Chapter 8🌻

227 41 1
                                    

Malam yang sejuk,membuat angin malam masuk dan menyusup ke pori-pori kulit Khanza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang sejuk,membuat angin malam masuk dan menyusup ke pori-pori kulit Khanza. Khanz membentangkan  selimut tebal ke seluruh penjuru badannya,menggulung badannya hingga menyisakan wajah dirinya yang tertupup rambut.

Tok...tok...tok...

Suara ketokan pintu itu sedikit mengganggu ritual Khanza, Khanza mendengus kesal.

"Za..ini mas Habibi" Ucap Habibi dari luar kamar.

"Masuk aja mas,gak Khanza kunci kok"

Saat Khanz lihat Habibi sudah dihadapan dirinya dan melihat Khanz  dengan tatapan sedikit heran.

"Kamu lagi ngapain za?"

"kok badan nya di dililit gitu sama selimut?" Sahutanya  sambil tertawa mengejek dan duduk ditepi ranjang.

"Dingin mas,,,Khanza gak kuat" Rengek Khanza polos.

"Sini mas peluk biar hangat" Titahnya

"Ihhh,,,gak mau ah....mending khanza sama selimut dari pada sama mas Habibi" Ledek Khanza menolak.

"Oke,,,besok-besok kalau mas gak ada,jangan kangen sama mas" Ancam nya.

"Biarin.... kan masih ada mas Husain" Imbuh Khanza dengan nada mengejek.

"Ooooo,gitu ya kamu sekarang udah berani ngelawan mas mu yang ganteng ini?" Tantang Habibi dan langsung menyerang Khanz dengan senjata ampuhnya,apa lagi kalau bukan ingin menggelitikan tubuh Khanza.

"Iya mas.....ampun,,,,,Khanza gak kayak gitu lagi"

Namun suara Khanza tak dihiraukan oleh Habibi,yang masih sibuk menggeliti tubuhnya.

"Udah..mas Habibi!.......Khanza gelikkkk" Pekik Khanza Karana sudah tak sanggup lagi dengan serangannya itu.Habibi  berhenti dan kembali duduk seperti tadi.

"Gak kuat kan?....mas mu kok dilawan ya kalah saing lah kamu" Ejek Habibi sambil tertawa.

Khanza mengembungkan pipi bakpaunya  dan memutar kedua bola mata malas.

"Iya,emang mas Habibi ter the best" Ucap Khanza malas.

"Emang ya gaya adek mas yang satu ini childish banget" Ledek Habibi.

Khanza melotot ke arah Habibi.

"Mas becanda,adek mas cantik kok".

"Mas ngapain ke kamar Khanza,?" Tanya Khanza penuh selidik.

"Gak ada..kangen aja sama adek mas yang satu ini" Godanya semberi mengacak rambutku.

Khanza hanya ber oh..saja dan mulai penasaran dengan wajah Habibi,seperti ada yang disembunyikan.

"Kenapa wajah mas kayak gitu?"

Habibi hanya menunjuk dirinya dan menggelengkan kepala.

'Bagaimana besok? lambat laun ia akan pergi meninggalkan rumah dan ikut bersama suaminya'.

Habibi tersadar dari lamuannya seketika, karena Khanza memukul pergelangan tangannya.

"Nanti kesambet syaitonnnnn nir rojim lohhhh....." Cetus Khanza bergidik ngeri.

"Besok pagi mas yang antar kamu kesekolah" Kata Habibi seenaknya dan pergi begitu saja meninggalkan Khanza.

"Gak mau,,,,Khanza kan naik sepeda!!" Seru Khanza menolak.

"Gak ada kata penolakan" Ucap Habibi sebelum keluar dari kamar Khanza

                             🌻🌻🌻

Suasana di meja makan tampak tenang,hanya dentingan sendok yang terdengar.Tak ada satu pun di antara mereka berniat membuka obrolan.Karena prinsip keluarga Khanza adalah etika ketika makan tidak ribut dan diam menikmati rasa syukur kepada Allah yang masih memberi mereka rizki yang berkah dan merasa berkecukupan.

"Alhamdulillah...." Ucap Khanza setelah menyelesaikan makan pagi.

"Umma abi Khanza berangkat sekolah Asslamua'laikum" Khanza sambil berdiri berjalan ke arah umma dan abi ingin menyalami mereka.

"Ayokk..." Ajak Habibi yang sudah bersiap dengan kunci mobilnya.Khanza mendengus pasrah ternyata Habibi tidak lupa dengan perkataannya semalam.

"Tumben mau di antar? biasanya kan naik sepeda?" Tanya ummu heran.

"Entah tu...mas Habibibyang maksaz," Jawabknya kesal.

"Ayo....nanti kamu telat loh!".Seru Habibi.

Khanza berjalan ke arah Husain dan pamit kepadanya.

"Nayla berangkat dulu ya..mamas ganteng" Sambil menyalami Husain dengean taqdimi.

"Hm...."

"Emang ya...,kalau udah ditakdirkan irit bicaranya emang irit banget" Sindir Khanza dan langsung berjalan ke arah pintu utama.

Di perjalanan,Khansa hanya sibuk membaca kalimat-kalimat tauhid yang Khanza ucapkan dalam hati,sambil menggerakkan tasbih pemberian kakek.Lagi pula Habibi juga tidak ada niatan untuk mengobrol.Habibi melirik ke arah Khanza.

"Kamu sayang banget ya sama tasbih pemberian kakek?" Tanya Habibi yang masih fokus menyetir.

Khanza hanya mengangguk,dan melanjutkan aktivitsknya.

"Mas..."

"Hemm..."

"Mas bisa baca ini gak?" Tunjuk Khanza kepada Habibi, Habibi memperhatikan tasbih  yang kini sudah berada ditangannya.

"Tau.." Jawabnya singkat.

"Apa mas?" Kata Khanza antusias.

"Afif" Cetusnya santai.Seketika Khanza mengeriyit bingung kenapa nama laki-laki.Dan bahkan Khanza belum Pernah mendengar namanya.

"Afif mas?" Beo Khanza.

Dan di balas anggukan oleh habibi

"Kenapa dengan Afif? apa hubungannya dengan dia? dan siapa dia itu?" Tanya Khanza beruntun kepada Habibi

Habibi menggeleng tidak tahu dan masih fokus dengan pikirannya.

'Soryy za..mas gak bisa ngasih tau kamu lebih,karena ini belum waktunya kamu tau.Mas janji saat waktu itu tepat mas akan selalu ada buat kamu.Jika kamu membutuhkan mas'. Ucap Habibi dalam hati.




Alhamdulillah selesai part ini
Lanjut nggak nih para ciwi-ciwi ku🌼🌼🌼

Jangalupa panggil aku "bee🐝"

Vote and komen jugaa yaaa


Gaiisssss,,,jangan Lupa vote and komen nya ya....karena buat aku itu sebuah penghargaan yang luar biasa😊

Khanza

Afif

Mas Husain

Mas habibi

Salsa

Riky

Iqbal

Married With Presiden SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang