Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang barusan ku lihat.
"Lu belum kenal Neris sepenuhnya 'kan?" tanya Gio
Aku mengangguk membenarkan apa yang Gio bilang, aku belum kenal Neris sepenuhnya.
Aku kenal Neris tak sepenuhnya, tak mengetahui segala tentang background seorang Neris. Dan kini, berkat Gio aku sadar, aku sadar bahwa aku adalah gadis paling lemah, paling tidak tau caranya bersyukur.
"Neris itu anak broken home!" tegas Gio
"Tapi dia ga pernah nunjukin rasa sedih dia, ga pernah ada niat buat bunuh diri."
"Sejauh gua kenal dia, dia orangnya selalu happy, tanya aja sama Adit."
"Kenal Adit kan?" tanya Gio terus-menerus
"Kenal" jawabku
Aku masih memperhatikan sekeliling ku, ingin sekali rasanya memeluk Neris.
"Lu bisa tahu Neris lewat dia"
"Kenapa Adit bisa tau? Kamu juga Yo, kenapa bisa tau" tanyaku yang mulai tak mengerti
"Karena kita kenal udah lama, kita pernah main ke rumah Neris, dan ya gitulah."
Aku mengangguk, seolah mengerti akan maksud Gio.
"Pulang yu" ajakku dan Gio langsung mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobilnya
"Anter Alwa ke rumah Feby, ya" pintaku
Aku rasa hanya Feby yang bisa membantuku untuk saat ini.
"Emang Gio tau rumah Feby?" tanyaku saat belum memberitahu alamat rumah Feby
Gio hanya menggelengkan kepalanya mantap
"Terus kenapa jalan terus ga nanya dulu" protes ku
"Nanti juga lu pasti kasih tau alamatnya" balas Gio tetap memperhatikan jalanan
"Ya tapi kan...ish yaudalah" jawabku sedikit kesal
"Nanti jalan melati nomor 32, abis dari belokan ini kita ambil..."
"Iya!" Gio menukas perkataan ku yang belum selesai
"Cih, so tau!" sindirku
Gio mematuhi perintah yang ku katakan, meski awalnya ia selalu menukas perkataan ku, hingga akhirnya kami sampai di depan rumah temanku -Feby-
Aku keluar lebih dulu dari mobil Gio, dan langsung memencet bel rumah Feby
Ting nong
"Assalamualaikum" salamku yang kemudian di ikuti Gio
Ceklek
"Waalaikum'sallam"
"Feby" panggil ku girang ketika Feby lah yang membuka pintu itu
Feby melihat ku dari rambut hingga ujung kaki dan tatapan matanya benar-benar tak dapat ku artikan.
"Ngapain lo?" tanyanya ketus, hal itu membuat ku mengerutkan kening
"Alwa..."
"Gausah so polos ya, Wa. Ck, ga nyangka gua lo serendah itu! Dasar jalang!"
Deg
Hatiku kembali sakit mendengar Feby mengatakan hal demikian.
"M-maksud Feby?" tanyaku yang tak tahu
Feby tak menjawab, ia hanya menampilkan senyum seringainya lalu menggeleng.
GBRUGHHH
Aku rasa Gio benar, video itu sudah tersebar begitu cepatnya. Dan aku sangat aneh, mengapa semua orang percaya habya karena melihat video itu, padahal aku tidak melakukannya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Syalwa | END
AcakPercaya dengan seseorang? Itu terlalu sulit dilakukan untuk gadis yang tak mengerti arti kebahagiaan. Hidupnya hampir saja berantakan, ya, karena ulah Ayah angkatnya. Terlalu banyak masalah yang bertamu, dan dia tak bisa menolaknya untuk segera perg...