Papa's Little Girl

46.8K 4.2K 805
                                    

Abis bikin special part hepines, dan muncul nama Asa, saya jadi kangen sama anak perempuan satu ini 😌

Selamat menikmati~

*****

Menjadi orang tua itu memang banyak suka dukanya. Tak dipungkiri, pasti ada saat dimana kita lelah ingin beristirahat, namun tak bisa. Ketika sudah memiliki anak, maka anak akan menjadi prioritas bagi orang tua. Apakah anak kita sudah makan? Apakah dia suka dengan makanannya? Bagaimana pendidikannya? Bisa bersosialisasi dengan baik tidak? Apakah sedang sakit? Atau sedang menginginkan sesuatu? Kehidupan mereka yang sekarang, sudah cukup atau belum?

Apalagi, jika kita hanya memiliki satu orang anak.

Hanya anak tunggal.

Terlebih, seorang perempuan.

Maka, dia akan terus menjadi putri kecil keluarga mereka. Dijaga dengan benar-benar. Menjadi harta yang paling berharga.

Begitu pula, untuk Gio dan Aga. Mereka hanya ingin putri mereka tumbuh dengan sehat dan bahagia. Bisa memiliki banyak teman. Hidup dengan nyaman. Terus tersenyum dan tertawa. Apalagi, Asa memanglah anak yang ceria. Selalu terbuka dengan kedua orang tuanya. Memastikan, dua pria itu tidak perlu khawatir terlalu banyak, karena dia sudah bisa mengatasi beberapa masalah kecil sendirian.

Tapi, pagi hari itu, adalah kali pertama untuk mereka bertiga mengalaminya.

Pagi yang menakutkan untuk Aga, karena dia tidak tahu apa yang salah dengan putrinya.

Aga selalu memastikan, Asa berada dijangkauannya. Sehingga, ia bisa melihat sudah sejauh mana perkembangan putri mereka. Seperti apa pola pikirnya. Bagaimana anak itu memecahkan masalah. Aga berusaha sebisa mungkin, untuk selalu melihat tumbuh kembang gadis kecil itu. Agar suatu saat nanti, jika Asa telah dewasa, Aga tidak menyesal sebab melewatkan hal-hal penting dari pertumbuhan sang putri.

Tapi, pagi itu, rasanya terlalu tiba-tiba.

Ketika ia tengah mempersiapkan sarapan untuk mereka bertiga, putri kesayangannya berteriak. Merintih. Menangis memanggil mereka berdua. Tentu, pria cantik itu sontak langsung bergegas menuju kamar Asa. Bertemu dengan Gio yang juga tergesa-gesa untuk ke sana. Masuk ke dalam kamar, dan melihat Asa tengah meringkuk di atas ranjang. Wajah memerah dan basah karena tangisan.

"Papaaaaa!" teriak gadis itu lagi.

Lengannya Aga usap pelan, "Papa di sini, Nak. Asa kenapa, hm?" manik hitam memancarkan sorot penuh khawatir.

Gadis itu mengulurkan kedua tangan. Disambut oleh Aga dan membawanya ke dalam dekapan. Membiarkan Asa yang akhir-akhir ini mulai menolak untuk dipangku oleh Aga, duduk di atas kedua pahanya. Balas memeluk erat.

"Papa sakiiittt!" Tangis itu tak berhenti. Tersengguk-sengguk hingga membuat mereka semakin tak tega.

Gio berlutut di hadapan mereka. Mengusap punggung kecil itu dengan lembut, "Apanya yang sakit, Asa?"

"Perut Asa sakit, Daddy," rengek gadis itu. Membuat dua pria tadi langsung saling bertatapan.

"Asa makan apa tadi malam?" bisik Gio cepat.

"Sup ayam, sama kayak kita."

Perhatian keduanya kembali tertuju pada Asa. Gio menyelipkan rambut panjang putrinya ke belakang telinga agar bisa melihat wajahnya lebih jelas, "Kita ke rumah sakit aja ya."

Gadis itu masih tersengguk. Air mata pun belum berhenti. Kepalanya menyandar lemah di pundak Aga, "Papa, sakit banget, Pa," ujarnya sambil terisak.

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang