Aku baru saja pulang dari kantor polisi. Dan saat sudah sampai di pekarangan rumah, masih ada motor Gio terparkir di sana.
Aku menghela napas panjang, lalu masuk ke dalam rumah. Tak lupa juga mengucapkan salam.
"Assalamualaikum." salamku dan di sambut oleh jawaban salam dari orang dalam.
"Waalaikum'sallam."
Aku masuk hingga melewati pintu, di sana ada Gio sedang berbaring di atas sofa sambil menonton tv. Sedangkan Bu Anya, aku tidak melihatnya.
Aku sesegera mungkin tak memedulikan keberadaan Gio, hingga Gio yang sadar aku pulang pun berkata, "Bolos kemana lo?" tanyanya.
Aku hanya meliriknya sebentar, lalu kembali melangkah menuju kamar.
Ku lihat Gio berdiri.
"Ibu! nih Bu anak yang bolos baru balik," teriak Gio yang kemudian ia menghampiri ku.
Aku hendak membuka pintu kamar, namun tangan Gio menghalanginya.
"Abis dari mana lo?"
Tiba-tiba, Ibu keluar dari arah dapur, aku yang melihatnya langsung bersalaman, lalu mencium pundak tangannya.
Setelah itu, aku kembali ingin masuk ke kamar, namun lagi-lagi Gio yang menghalangiku.
"Gio," panggil Ibu seolah tahu bahwa aku sedang menahan marah.
"Tapi Bu," ucap Gio namun aku yang tak ingin berlama-lama langsung menutup pintu.
Brakk
Aku menutup pintu itu dengan kasar, hingga ku dengar Gio berkata pada Bu Anya.
"Alwa tadi bolos loh, Bu."
"Yauda, ga apa-apa," jawab Ibu tanpa memedulikan soal bolosku tadi. Ternyata Gio datang ke sini sambil membawa tas ku yang ketinggalan.
"Masa Alwa ga di marahin," lanjutnya yang ku dengar sangat jelas.
"Kalo Gio yang bolos sekolah aja, di omelin," keluhnya dan aku masih mendengar itu.
"Pulang gih," suruh Ibu.
"Gio mau nginep di sini, di rumah males," jawabnya.
"Dulu kalo nginep tidurnya di tempat yang Alwa tempatin sekarang, terus Gio tidur di mana? Sama Alwa?" Pertanyaan Gio membuatku bergidik geli di kamar.
"Kamu tidur di sofa lah," jawab Ibu mengentengkan.
"Nanti Gio kedinginan," jawab Gio alay.
Tak ada jawaban dari ibu, dan tak ada lagi obrolan di luar, dan aku pun memutuskan untuk tidur. Tapi, aku belum mandi, dan aku malas sekali jika harus keluar. Sudahlah, besok saja mandinya.
⏱️
"Gio, kamu mau kemana?" tanya Ibu saat hendak keluar.
Aku yang masih membereskan buku-buku, hanya mendengar percakapan Ibu dengan Gio dari kamar.
"Mau berangkat lah Bu," jawab Gio seolah aneh dengan pertanyaan Ibu.
"Sama Alwa kan? Alwa masih rapi-rapi di dalam," balas Ibu, dan saat itu aku keluar sambil menggendong tas.
"Gio mau jemput Clara."
"Bareng aja sama Alwa," suruh Ibu, namun aku menolak.
"Alwa udah di jemput kok Bu," jawabku berbohong, aku tahu Gio pasti akan keberatan jika aku ikut bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Syalwa | END
RandomPercaya dengan seseorang? Itu terlalu sulit dilakukan untuk gadis yang tak mengerti arti kebahagiaan. Hidupnya hampir saja berantakan, ya, karena ulah Ayah angkatnya. Terlalu banyak masalah yang bertamu, dan dia tak bisa menolaknya untuk segera perg...