Chapter 15🌻

200 17 2
                                    

Malam yang sangat dingin menyelimuti ruangan yang bernuansa hitam putih pada dinding ruangan,ruangan yang sangat nyaman bagi setiap orang yang menikmatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang sangat dingin menyelimuti ruangan yang bernuansa hitam putih pada dinding ruangan,ruangan yang sangat nyaman bagi setiap orang yang menikmatinya.

Malam yang sangat dingin menyelimuti ruangan yang bernuansa hitam putih pada dinding ruangan,ruangan yang sangat nyaman bagi setiap orang yang menikmatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di situ lah seorang lelaki yang sedang
terbaring asal dengan lamuan yang menyelimuti pikiran nya.

Afif masih bingung dengan ucapan yang di lontarkan oleh Khanza saat kejadian di depan sekolah.Sebelumnya,ia melihat gadis itu sangat bersikap lemah lembut dan ceria,tapi setelah yang dilihatnya tadi,sifat keras dan membentak yang di luapkan oleh Khanza membuat diri nya merasa ragu untuk melanjutkan kehidupan nya dengan Khanza.

Aagggrhhhhh.....

Afif menjambak rambut frustasi,ia tak tau apa yang sedang ia pikirkan.

Akhirnya dirinya memutuskan berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan akan melaksanakan sholat malam.Karena Sholat malam lah yang membuat dirinya merasa lebih tenang.

Dalam sujud nya Afif meneteskan air mata yang tak sadar telah keluar.Dirinya sangat menghayati setiap kalimat-kalimat yang ia ucapkan di dalam sujud nya.

Setelah sholat, Afif bergegas untuk tidur, yang ia rasa saat telah melaksanakan sholat malam dirinya lebih tenang dari sebelumnya.

(Shubuh)

Allahhu akbar Allah.....hu Akbar....!!

Adzan shubuh berkumdang,saatnya para muslim dan muslimah untuk menunaikan ibadah sholat shubuh.Ayah Afif atau biasa orang memanggil dengan sebutan pak Imron, yang baru saja keluar dari kamar langsung bergegas pergi menuju Masjid yang berada di dekat rumah.Sebelum keluar rumah ia mengedarkan pandangan seperti ada sesuatu yang kurang.

Tapi apa?

Akhirnya Ayah teringat bahwa Afif belum bersamanya.Ayah pun memanggil bunda yang masih berdiri di depan teras rumah.

"Bunda..!"

"Bun...!"

Bunda yang merasa dirinya di panggil bergegas berjalan ke arah ayah.

"Apa sih ayah?"

"Shubuh-shubuh kok udah teriak?," Protes bunda heran.

"Mana anak laki-laki mu? Biasanya dia yang paling rajin dari pada ayah?"

Married With Presiden SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang