Chapter 23🌻

102 8 0
                                    


"Lagi mikiran apa adik  mas yang paling cantik sedunia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi mikiran apa adik  mas yang paling cantik sedunia?".

Khanza yang sibuk melamun tertangkap basah oleh Hussain yang tengah berdiri diambang pintu kamarnya.Khanza melirik Hussain dengan mata memerah, tanda air mata yang ia bendung akan turun kepipinya tanpa aba-aba.Ia berlari memeluk Hussain dengan erat dan menangis terisak dalam dekapan  dirinya.Hussain membalas pelukan adik bungsunya itu dengan lembut.

"Kenapa? Siapa yang berani buat nangis adik kesayangannya mas ini, hmm?"

Khanza masih setia terisak dalam dada bidang Hussain, membuat bagian baju depan Hussain habis basah akibat air mata Khanza.

"Jadi adik mas nggak mau cerita sama masnya?"

Hussain masih sabar menanyai Khanza yang masih setia berada didalam pelukannya.

"Khanza pengen donat bamboloni". Lirih Khanza pelan.

Hussain yang mendengar penuturan Khanza dibuat melongo, karena adiknya sangat ajaib sekali.Menangis terisak-isak hanya BM ingin makan donat bamboloni?

Hussain geleng-geleng kepala dan tersenyum.

"Kita beli sekarang yuk?". Ucap Hussain melirik ke arah Khanza yang masih setia dalam dekapan dirinya.

Khanza mendongak, melihat ke arah Hussain dengan mata berbinar.Dan mengangguk.

***

Saat diperjalanan,Khanza hanya terdiam.Mengamati setiap pemandangan dari arah luar jendela mobil.Ujung ekor mata Khanza melirik ke arah ujung jalanan sana,dimana ada seorang anak kecil yang sedang berjualan tisu dan disampingnya ia menggandeng seorang adik kecilnya menemaninya berjualan.

"Mas Hussain berhentiin sekarang mobil nya!". Titah Khanza, membuat Hussain menoleh ke arah adiknya dengan raut wajah bingung.

Hussain menuruti kemauan adiknya dan melihat Khanza sudah melongos keluar dari mobil.Hussain yang panik melihat adiknya sudah tidak ada, buru-buru keluar dari mobil dan melihat sekeliling untuk mencari keberadaan Khanza.

Matanya tertuju pada gadis berjilbab yang sedang menghampiri seorang anak kecil dengan adiknya yang sedang berjualan tisu disebrang jalan.

Hussain tersenyum.

"Ya Allah anak itu, bisanya hanya buat masnya jantungan".Ucapnya sambil mengelus-elus dada.

Saat Hussain ingin berjalan menghampiri adiknya yang tengah berdiri sambil berbicara dengan anak kecil itu,namun dari kejauhan ia melihat seorang lelaki yang tak jauh umurnya darinya menghampiri adik bungsunya itu.

"Kamu ngapain disini?"

Lelaki dengan stelan kemeja hitam, dengan kepala yang di lindungi oleh topi membuat dirinya lebih misterius.

Married With Presiden SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang