8

682 68 29
                                    

Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.

Klik tombol bintang sebelah kiri biar ATARAXIA makin sering up yaa!!

Happy Reading!!

"Jika kelak kita menjalin hubungan dengan seseorang, janganlah terlalu mencintai dia terlebih dahulu. Karena apa? Kita tidak akan tau siapa yang akan menyakiti pada akhirnya."


####


Siang ini Jia tengah istirahat setelah melakukan pemotretan di sebuah taman dekat danau. Ia memilih duduk di kursi yang sudah di sediakan sambil memainkan ponselnya. Lagi-lagi Jia merasa ada yang mengawasinya dari jauh. Ia melihat sekeliling, tapi tidak menemukan siapa-siapa dan juga tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

"Vi lo ngerasa kayak ada yang ngawasin kita gak sih?" tanya Jia kepada Viana, temannya yang merupakan selebgram juga.

Viana menoleh, ia mengerutkan keningnya. "Gak tuh. Perasaan lo aja kali."

"Masa sih," Jia kembali melihat sekeliling taman dan tidak ada siapa-siapa lagi.

Tatapan Jia tertuju pada seseorang yang tengah duduk ditepi danau, dengan tatapan yang kosong menatap lurus kedepan.

Kayak gak asing.

Jia menajamkan matanya, dan benar dugaanya, orang itu adalah Gavier. Untuk apa Gavier disini? Apalagi ini masih jam sekolah. Jia hampir lupa kalau Gavier 11 12 dengan Afi, jadi pasti ia tengah membolos. Tapi kenapa dia sendirian? Dan juga dilihat dari wajahnya, Gavier seperti sedang ada masalah.

Samperin gak yaa? Samperin, gak, samperin, gak. - batin Jia

Jia yang tingkat keponya sudah di ujung kaki, akhirnya memutuskan untuk menghampiri Gavier. Terlihat Gavier yang sudah berdiri dan berjalan mendekati pohon.

Dia mau ngapain?

Jia berhenti tidak jauh di belakang Gavier. Sepertinya Gavier belum menyadari kehadiran Jia.

Bugh
Bugh
Bugh

Gavier memukul pohon yang berada di hadapannya dengan kencang, hingga darah segar mengalir di tangannya. Sedangkan Jia masih diam melihat Gavier seraya menyenderkan tubuhnya ke pohon dengan tangan yang terlipat di dada.

"Ini semua salah lo"

"Lo gak becus jadi kakak"

"Mereka mati gara-gara lo goblok!!" ucap Gavier pada dirinya sendiri sambil terus memukuli pohon.

Gavier menghentikan pukulannya. Hendak membenturkan kepalanya ke pohon, tapi ada tangan seseorang yang menghalangi. Alhasil kepala Gavier terbentur ke tangan dengan keras, hingga tangan itu sedikit terluka.

Gavier menoleh ke samping dan mendapati Jia yang tengah menatapnya tanpa ekspresi. Gavier sempat terkejut, tapi langsung berubah datar.

"Minggir." ucapnya penuh penekanan.

Bukannya minggir, Jia malah duduk di bawah pohon dan mengisyaratkan Gavier untuk ikut duduk. Melihat Gavier yang masih tak bergeming, Jia menarik tangan Gavier yang membuatnya terduduk.

Jia mengambil tangan Gavier yang berdarah dan membersihkannya menggunakan sapu tangan yang entah dari mana. Perlakuan Jia berhasil membuat Gavier membeku.

"Kalo ada masalah mending sholat daripada lukain diri sendiri. Dengan sholat lo bakal ngerasa jauh lebih tenang. Dari pada lukain diri sendiri, gak akan bisa merubah keadaan, yang ada malah bikin sakit,"

ATARAXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang