34 || 🕊️

21 2 1
                                    

Aku yang barusan pulang dari supermarket dikejutkan oleh obrolan ringan yang suaranya berasal dari ruang tamu Bu Anya.

Pintu nya pun terbuka, dan ada motor Gio terparkir di sana.

Gio sedang apa? Apa dia ingin menemui ku?

Tak mau bertanya-tanya pada diri sendiri, aku memutuskan untuk langsung masuk.

"Assalamu..." salamku girang.

"Allaikum," lanjutku saat sudah berada di ruang tamu.

Sekilas mataku melirik pada Gio dan Clara yang sedang duduk manis dengan beberapa makanan dan minuman di atas meja.

Aku pun langsung bersalaman dengan Ibu, dan setelah itulah berniat pergi ke dapur

Baru saja dua langkah, aku dihentikan oleh Clara, "Al, kamu ga mau nemenin Ara di sini."

"Sebentar, Alwa mau taruh belanjaan," balasku.

Setelah sudah dari dapur aku pun ikut menimbrung.

"Ara bener-bener kangen banget sama Ibu, udah lama banget kan ya Ara ga kesini lagi," ucap Ara saat aku duduk di samping Ibu.

"Ara sama Ibu udah kenal?" tanyaku tiba-tiba.

"Ya udah dong, kan dengan izin Ibu juga Ara bisa sama Gio," jawab Clara yang membuatku mematung.

Krukuk kukk

Semua orang yang sedang duduk itu pun melirik ku. Lalu ibu berkata, "Laper ya? Masak gih, ibu belom sempet masak," ucap Ibu menyuruhku.

Aku mengangguk sambil cecengiran, lagi pula malas berlama-lama dengan Gio dan Clara.

"Ara ikut dong." Ara ikut berdiri saat aku hendak ke dapur.

"Tapi...."

"Ajak aja sih, kenapa emang Al? Ga boleh?" tanya Gio dengan raut wajah jutek.

"B--boleh kok," jawabku.

"Yauda, Ibu mau ke depan dulu ya bentar," pamit Ibu dan kami mengangguk.

Aku sudah lebih dulu ke dapur, lalu menyiapkan beberapa alat dan bahan yang akan ku masak dengan Clara.

"Biar Ara aja yang motong cabe nya," ucap Ara saat aku baru saja ingin memotong cabai untuk menambahkan rasa pedas di sayur sop ku.

Aku menyerahkan pisau itu kepada Clara, aku pun sambil menyuci beberapa sayuran sebagai pelengkapnya.

"Aww."

Pranggg

"Aaaaaaa!!"

Aku menoleh pada Clara yang sempat merintih kesakitan.

Mataku pun terbelalak saat sebuah gelas jatuh dan pecah di atas lantai putih milik Bu Anya.

"Ada apa?" tanya Gio yang muncul tiba-tiba.

"Kamu kenapa Ra?" Tanyaku.

"S--sakit," rintih Ara.

"Sakit? Lah tangan kamu berdarah Ra," kaget Gio tiba-tiba.

Aku pun kaget melihatnya.

"A--alwa jahat banget si," ucap Clara membuatku mengerutkan kening tak mengerti apa yang ia maksud.

"Alwa sengaja senggol Ara?" tanya Clara sambil meneteskan air mata.

"Jadinya kan Ara malah ke iris piso," lanjut Clara.

"Kalo emang Alwa ga suka Ara bantuin bilang," lirih Clara dengan tangisan yang terus mengalir.

"Astagfirullahaladzim!!"

Kisah Syalwa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang