dua puluh dua

67.6K 9.4K 1K
                                    

Bolehkah Aga berteleportasi ke apartemen Andrew sekarang juga? Bolehkah?

Ini suasana yang benar-benar awkward untuknya.

Ugh, bayangkan saja! Diapit oleh pacar dan mantanmu secara bersamaan! Apalagi —ugh, Aga tidak percaya akan mengakuinya! Kak Zeno itu mantan terindahnya! Sial!

"Lo mau cari novel apa lagi?" tanya Gio. Ia segera mengambil empat novel berukuran tebal yang berada di tangan Aga agar pemuda cantik itu tidak kesusahan.

Aga berpikir sejenak. Apakah ada novel dari penulis kesukaannya yang sekiranya ada di toko buku ini atau tidak, lalu menggeleng.

"Ini aja deh kayaknya."

"Mau cabut sekarang atau mau liat-liat dulu?" tanya Gio lagi.

Aga tidak akan pernah rela untuk melangkah keluar dari toko ini sebenarnya. Tapi, ugh! Zeno sialan! Kenapa dia harus muncul disaat-saat seperti ini?! Aga tidak mau berdekatan dengan pemuda berkulit eksotis itu!

"Eh, kamu udah baca buku 'The tide knot' belum? Ada loh bukunya di sini," ujar Zeno sambil menarik pelan lengan Aga untuk mendapatkan perhatian dari pemuda cantik itu. Dan sialnya, dia berhasil.

"Hm? The tide knot? Tapi itu kan kalo nggak salah buku kedua. Gue belum baca buku yang pertama," balas Aga. Oh, dia nggak bakal pernah bisa mengabaikan pembicaraan seputar novel.

Gio cemberut. Ia ikut menarik lengan Aga yang satu lagi agar pemuda cantik itu menatapnya kembali.

"Kalo mau cari novel lain, gue temenin sekarang," ujar Gio.

Aga menggeleng, "Eh? Nggak deh. Udah cukup segitu doang."

Zeno menarik lengannya lagi, "Aku ada loh novel pertamanya. Kalo kamu mau minjam, ntar aku kasih."

"Ah, iya. Gue —"

Sekarang Gio yang menariknya.

"Kalo nggak ada lagi, yuk pulang!"

"Ah, oke —"

"Kalo lo mau pulang, pulang aja sendiri! Gue masih mau ngobrol sama Aga!" ujar Zeno sambil melepas paksa genggaman tangan Gio dari lengan Aga.

Kedua alis Gio menukik kesal. Lalu, ia melakukan hal yang sama pada tangan Zeno yang masih bertengger di lengan Aga.

"Ya, suka-suka gue dong! Gue ke sininya bareng Aga, berarti gue baliknya juga harus sama Aga! Lagian Aga sendiri juga mau balik, iya kan, SAYANG?!"

Aga meringis. Oke, dia memang senang sekali dipanggil begitu oleh pemuda pujaan hatinya. Apalagi ditambah dengan perasaan cemburu yang terlihat jelas di manik jati itu. Aga puas. Tapi, tetap saja, rasanya tidak mengenakkan sekali mengalami situasi seperti ini di depan umum.

"Erm.. iya. Kita emang mau pulang. Mungkin lain kali, Kak?" ujar Aga basa-basi.

"Ah, sayang banget. Kalo gitu, aku minta nomor hape kamu aja gimana? Biar nanti aku antar aja bukunya ke kamu pas aku sempat." usul Zeno.

Usul yang benar-benar tidak mengenakkan sama sekali untuk pasangan di depannya itu.

Aga tidak mau berurusan lagi dengan pemuda ini. Sementara, Gio sudah kesal sekali melihat tingkah menyebalkannya.

Gio tidak buta. Dia tau pemuda di depannya itu ingin memiliki Aga. Apalagi dengan statusnya sebagai 'mantan', membuat peluangnya lumayan besar. Gio tidak rela. Dia tidak mau cinta lama Aga bersemi kembali.

"Ah, sori, Kak. Ponsel gue ketinggalan dan gue sendiri nggak hafal nomor hape gue." ujar Aga —pura-pura— menyesal.

Zeno menatapnya kecewa, "Tapi, dipacar kamu ada kan?" tanyanya.

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang