UPACARA SELESAI MASING-MASING PEMIMPIN UPACARA MEMBUBARKAN PASUKANNYA!!
Kami yang sudah dibubarkan pasukannya pun langsung kembali ke kelas masing-masing. Kini aku berjalan bersama Adit dan Zeno. Sejak insiden kemarin, Gio malah jadi jauh dengan kami. Tapi, aku akan membuat mereka kembali dan bersama lagi.
"Kak Alwaaaaaa!!" seseorang berteriak kencang, dan saat itu aku menoleh ke belakang, di mana sumber suaranya dari sana.
"Kak Alwa," sapanya dengan lembut. Seketika itu membuat Adit dan Zeno saling tatap.
"N--neris?" tanya Adit tiba-tiba.
Aku menatap Adit, berharap Adit tidak akan kembali menaik emosinya seperti waktu itu.
"Ris, lo masih hidup?" tanya Adit yang kini menopang kedua pipi Kharis.
Kharis mengerutkan keningnya.
"Liat Al, Neris kembali," kata Adit dengan percaya dirinya.
"Ris ini bener lu kan?" tanya Adit.
Kharis menggelengkan kepalanya.
"Aku Kharis, bukan Neris!" tegas Kharis membuat Adit tertawa hambar.
"Hahaha, kenapa dari dulu lu selalu bohong? Kenapa?! Lu masih hidup Ris! Lu belom mati. Tapi kenapa lu bilang lu itu bukan Neris, kenapa?!" Adit bertanya sambil mengguncang tubuh Kharis.
Tiba-tiba, setetes air mata Adit jatuh, Kharis yang melihatnya pun tak tega. Ia tersenyum layaknya Neris yang kembali melihat Adit, tapi sayangnya di sini bukanlah Neris yang kembali.
Ku lihat Kharis menarik tubuh Adit dan memeluknya erat. Kharis mengelus-elus belakang tubuh Adit seolah memberi kekuatan.
Kini, bukan hanya Adit yang meneteskan air mata, namun Kharis juga merasa sangat terpukul kembali melihat tangisan yang ia tahu itu semua karena Kakaknya.
"Aku Kharis kak, bukan Neris! Aku tau kehilangan itu menyakitkan, terlebih kalo yang pergi itu orang yang kita sayang. Tapi, aku berharap Kakak bisa mengikhlaskan Kak Neris, biar Kak Neris ga sedih di sana."
Setelahnya Kharis melepaskan pelukan itu, ia menatap dalam Adit. Aku tahu, Kharis akan memberikan pengertian pada Adit.
"Kakak boleh perlakukan Kharis kaya Kak Neris, tapi inget, aku Kharis bukan Neris!"
Adit hanya terus memasang wajah datarnya.
"Jadi lo bener bukan Neris?"
Kharis hanya menggelengkan kepalanya.
"Lu mau gak peluk gua sekali lagi?" tanya Adit, kali ini aku melihat Adit yang tenang, mungkin ia sudah menyadari bahwa yang kembali bukanlah Neris -Gadis yang ia sayang-
Kharis tersenyum sambil kembali memeluk tubuh Adit.
⏱️
Setelah jam istirahat tiba, aku mengumpulkan Zeno, Adit dan Gio di kantin. Dan sebelumnya aku sudah meminta izin meski dengan sangat ku paksa Clara untuk tidak ikut dulu, dan ia mengiyakan nya meski ku tahu mimik muka nya tadi terlihat kesal.
"Diem-diem aja ni, ga pada mau baikan?" tanyaku memulai pembicaraan.
Mereka saling tatap gantian.
"Gua ga salah!" kata Gio membuat Adit tersenyum menyeringai.
"Ck, gua juga gak salah!" lanjut Adit dan Zeno hanya terlihat netral. Ia seolah tak ingin memihak kepada siapapun, akhir-akhir ini ia memang terlihat tidak peduli dengan sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Syalwa | END
CasualePercaya dengan seseorang? Itu terlalu sulit dilakukan untuk gadis yang tak mengerti arti kebahagiaan. Hidupnya hampir saja berantakan, ya, karena ulah Ayah angkatnya. Terlalu banyak masalah yang bertamu, dan dia tak bisa menolaknya untuk segera perg...