4

861 86 6
                                    

Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.

Klik tombol bintang pojok kiri biar ATARAXIA makin sering up yaa!!

Happy Reading!!

"Sesuatu akan terasa sangat berharga saat kita kehilangan nya."


####


"Jadi?" tanya Adam kepada Atha dkk

Sedangkan Atha dkk saling tatap. "Lo aja Tha yang jelasin," Aila menyenggol bahu Atha yang berada disampingnya.

"Dih kok gue? Lo aja sana!" balas Atha menatap sinis Aila.

"Udah gak usah ribut, biar Ceri aja!" ujar Joan menengahi. Ceri yang namanya disebut-sebut langsung melotot ke arah Joan. Sialan batinnya.

Ceri menatap mereka. "Jadi tadi kita tuh mau pulang bareng, nah pas di pertigaan kita liat ada tawuran terus juga kita liat ada cewek yang di sandera. Awalnya kita mau puter balik tapi Ara liat kalo cewek yang di sandera itu ternyata Jia. Nah kita berinisiatif mau bantuin kalian dong, kasian juga sama Jia. Akhirnya kita ngumpet di semak-semak. Dan yang bunyiin sirine polisi itu kita, itu semua ide dari Joan. Gituuhhhh."

Mereka pun menganggukkan kepalanya paham. "Terus kok kalian tadi lari-lari?" tanya Galih kepo

"Nih gara-gara dia, katanya ada ulet." jawab Atha sambil menunjuk-nunjuk Aila.

"Gue emang beneran liat ulet, bangke!!" Aila bergidik ngeri saat membayangkan kembali ulet bulu yang tadi ia lihat.

"Nah sekarang kenapa lo bisa jadi tawanan si Tono, Ji??" pertanyaan Ardan berhasil membuat mereka menoleh ke arah Jia.

Galih menonyor kepala Ardan "Toni anjir!! Tono siapa dah."

"Ya maap mulut gue typo,"

"Jadi?" tanya Afi yang saat ini tengah menatap Jia sepenuhnya.

Jia menghela napas pelan. Hening, Afi dkk dan Atha dkk masih menunggu penjelasan yang keluar dari mulut Jia, mereka sama-sama menatap Jia dengan ekspresi penasarannya.

"Nungguin yaaaa..." dengan kurang ajarnya Jia malah meledek mereka

"Sialan lo!!" Dengan kesal, Ara menjitak kepala Jia.

Jia mengelus kepalanya yang sedikit sakit, lalu tertawa. "Komuk kalian kocak banget gila."

"Jia serius elahh!!" ujar Ardan gemas sendiri.

Jia menghentikan tawanya, berdeham singkat lalu menceritakan semua kejadian dari mulai motornya yang mogok sampai bertemu dengan Toni.

"Tapi lo gak di apa-apain sama Toni kan??" tanya Afi dengan nada khawatir.

"Ekheemm...saya mencium akhoma-akhoma orang jatuh cinta," Ardan mengendus sambil meniru gaya Roy Kiyoshi.

"Saya juga bung, baunya sangat tajam." timpal Galih

Afi melempar gorengan yang ada di hadapannya kearah mereka berdua tapi berhasil di tangkap oleh Ardan.

"Eiitss santuy bos."

Afi mendengus kesal lalu kembali menatap Jia yang tengah tertawa kecil. "Lo beneran gak papa?"

Jia menatap Afi balik lalu mengangguk. "Seperti yang lo liat."

Afi menghembuskan nafas lega. Sebenarnya dia juga tidak tau kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu. Apakah yang di bilang Ardan dan Galih benar bahwa dirinya jatuh cinta?

ATARAXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang