Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, karakter, ataupun peristiwa dengan cerita lain.Semua yang ada di cerita ini hanya fiksi, jangan sangkut pautkan ke dunia nyata. Biasakan untuk menghargai setiap usaha seseorang.
Klik tombol bintang sebelah pojok kiri biar ATARAXIA sering up yaa!!
Happy Reading!!
"Jangan lupa bahagia. Kalo lupa, sini aku bahagiain."
####
Jia memakai helmnya berniat untuk pulang. Hari ini terasa sangat melelahkan. Ia sudah tidak sabar merebahkan tubuhnya yang pegal-pegal. Sebelum menjalankan motornya, Jia memutar badannya ke kanan dan kiri guna mengurangi rasa pegal."Jia!"
Cewek itu tersentak kala seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya.
"Afi! Gue kira siapa," ucap Jia setelah mengetahui kalau orang itu adalah Afi.
"Ada apa?" lanjutnya
"Boleh ngobrol sebentar?"
Jia melihat jam yang melingkar di tangannya, lalu mengangguk. "Boleh, dimana?"
"Disitu aja, gimana?" ujar Afi seraya menunjuk kursi yang berada di dekat cafe.
Jia mengangguk menyetujui, ia melepas helmnya. Kemudian mereka berdua berjalan menuju kursi yang tadi ditunjuk oleh Afi.
"Mau ngomong apa?" tanya Jia setelah menduduki di kursi itu.
Sedangkan Afi masih terdiam. Jia yang melihat itu sedikit bingung, tapi ia juga hanya diam menunggu Afi membuka suaranya. Hening beberapa saat sampai akhirnya Afi membuka suara.
"Maaf,"
Jia mengernyitkan dahinya. "Buat?"
"Maaf,"
"Maaf Jia,"
"Maaf...jangan jauhi gue...."
Afi terus mengucapkan kata maaf sambil menundukkan kepalanya. Jia paham kemana arah pembicaraan Afi. Cewek itu membalikkan badan Afi supaya menghadap dirinya.
"Hey liat gue," titah Jia. Afi menurut, ia menatap kedua mata Jia, mata yang selalu memancarkan ketenangan.
"Gak ada alasan buat gue jauhi lo. Lo gak salah, gak seharusnya lo minta maaf. Justru gue seneng Arin kembali. Dan lo juga harus seneng, karna orang yang selama ini lo tunggu udah dateng." ucap Jia disertai dengan senyuman manisnya.
Jia membalikkan tubuhnya, menatap lurus kedepan. "Awal ketemu sama Arin, gue udah anggep dia kayak adek gue sendiri. Sebenernya gue juga anggep lo adek sih. Tapi gimana ya...muka lo sama gue itu tuaan muka lo."
Afi yang awalnya menatap Jia serius kini berubah menjadi datar, apalagi cewek yang berada di sampingnya itu tengah tertawa terbahak-bahak.
"Candaa..." Jia menghentikan tawanya, kembali menatap Afi. "Intinya gue gak akan jauhi lo, kita tetep kayak biasa, cuma bedanya lo udah gak jomblo lagi nih." Lanjutnya sambil menyenggol bahu Afi berniat menggoda cowok itu.
Sedangkan Afi hanya menanggapi dengan senyuman saja. Ia bersyukur setidaknya Jia tidak akan menjauhinya.
"Pesen gue cuma satu. Baik lo maupun Arin udah sama-sama dewasa. Kalau ada apa-apa, omongin secara baik-baik dulu, jangan langsung ambil kesimpulan sendiri. Belajar dari kesalahan, kesalahan ada untuk dibuat pelajaran, bukan diulang. Jadi...mulai semuanya dari awal lagi, jemput kebahagiaan yang lagi nungguin kalian."
![](https://img.wattpad.com/cover/266499946-288-k73069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATARAXIA
Teen Fiction•••• Aira Jiana Syafanni atau kerap dipanggil Jia, gadis sederhana yang berasal dari kampung. Gadis dengan tatapan tenang yang mampu menyembunyikan perasaan yang sedang di alaminya. Jia itu ramah, mudah bergaul, receh, kadang bobrok. Dia juga mempun...