7

761 73 27
                                    

Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.

Klik tombol bintang sebelah kiri biar ATARAXIA makin sering up yaa!!

Happy Reading!!

"Teruntuk hati, tolong jangan lemah lagi, aku lelah menyembuhkan mu yang selalu patah."


####


Jam menunjukan pukul 9 malam, tepat Jia pulang dari Cafe. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Udara malam yang cukup segar membuat Jia tersenyum kecil.

Matanya menyipit ketika melihat seseorang yang sepertinya baru jatuh dari motor. Orang itu tampak kesusahan mengangkat motor yang menimpanya. Jia buru-buru menghampiri orang itu. Ia turun dari motornya dan langsung membantu orang itu.

Setelah selesai urusan motor, kemudian Jia membantu orang itu berdiri dan menuntunnya untuk duduk di kursi yang berada di pinggir jalan.

"Tunggu disini," Jia berlari menuju motornya dan mengambil kotak obat yang selalu ia taruh di box motor.

Jia menghampiri kembali orang itu, ternyata orang yang belum di ketahui namanya itu sudah melepas helm-nya. Orang itu menoleh, seketika terkejut melihat siapa yang menolongnya. Jia juga sama terkejut, tapi dia bisa menutupinya.

Jia duduk di samping orang itu lalu hendak mengobati tangan dia yang terluka, tapi langsung ditepis.

"Gak usah." ucapnya datar tanpa menatap Jia.

"Luka lo harus diobati,"

"Gue bilang gak usah ya gak usah!!" bentak Gavier. Yap orang itu adalah Gavier.

Jia berdecak. "Ck gue tuh cuma mau ngobatin luka lo, bukan mau nagih utang lo."

"Udah deh gak usah keras kepala." Jia mengambil tangan Gavier dan mengobatinya dengan telaten. Sedangkan Gavier hanya diam menatap lurus kedepan tanpa menatap Jia.

"Buka jaket lo!!" titah Jia membuat Gavier menoleh dan mengerutkan keningnya.

Anjir dah ambigu banget gue - batinnya terkekeh geli.

"Luka lo pasti ada yang ketutup sama jaket. Cepet buka!!"

Gavier membuka jaketnya dan benar saja ada luka disiku dan juga lengannya. Jia kembali mengobati. Jia sedikit heran kenapa Gavier tidak ada raut kesakitan. Atau memang tubuhnya sekuat itu?.

"Lo gak sakit?"

"Gak." jawab Gavier singkat.

Dengan sengaja Jia menekan luka di lengan Gavier, membuat Gavier meringis.

"Sakit bodoh!!"

"Ehh sorry sorry," ucap Jia merasa bersalah.
"Tadi katanya gak sakit."

"Kalo lo teken ya sakitlah bego!"

"Yaa maap."

Beberapa saat mereka terdiam. Gavier menatap Jia yang tengah fokus mengobati. Sebenarnya ia masih penasaran apakah Jia benar pacar Afi atau bukan.

"Lo pacar Afi?" Gavier merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia bertanya seperti itu.

Bego!!kenapa gue nanya kayak gitu coba - batinnya

Jia menghentikan aktivitasnya yang tengah memasang perban. Lalu menatap Gavier dengan tenang.

"Kenapa lo ngira kalo gue pacarnya Afi?" tanya Jia balik, sedangkan Gavier hanya mengedikkan bahunya.

ATARAXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang