Chapter 4🌻

295 39 5
                                    

Dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dingin.....

Itu lah cuaca pada pagi ini,kini Khanza tengah berkumpul dengan Umma Abi dan kedua kakaknya yang sangat ganteng nan rupawan yang sangat Khanza sayangi.Menikmati teh, ditemani dengan rasa gurih dan pedas menjadi satu rasa dalam bentuk olahan bakwan yang dibuat umma dengan penuh rasa cinta.

"Abi... jam berapa kakek akan datang?"

"Mungkin sepuluh menit lagi sayang!" Ujar abi yang masih asyik dengan teh hangatnya.

"Kamu nggak sabaran banget sih zaa" Sahut Habibi datar.

"Iihhh biarin,,wajar dong! Namanya Khanza kangen". Nyinyir Khanza

"Emm..mas Husain kawanin Khanza !" Lanjut Khanza bersemangat.

"Kamu bilang apa tadi?"

"Minta kawanin Khanza" Beo Khanza .

Detik itu juga Khanza baru ingat, hanya Husain lah terkadang memanggil dirinya dengan sebutan Nayla.Khanza menyengir dan melangkah mendekati Husain.

"Mas nya Nayla yang paling ganteng plus dingin,datar,cuek tapi kalau sama Nayla perhatian banget.....kawanin nayla ambil bakwan di dapur." Rayu Khanza dengan manja.Umma dan abi yang melihat tingkah laku Khanza hanya bisa geleng-geleng kepala.Husain beranjak dari kursinya dan berjalan terlebih dahulu tanpa melirik ke arah Khanza, Khanza yang merasa dicuekin,ia langsung berlari dan berjalan sejajar dengan Husain.

"Gitu aja ngambek" Cetus Khanza.

"Siapa yang ngambek?"

"Mas Husain lah,siapa lagi?" Jawab Khanza kesal.Sembari mengambil piring berisi bakwan yang ada diatas meja,dan langsung meninggalkannya...

Khanza berjalan dengan tidak santai dan meletakkan piring diatas meja tamu dengan tak acuh.

"Ini anak abi,kenapa lagi?"

"Tadi kayak nya masih tenang tentram damai" Sambung abi sambil melirik ke arah putri bungsunya itu.

"Biasa bi,manusia dingin kayak kulkas berjalan buat ulah." Jawab Khanza santai seakan yang lagi dibicarakan tidak ada disitu.

"Siapa?..mas mu?"

"Siapa lagi kalo bukan mas Husain"

"Assalamualaikum...." Suara bariton khas yang Khanza dengar membuat Khanza refleks mencari sumber suara itu,dan Khanza menemukannya, Khanza langsung berlari dan menghambur ke pelukan pria paruh baya itu dan disambut hangat olehnya.

"Kakek" Ucap Khanza manja.

"Cucuku yang paling cantik.." Balas kakek sembari mengelus kepala Khanza yang dibalut dengan khimar berwarna cream.

Kedatangan kakek dan uti disambut sangat bahagia oleh keluarga Khanza terutama abi,karena mereka kedua orang tua abi.Di antara kami bertiga Khanza lah yang paling dekat dengan kakek,dan yang paling dekat sama uti yakni Habibi dan Husain.

🌻🌻🌻

Niat kedatangan kakek dan uti adalah ingin memberikan sesuatu kepada Khanza,dan kakek juga berniat untuk lebih serius membicarakan tentang perjodohan Khanza dengan anak sahabat karib nya abi.

"Gimana nar,kamu sudah memutuskan?"tanya kakek kepada anaknya itu.

"Sebenarnya Danar belum yakin kek,Danar masih takut melihat tingkah laku Khanza yang masih sangat kekanak-kanakan"

"Pasti Afif bisa nar,dia laki-laki yang sudah dewasa ya walaupun usia mereka hanya terpaut satu tahun" Jawab kakek meneguhkan.

"lagian kamu sudah lihat akhlak dia,sifat dia dan bahkan prestasi dia" Sambung kakek dengan penuh harap.

"Iya kek,tapi ini masalahnya ada dikhanza...,Danar takut Khanza belum siap dan akan syok karena nerima keputusan keluarga kita.Belum lagi keputusan dari Husain dan Habibi yang akan tau Khanza akan menikah dalam waktu dekat ini!". Keluh Danar membayangkan betapa sulit nya mengambil keputusan yang sangat berat ini.

"Pasti Khanza bisa,dan kakek yakin Khanza pasti mau...,kita harus bersabar...
karena waktu hanya dua tahun lagi" Sambung kakek sembari berdiri meninggalkan Abi yang masih melamun.

"Abi!!" Tiba-tiba dari belakang Khanza menepuk pundak Abi,spontan Abi terperanjat kaget.

"Abi kenapa melamun?" Tanya Khanza.

"loh kakek mana bukannya tadi ngobrol sama abi?"

"Kakek ke kamar sebentar,katanya mau mengambil sesuatu" Pernyataan dari abi membuat Khanza menganggukkan kepala.Selang beberapa menit,kini kakek sudah duduk berhadapan dengan Khanza.

"Khanza.." Tegur kakek

"Iya kek"

"Umur Khanza sekarang berapa tahun?" Tanya kakek lembut.

"Emm...17 tahun kek" Ucap Khanza ringan.

"Khanza sekarang dah besar kan, kakek mau ngasih sesuatu ke Khanza.." Papar kakek kepada cucunya itu.

"Apa kek?"

Kakek mengeluarkan sesuatu dari kotak berwarna abu-abu itu,di hiasi dengan ukiran tulisan arab gundul membuat mata memandang akan keindahannya.Kakek memberikannya kepada Khanza.

Apa itu??

Sebuah Tasbih yang sangat indah berwarna putih tulang dan diujung talinya terdapat nama seseorang, yang tertera di ujung tali itu.

"Ma syaa Allah,,cantik banget kek" Puji Khanza.

"Khanza suka?" Hanya anggukan yang Khanza balas,Ia sangat menyukainya.

"Kek ini nama siapa?" Tanya Khanza memegang ujung tali tersebut.

"Suatu saat nanti pasti kamu akan tau Khanza,bersabar lah!".

"Ck...masa suatu saat sih kek..."keluh khanza

"kan Khanza jadi penasaran!!"

"Pokoknya itu nama yang istimewa di dalam kehidupan kamu kelak" Lanjut kakek memberi tahu. "ya penting kamu suka kan? Jaga tasbih ini baik-baik jangan sampai hilang" Ucap kakek memberikan peringatan.

"Iya kek,Khanza akan jaga tasbih ini baik-baik dan akan Khanza bawa kemanapun Khanza pergi."

"Ya sudah kakek mau istirahat dulu"

"Iya kek" Ucap Khanza sopan.

"Di jaga baik-baik ya sayang....itu sangat berharga bagi kakek dan juga abi" Tutur Abi menambahkan.

"Siap bi.." Sambil membentuk tangan seperti siip "Ucapnya lagi.

"ya udah khanza mau ke kamar ya bi" Sembari melangkahkan kaki meninggalkan Abi di ruang tamu.
Dan hanya mendapat jawaban anggukan yang diberikan Abi.



Haii balik lagi bersama bee🐝, masih semangat kn buat baca nya .... pantengin teruss yaaa

Salam dari penulis "bee🐝"


Married With Presiden SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang