19 || 🕊️

26 10 1
                                    

Ikhlas memang bukan kata yang sulit untuk diucapkan, namun kata ikhlas akan menjadi hal yang paling berat ketika kita yang merasakan
.
.
Syalwa Ayudia

Gio langsung mengerem mendadak, menghentikan mobilnya lalu keluar dari mobil untuk melihat siapa yang barusan sedang menyeberang.

Aku yang ingin tahu pun ikut keluar menghampiri Gio dan seorang gadis yang hampir saja tertabrak oleh Gio.

"Clara," panggil Gio dan aku menoleh pada gadis itu.

"G--gio," balas gadis itu sambil tersenyum.

"Kamu ga apa-apa?" tanya Gio dengan wajah khawatir.

Sebentar.

Kamu??

Apa aku tidak salah mendengar.

"Ara ga kenapa-napa kok," balasnya.

"Ini bener Gio?" Tanya gadis Itu sembari menopang dagu Gio dengan kedua tangannya.

"Iya ini aku Gio, kamu apa kabar?" tanya Gio dengan nada suara yang lembut.

"Baik, kok."

"Kamu mau ke mana?" tanya Gio.

"Ke rumah Om aku, aku buru-buru nih, duluan, ya," pamitnya pada kami.

"Siapa?" tanyaku, namun Gio tak menjawab.

⏱️

Kini, sudah Tiga hari Neris meninggalkan ku, hari ini kata Gio dan Zeno mereka berniat membongkar kebusukan Rintik, namun....

Semua harus tertunda, karena Adit.

Selama dua hari ini, aku tinggal di rumah Gio, tidur bersama salah satu asisten rumah tangga nya.

"Lu mau ikut?" tanya Gio.

"Ke..."

Belum selesai bicara, Gio yang sialan itu menukas perkataan ku.

"Rumah Adit, kabar dia ga baik-baik aja."

Aku hanya mengangguk.

Adit benar-benar belum bisa mengikhlaskan Neris.

Aku dan Gio pergi dengan motor sport nya yang berwarna hitam. Kami akan bertemu dengan Zeno sebelum kami akan sampai rumah Adit.

Sampai akhirnya, tepat di sebuah balai desa, ku lihat Zeno sedang duduk di jok motornya dengan tangan yang sedang memainkan handphone.

"Ayook," ajak Gio sambil berteriak.

Kami pun jalan beriringan, hingga kami sampai di rumah Adit yang sebenarnya, bukan rumah yang sempat ku tempati.

Tok tok tok

"Assalamualaikum." Salam kami kompak.

Pintu itu terbuka, menampilkan wajah sedih dari wanita paruh baya.

"Waalaikum'sallam," jawabnya.

Kisah Syalwa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang