setelah ini kamu akan mengikrarkan janji suci, janji yang paling serius.Janji mu pada Allah dan calon mertuamu," Ujar pak penghulu.
Afif mengangguk dan mulai menjabat tangan calon mertuanya . Seketika tangannya menjadi dingin karena gugup.Ia mengatur nafas nya agar lebih tenang dari sebelumnya.
Bismillahirrahmanirrahim
"Ya Muhammad Afif Al-Ghifari Ibna Bima Aryo Ghifari Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka Nayla Khanza Sholehah binti Abdullah Rizal alal mahril 'alf dirham miayat jiram min dhahab wa'adawat alsalaa haaalaan."
"Qobiltul nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalaan...." Ucap Afif dalam satu hembusan nafas."Bagaimana para saksi,?"
"SAH!" Seru para saksi dan para tamu undangan."Barakallahulakuma wabaraka 'alaykuma wajama'a baynakuma fii Khoir. "
Afif mengusap kedua ujung matanya, tanpa sadar kini ia menitikkan air matanya.
"Alhamdulliah"
Tahmid berkumandang dari lisan-lisan yang menyaksikan akad pernikahan bersamaan dengan restu Allah yang menaungi.Kini janji suci telah ia ikrarkan dengan lantang dihadapan Allah dan semua orang yang berada diruangan Masjid An-nur.Afif minitkkan air mata dalam diam.Hanyut dalam suasana,kini ia telah menjadi seorang suami.Tanggung jawab permpuan yang ia nikahi telah perpindah utuh kepada dirinya.Seperkian detik ia menunduk,ucapan rasa syukur tiap detak jantung ia panjtakan kepada sang pemilik cinta.
Afif berdiri membalikan badan tegapnya,terlihat seseorang yang berada tepat dibelakang dirinya tertunduk malu.Olesan sedikit make-up natural menambah kecantikan sang gadis yang kini tengah ia tatap.Pak penghulu memberi kode kepada dirinya untuk menjemput sang istri.Afif berjalan pelan menuju ke arah Khanza.
"Asslamulaikum warahmatullahi wabarokatuh," Ucap Afif pada Khanza.
"wa'aalaikummussalam warahmatullahi wabaraktuh," Balas Khanza dengan suara bergertar.
Afif mengangkat tangan kanannya menyentuh ubun-ubun Khanza dengan sedikit bergetar.Ia melafadzkan do'a dengan takzim, setiap kalimat-kalimat yang keluar dari bibirnya ia resapi dengan khidmat.Dan Khanza mengadahkan kedua tangan dengan sempurna.Mengaminkan setiap yang diucapkan oleh Afif.Hati Khanza berdesir setiap detiknya.Khanza meneteskan air mata tanda bahagia.
"Allahuma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa'alaih.Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha'alaih".
Kemudian Afif mencium kening Khanza singkat.
Semua orang yang berada disana dibuat baper dengan kedua insan yang sedang berbunga-bunga.Umma Khanza yang tak jauh dari mereka memberi kode kepada Khanza untuk mencium tangan Afif.
"Sekarang giliran Khanza,cium tangan suamimu nak!" Ujar Umma tersenyum.
Khanza kikuk dengan penuturan sang umma.Dirinya sangat gugup saat ini.
Ia layangkan tangan kanannya ke hadapan Afif.Saat Afif ingin menyambut tangan Khanza,tiba-tiba ia tarik kembali dan menyembunyikan dibalik jilbab.Semua orang yang menyaksikan itu tertawa renyah dengan aksi yang dilakukan Khanza.Melihat keadaan seperti itu umma tak tinggal diam.Umma berjalan kearah mereka ,kemudian menarik tangan putrinya dari balik jilbab.Tanpa aba-aba umma mengarahkan tangan Khanza agar menyalami tangan suaminya.DEG....
Dan tangan mereka berdua akhirnya bersentuhan.Dengan tangan yang sedikit bergetar,Khanza menyalami Afif dengan takzim.Kemudian langsung melepaskannya karena gugup.
Afif tersenyum tipis.Kemudian memasangkan cincin di jari manis Khanza,begitupun sebaliknya.Khanza juga memasangkan cincin di jari manis Afif dengan kecepatan kilat.
Afif berjalan sembari menggenggam tangan Khanza dan membawanya kembali duduk di depan meja akad.
Tangan Khanza yang digenggam,tapi seisi masjid yang baper.Khanza tersenyum manis.Begitupun dengan Afif.***
Alhamdulliah akhirnya part yg ditunggu-tunggu
jangan lupa vote dan komen yaaaaaaaaa
jangan lupa pangil aku bee🐝🐝
walaupun bee updateny juarang bangett tapii janjii bakal namatin novel pertama akuuuuSalam sungkem🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Presiden Santri
Teen FictionKehidupan Khanza yang setiap hari selalu di isi dengan kebahagiaan dan keceriaan seperti pelangi yang menghiasi malam dan siang.Namun...... Sekejap berubah!! Berita itu datang Menghampiri bak petir di siang bolong.Dia lelaki yang selalu...