Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.
Semua yang ada di cerita ini hanya fiksi, jangan sangkut pautkan ke dunia nyata. Biasakan untuk menghargai setiap usaha seseorang.
Klik tombol bintang sebelah pojok kiri biar ATARAXIA sering up yaa!!
Happy Reading!!
"Orang yang otaknya kosong paling banyak bicaranya".
####
Siang ini, anak-anak kelas XI IPA 2 tengah di sibukkan oleh menghafal materi, karena sebentar lagi akan di adakan ulangan harian Sejarah. Tapi tidak dengan 2 siswi yang duduk di belakang, dan 1 siswi yang duduk di depannya. Disaat yang lainnya tengah panik karena waktu belajarnya makin menipis, mereka bertiga malah leha-leha. Mereka adalah Ara, Ceri, dan Arin.Ya! Arin sudah mulai bersekolah. Entah kebetulan atau apa, ternyata Arin satu kelas dengan Atha dkk. Arin masuk kelas 11 karena selama satu tahun, ia home schooling.
Dan saat ini Arin dengan santainya mendengarkan lagu korea yang ada di ponselnya. Karena ia adalah murid baru, jadi tidak mungkin langsung mengikuti ulangan, begitulah pikir Arin.
Sedangkan Ara dan Ceri, mereka santai-santai saja. Karena mereka berdua sudah memiliki rencana licik dalam ulangan kali ini.
"Halah sok-sok'an pada belajar, kayak punya otak aja!" celetuk Ceri dengan suara yang sedikit keras.
Aila yang tengah membaca buku pun menoleh. "Gue mah ada. Emangnya lo! Giliran punya otak, ngeres!"
"Cer, otak lo kayaknya butuh skincare deh, biar gak kotor." sahut Atha yang duduk disamping Aila.
"Nyenyenyenye," ejek Ceri dengan memajukan bibir bawahnya.
Tak lama kemudian, Bu Fuji selaku guru Sejarah pun datang membuat suasana kelas menjadi hening.
"Kumpulkan buku tulis ke depan!!"
Ara dan Ceri sontak membulatkan matanya. Bagaimana tidak? Mereka sudah berniat akan mencontek buku, tapi malah bukunya harus di kumpulkan.
"Duhh gimana dong Ra? Mana kita gak belajar lagi," ucap Ceri panik saat satu persatu siswa mulai berjalan ke meja guru untuk mengumpulkan buku mereka.
"Aduuhh gue juga bingung anjir," Ara bergerak gelisah.
Bagaikan sakelar lampu yang dipencet membuat lampu didalam otak Ara menyala, ia menjentikkan jarinya ketika sudah menemukan ide brilian.
"Gini aja Cer. Buku Sejarah kita taroh dilaci, terus kita ngumpulinnya buku lain aja. Nama mapelnya kita ubah, gimana?"
Ceri mengerjapkan kedua matanya, masing loading. Sedetik kemudian ia tersenyum senang. "Nah pinter, gak sia-sia gue ngajarin lo."
"Ngajarin ngajarin pala lo!" Mereka berdua lalu menjalankan rencana yang mereka buat.
"Kamu!" Bu Fuji menunjuk Arin. Sedangkan Arin yang kebingungan pun menunjuk dirinya sendiri.
"Saya, Bu?"
"Iya kamu. Kamu murid baru?" Arin mengangguk sebagai jawaban.
"Baik, karena kamu murid baru, kamu tidak usah ikut ulangan."
Arin yang mendengar itu tersenyum senang lalu melanjutkan mendengarkan lagu tapi kali ini menggunakan earphone.
Ulangan pun dimulai, Bu Fuji menuliskan beberapa soal di papan tulis. Setelah selesai, ia berjalan ke mejanya untuk mengecek buku-buku yang sudah dikumpulkan. Ia mengernyitkan dahinya saat jumlahnya kurang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATARAXIA
Novela Juvenil•••• Aira Jiana Syafanni atau kerap dipanggil Jia, gadis sederhana yang berasal dari kampung. Gadis dengan tatapan tenang yang mampu menyembunyikan perasaan yang sedang di alaminya. Jia itu ramah, mudah bergaul, receh, kadang bobrok. Dia juga mempun...