12

571 54 134
                                    

Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.

Dan perlu diingatkan lagi semua yang ada di cerita ini hanya fiksi, jangan sangkut pautkan ke dunia nyata. Biasakan untuk menghargai setiap usaha seseorang.

Klik tombol bintang sebelah pojok kiri biar ATARAXIA sering up yaa!!

Happy Reading!!

"Menyakitkan bukan? Ketika kamu berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan, tapi dia memilih pergi hanya karena perihal 'bosan'."


####


*Flashback on

Saat ini, Afi tengah mondar-mandir di dalam markas Foxsos. Sedangkan teman-temannya menghela nafas lelah.

"Lo kenapa sih Bos? Dari tadi mondar-mandir udah kayak setrikaan aja dah," celetuk Ardan ikut pusing melihat Afi mondar-mandir.

"Kalo ada masalah cerita," timpal Amar datar

Afi menatap mereka ber4 lalu duduk di hadapan mereka. Dia mengusap wajahnya kasar.

"Arin hilang."

Ucapan Afi berhasil membuat mereka terkejut. Arin Zaquella merupakan kekasih Afi. Gadis polos yang sayangnya terlalu gampang dipengaruhi oleh orang lain itu merupakan sosok yang baik dan ceria. Arin dan Afi sudah menjalin hubungan selama 1 tahun.

"Maksud lo diculik?" tanya Galih

Afi menggelengkan kepalanya " 2 hari yang lalu gue sama Arin jalan. Tapi tiba-tiba Arin ngajak pulang katanya gak enak badan. Semenjak itu dia gak ada kabar. Waktu gue kerumah dia, nyokapnya bilang Arin pergi. Tapi sampe saat ini dia belum ada kabar sama sekali. Gue udah cari dia kemana-mana tapi gak ketemu."

"Lo tenang dulu, kita bakal bantu cari. Kerahin semua anak Foxsos, kalo besok gak ketemu kita minta bantuan Stheno." Mereka mengangguk setuju mendengar perkataan Adam.

Galih menepuk bahu Afi "Arin pasti baik-baik aja."

Satu bulan berlalu, tapi belum ada kabar apapun dari Arin. Begitupun dengan Afi yang semakin hari semakin tidak terurus. Siang ini Afi tengah duduk di sofa rooftop sekolah, di jarinya terselip sebatang rokok yang sudah tersisa setengah. Sebenarnya Afi bukan perokok aktif, dia hanya sesekali saja menggunakan benda bernikotin itu. Seperti sekarang dia merokok hanya untuk menenangkan fikirannya. Rasanya otaknya hampir gila hanya memikirkan Arin yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Bahkan Arin pergi tanpa berpamitan pada dirinya.

Dengan penampilan yang jauh dari kata rapi, Afi menghela nafas kasar lalu membuang puntung rokok dan menginjak menggunakan sepatunya. Afi menatap kebawah dengan tatapan kosong. Pikirannya sekarang buntu, dirinya frustasi memikirkan keberadaan Arin. Afi telah mencarinya ke tempat-tempat yang sering ditemui Arin hingga tempat yang tidak mungkin disinggahinya tapi sampai saat ini semuanya masih belum ada titik terangnya.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya, ternyata nomor tidak di kenal. Rahang Afi mengeras, tangannya terkepal erat setelah membaca pesan itu.

"Bangsat!!" Afi menendang kursi yang ada didekatnya dengan keras.

Unknow Number
*Send a pictures

Di foto itu terlihat Gavier dan Arin yang sedang di bandara sambil berpelukan.

####

ATARAXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang