17 || 🕊️

25 8 0
                                    

Jantungku berdegup kencang, mataku terbelalak serta aku menutup mulutku dengan kedua tangan.

Aku langsung mendekat, lalu menjatuhkan lutut ku di dekatnya.

"Neriiiiiiissss!!" teriakku histeris.

Dengan cepat aku langsung memegang kepala Neris dan mengangkat ke atas pahaku.

"Neris, bangun Ris, banguuun!!" ucapku berteriak sambil mengguncang badan Neris agar terbangun.

Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang sudah terjadi oleh Neris, aku pun sangat kesal dengan orang-orang yang berkumpul di situ, mereka tak sedikitpun berniat untuk membantu  Neris, apa karena mereka takut??

Sejujurnya aku juga takut, apalagi tubuh Neris sudah di banjiri darah, seperti saat Ayahku waktu itu.

Tak lama, sebuah mobil ambulans datang dan membawa Neris, aku pun ikut mengantarkan Neris hingga sampai ke rumah sakit.

Saat sampai di rumah sakit, para suster pun langsung bergegas cepat, Neris pun langsung di baringkan di atas brankar.

Aku mengikuti Neris hingga di depan ruang UGD, seorang suster melarang ku ikut masuk ke dalam ruangannya.

Aku ingin mengabari kepada Adit, Gio dan Zeno namun saat ku melihat kedua tanganku, membuatku harus pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan dari darah Neris yang sudah mengering.

Aku mencuci tanganku hingga bersih, dan saat aku melihat ke cermin, aku terkejut karena bajuku juga ikut terkena darah.

Aku cepat-cepat mengambil handphone ku lalu mengirim chat ke grup kami.

Si Alwa masukin grup ini dulu

Alwa : Kalian di mana?
Udah sampe sekolah?
Ke rumah sakit Melati sekarang!!!
Neris kecelakaan.

Setelah mengirim pesan di grup itu aku kembali ke tempat di mana ada Neris yang sedang ditangani. Aku berdiri di balik kaca pembatas antara ku dan Neris, semoga Neris baik-baik saja.

"Di mana Neris?" tanya seseorang.

Aku menoleh ke arah sumber suara.

Oh, dia Adit.

"Neris masih di ruangannya," jawabku.

"Mata lo kenapa?" tanya Gio saat ia memperhatikan mataku.

Aku hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Ck, gausah cengeng! Neris pasti baik-baik aja," ucap Gio dan aku sangat berharap ini benar.

"Sekarang pulang! mandi, makan," suruh Gio dan aku menggeleng.

"Alwa mau nunggu Neris sampe sadar," jawabku.

"Neris kecelakaan di mana? Kapan? Lu..." tanya Adit super komplit.

"Gausah bawel," tukas Gio.

"Neris, semoga lo baik-baik aja." Adit mendo'akan agar Neris baik-baik saja, aku pun mengaamiinkannya dengan tulus.

⏱️

"Dok, gimana keadaan temen Alwa?" tanyaku saat seorang dokter perempuan keluar dari ruangan Neris.

"Kamu Alwa?" tanya Dokter itu, aku lekas mengangguk.

"Sejak tadi pasien menyebut-nyebut nama kamu," ucapnya.

Kisah Syalwa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang