Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.Semua yang ada di cerita ini hanya fiksi, jangan sangkut pautkan ke dunia nyata. Biasakan untuk menghargai setiap usaha seseorang.
Klik tombol bintang sebelah pojok kiri biar ATARAXIA sering up yaa!!
Happy Reading!!
"Hari terus berganti, nasib tetap begini."
####
Setelah dari toilet, Arin berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Suasana koridor sedikit sepi, karena bel masuk sudah berbunyi. Sesekali Arin tersenyum kala beberapa murid menyapanya.Ia mengernyitkan dahinya bingung melihat kelasnya yang masih tampak gaduh. Bukankah sudah bel masuk? Ahh mungkin jamkos, pikirnya.
"Kalian ngerasa kasihan gak sih sama Jia?"
Arin memelankan langkahnya saat mendengar suara Ceri yang berada didalam kelas. Instingnya mengatakan jika dirinya jangan masuk ke kelas dulu.
"Maksudnya?" tanya Atha bingung.
"Yaa kita kan tau sendiri kalo Afi itu suka sama Jia. Mereka kan juga udah deket, otomatis Jia baper dong. Secara siapa sih yang nolak pesona seorang Afindo Gevian Adhitama. Tapi, pas tinggal selangkah lagi mereka berdua jadian, tiba-tiba Arin kembali. Dan dengan gampangnya, Afi ninggalin Jia dan milih kembali sama Arin." kata Ceri panjang lebar.
Deg
Arin mematung mendengar perkataan Ceri. Matanya memanas, ada nyeri yang ia rasakan setelah mengetahui satu fakta bahwa Afi sebenarnya menyukai Jia.
"Jadi maksud lo, lo gak suka Arin balik lagi?" tanya Ara setelah mengambil kesimpulan dari perkataan Ceri.
Sontak Ceri menggeleng cepat. "Gak gitu Ra. Gue seneng Arin balik, gue juga setuju setuju aja sih kalo Afi balikan sama Arin. Tapi masalahnya...Jia gimanaaa??" jelas Ceri greget.
"Coba deh kalian bayangin kalo kalian ada di posisi Jia," lanjutnya
"Sakit hati sih pasti," balas Atha
"Kalo gue jadi Jia, udah gue bejek-bejek tuh muka gantengnya si Afi." timpal Aila yang ikut greget juga.
"Tapi menurut gue Jia gak baper sama Afi deh. Buktinya setelah tau Arin balik, dia biasa-biasa aja." kata Refa ikut angkat bicara.
"Luarnya sih biasa aja, tapi kan kita gak tau dalemnya gimana Ref." balas Ceri.
Arin mengusap air matanya yang sempat menetes. Tidak, ia tidak boleh menangis. Cewek itu berusaha menguatkan dirinya sendiri. Akhirnya Arin memilih masuk ke dalam kelas.
Melihat Arin memasuki kelas, Kalina mengkode Ceri supaya mengganti topik pembicaraan mereka. Sedangkan Ceri dengan kelemotannya menatap Kalina bingung. Ara yang tidak sengaja melihat Arin pun mengerti maksud Kalina.
"Ehh guys kalian tau gak? Di deket rumah gue ada yang baru jualan seblak loh. Gilaa enak banget woyy!!" seru Ara seperti biasa, dengan nada heboh. "Pokoknya kalian harus coba!!"
"Wiihhh beneran enak?" tanya Atha yang dibalas anggukan antusias oleh Ara. "Harus nyoba nihh."
Atha menoleh kearah Aila. "Ai nanti temenin!" ucapnya. Aila mengangguk, didalam otaknya sudah tersusun rencana licik. Lihat saja nanti dirinya akan meminta gratisan pada Atha.
"Apaan nih kita juga ikut kali!!" protes Ceri dan diangguki yang lainnya.
"Ehh...Arin. Lo baru balik dari toilet??" tanya Kalina saat Arin sudah berada di hadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATARAXIA
Ficção Adolescente•••• Aira Jiana Syafanni atau kerap dipanggil Jia, gadis sederhana yang berasal dari kampung. Gadis dengan tatapan tenang yang mampu menyembunyikan perasaan yang sedang di alaminya. Jia itu ramah, mudah bergaul, receh, kadang bobrok. Dia juga mempun...