Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.Semua yang ada di cerita ini hanya fiksi, jangan sangkut pautkan ke dunia nyata. Biasakan untuk menghargai setiap usaha seseorang.
Klik tombol bintang sebelah pojok kiri biar ATARAXIA sering up yaa!!
Happy Reading!!
"Hidup memang tidak selalu apa yang kamu mau, tapi bagaimana kamu melihat dan menjalaninya, itulah yang lebih penting."
####
"Maksud lo apa sih?!!" ucap Gavier dengan nada yang sedikit tinggi.Memang yang menarik tangan Jia adalah Gavier. Cowok itu membawa Jia ke taman yang ada diluar cafe.
"Maksud gue? Kenapa??" Jia mengernyitkan dahinya.
"Kenapa lo biarin Afi sama Arin, Jia?!!"
Jia mengedikkan bahunya. "Karena mereka saling mencintai, mungkin."
"Lo tau? Afi itu suka sama lo!!" ucap Gavier penuh penekanan sambil menunjuk Jia. Jia jadi bingung sendiri kenapa Gavier jadi marah.
Cewek berhijab pashmina itu mengangguk santai. Lalu mendudukkan dirinya di kursi taman. "Gue tau, tapi itu hanya suka bukan berarti cinta. Dia cuma penasaran dengan kepribadian gue. Sedangkan cinta dan sayang yang dia punya masih sama, cuma buat Arin."
Gavier yang mendengar itupun terdiam. Ia ikut duduk disamping Jia, menatap Jia dari samping. "Lo...gak papa?" tanyanya hati-hati.
"Seperti yang lo liat,"
Tidak, Gavier tidak yakin bahwa Jia baik-baik saja. Gavier mengarahkan tubuh Jia agar menghadap dirinya. "Jawab jujur!! Lo gak baik-baik aja kan?"
"Kenapa gue gak baik-baik aja??" tanya Jia disertai senyuman tipis.
"Gue tau lo sakit hati tapi lo berusaha buat baik-baik aja," Gavier menjeda perkataannya, ia memegang kedua bahu Jia, menatapnya lekat. "Lo pasti bisa lupain Afi. Inget! Dibelakang lo masih ada orang yang nungguin lo."
Jia mengerjapkan matanya beberapa kali, sedetik kemudian ia tergelak. Yaampun ini sangat lucu. Jadi Gavier mengira dirinya sedang patah hati?.
"Kenapa lo ketawa?" Gavier menatap Jia aneh.
"Aduuhh bengek gue," Jia menghentikan tawanya. "Ekhem...gue paham. Jadi lo pikir gue cemburu karena Afi balik lagi sama Arin?." tanyanya dan dibalas anggukan ragu oleh Gavier.
Jia geleng-geleng kepala seraya terkekeh. "Gue emang tau Afi suka sama gue, tapi bukan berarti gue juga suka balik sama dia kan?. Gue cuma nganggep Afi temen, sama kayak temen-temen yang lainnya. Lagipula gue gak akan mencintai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya." jelasnya diakhiri dengan senyuman tipis.
"Jadi...lo gak ada rasa sedikitpun sama dia? Lo gak cemburu liat Afi sama Arin??" tanya Gavier memastikan.
Jia mengangguk sebagai jawaban. Kemudian ia teringat sesuatu. "Ohh iya, mungkin bukan Afi doang yang suka sama gue." katanya lalu menatap Gavier sambil tersenyum jahil.
Sial - batin Gavier
Gavier berdeham sejenak untuk mengurangi rasa gugupnya. "Iya, gue suka sama lo, gue cinta sama lo."
"Gue gak peduli saat ini lo bakal bales perasaan gue atau enggak. Tapi tolong izinin gue jadi orang yang berarti di hidup lo." Gavier menatap mata Jia lekat.
"Yakin? Lo cinta sama gue? Gimana sama sahabat kecil lo?" tanya Jia yang membuat Gavier mematung ditempat. Bagaimana Jia bisa tahu tentang sahabat kecilnya yang sudah lama tidak bertemu?.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATARAXIA
Teen Fiction•••• Aira Jiana Syafanni atau kerap dipanggil Jia, gadis sederhana yang berasal dari kampung. Gadis dengan tatapan tenang yang mampu menyembunyikan perasaan yang sedang di alaminya. Jia itu ramah, mudah bergaul, receh, kadang bobrok. Dia juga mempun...