tiga puluh dua

66.1K 8.4K 867
                                    

Gio memakan makan malamnya dengan kesal. Manik jatinya menatap Gema dengan tatapan tajam.

Masnya yang satu itu kembali membuat heboh.

"Pantesan mukanya nggak asing! Aduh, gimana nih?! Kalo dia ngadu ke bokapnya gimana?!" serunya histeris.

Gio memutar bola matanya kesal.

"Lo juga! Kenapa nggak ngasi tau gue kalo temen lo yang kemarin itu anaknya Pak Renaga?!!"

Gema frustrasi.

"Tsk! Bisa diem nggak sih?! Anjing gue aja bisa lebih tenang dari pada lu!" Ah, kalian pasti tau siapa yang berseru ini.

"Heh! Jangan samain gue dengan anjing bau busuk lo itu!"

"Anjing gue jauh lebih wangi dari pada lu di hari minggu!"

"Maksud lo apa?!!"

"UDAH! DIAAAM!" Gia berteriak kesal, "Kita ini lagi makan! Memang sih Mama sama Papa lagi di luar, tapi bukan berarti kalian bisa ngomong anjing-anjingan di sini!"

Gino berdecih dan melanjutkan makannya.

"Cerewet amat sih lo," gerutu Gema, "Gimana hubungan lo sama pacar lo itu? Kapan putus?"

Gia membanting sendoknya kesal, "Maksud Mas itu apa?! Kita nggak bakal putus!"

"Eh? Gue kira lu udah ditinggalin sama pacar lu kayak biasa," celetuk Gino.

"Heh! Gue nggak seburuk itu!"

"Kalo gue yang jadi pacar lo, pasti udah gue putusin jauh-jauh hari. Mana ada orang yang tahan pacaran sama cewek cerewet macam lo," ujar Gema sambil melirik sinis adik perempuannya itu.

"Siapa juga yang mau jadi pacar orang macam lo?! Gue sih mending pacaran sama Gio! Iya kan, Gio?"

Gio berdecak dalam hati. Kenapa dia jadi ikut terseret ke dalam pembicaraan ini?!

"Err.."

"Lu itu bukan tipe Gio," Gino bergumam sambil menyendokkan makan malamnya, "Gio itu suka yang kalem-kalem. Ya nggak?"

Manik jati Gio bergulir ke samping. Kalem? Hmm... Aga kalem kok, biarpun kadang-kadang galak sih.

"Mungkin agak galak dikit nggak masalah," ujar Gio.

"Tuh kan! Nggak masalah!" seru Gia.

"Lo itu cerewet! Bukan galak! Nggak bisa bedain yang mana cerewet, yang mana yang galak?!" gerutu Gema.

Gia cemberut. Kenapa memiliki banyak saudara laki-laki itu menyebalkan sekali?!

"Erm... Gue udah selesai," Gio beranjak dan membawa piringnya ke bak cuci piring.

Di belakangnya, Gino mengikuti.

"Jangan lupa cuci piring ntar!" seru Gema ke adik perempuannya tadi.

"Kenapa harus gue?! Kenapa nggak lo aja?"

"Lo kan cewek! Tugas lo ini."

Wajah Gia semakin menekuk. Ah, terlihat sekali diskriminasi jenis kelamin dikeluarga ini.

Gio kembali beranjak menuju ruang keluarga, dan menghempaskan tubuhnya di sofa panjang terdekat. Lampu ponselnya yang berada di atas meja berkelip-kelip, menandakan ada notif yang masuk.

Ia segera mengambil ponsel itu, dan mebuka layar kuncinya. Sebelah alisnya terangkat.

Om Rafael mengiriminya pesan.

'Hei, Gio! Maaf ganggu nih, Om mau tanya, kamu tau nggak jadwal Aga manggung di Luscious? Hari apa aja?'

Gio diam sejenak. Kalau diingat-ingat lagi, dia baru satu kali nontonin Aga manggung.

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang