30 || 🕊️

25 4 6
                                    

Ke pasar beli cuka, tidak lupa beli pot
kalo suka, jangan lupa vote
/Eh apasi, yauda-yauda langsung aja baca.

Happy Reading ❤️

Hari ini adalah pelajaran olahraga, tadi kata Pak Tomi -Guru Olahraga- akan ada  penggabungan kelas antara kelasku, juga kelas Adit dan Clara, ya, percampuran tiga jurusan.

Kami sudah berkumpul di tengah lapangan, Pak Tomi menyuruh kami melakukan pemanasan terlebih dahulu.

Setelah selesai, beberapa orang memainkan permainan bola basket.

Pertama sekali, aku dan beberapa teman perempuan di kelasku akan bermain dengan kelas Clara.

Sejujurnya, aku tidak bisa memainkan permainan ini, tapi baiklah, mari kita coba.

Kami mulai saling berebut bola, hingga akhirnya satu waktu ada kesempatan untukku bisa melempar bola ini ke dalam ring.

"Oke, kamu pasti bisa, Al." Semangatku pada diri sendiri.

Aku sudah mengambil sikap loncat dan....

"Awww!" teriak seseorang yang berada tepat di bawah ring dan bola yang ku lempar tadi mengenai kepalanya.

Semua tatapan mata mengarah pada gadis itu.

Aku mengambil langkah lebar dan melihat keadaannya.

Nahas!

Gadis itu Clara, aku pasti akan di marahi habis-habisan oleh Gio.

"Ara, kamu ga apa-apa kan?" tanyaku saat Clara terus memegang kepalanya.

"Ga apa-apa gimana! Liat, Ara kesakitan!"

Lihatlah, belum lama ku bilang, aku sudah di bentak oleh Gio.

Baik, aku memang salah.

Gio mendorong tubuhku saat aku hendak membantu Clara berdiri dan mengajaknya ke UKS.

"Gausah sok pura-pura baik!" ucap Gio yang membuatku hatiku sakit.

Permainan antara kelasku dengan Clara pun selesai, akhirnya di lanjutkan dengan kelas Rintik, namun aku meminta izin untuk pergi ke UKS melihat keadaan Clara.

Saat baru saja aku ingin ke UKS, suara teriakan membuatku mendongak.

"Awaaaaas!"

Ada bola basket yang hampir ingin mengenai tubuhku.

"Aaaaaaaa!!"

Dbugh

Aku jatuh bersamaan dengan bola itu yang mengenai tubuhku.

Sebentar.

Bukan, bukan tubuhku.

"Reyhan," ucapku saat melihat wajah Rey dekat sekali.

Rey segera bangun, begitupun dengan diriku. Tak ingin menjadi tontonan warga sekolah, apalagi posisi jatuh ku yang arghhhhhhh, kalian tentu saja tahu.

Kisah Syalwa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang